Ini adalah news dari kompas.com bahwa Nasib PKS bagai di ujung tanduk. Kekeuh mendukung usulan hak angket di parlemen, PKS dinilai sebagai salah satu anggota koalisi yang membangkang.
Sekjen PKS Anis Matta mengatakan, justru PKS merasa bingung dengan tingkah Demokrat dalam mengelola komunikasi di dalam parlemen. Menurut Anis, masalah komunikasi memang menjadi catatan khusus PKS kepada Demokrat.
Ia mengatakan, pada awalnya antarpartai koalisi menyepakati pola komunikasi di mana semua keputusan strategis harus dibicarakan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan semua pimpinan partai koalisi.
"Tapi dalam banyak kasus, termasuk angket Century dan angket mafia pajak, sebenarnya tak pernah ada pertemuan antara SBY dengan pimpinan koalisi untuk menyatakan sikap beliau. Kita semua bersedia tunduk kepada seluruh kesepakatan. Masalahnya tak ada kesepakatan. Ini yang membingungkan kami dalam komunikasi," tegas Anis di ruangannya, di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (2/3/2011).
Wakil Ketua DPR RI ini pun memaparkan kebingungan yang dialami PKS melalui pengalaman lalu ketika hak angket Century disusulkan di DPR. Sebelum usulan angket Century diputuskan, Anis mengaku PKS sudah menyampaikan kepada SBY bahwa ada bukti obyektif sehingga hak angket harus diangkat.
"Kami minta arahan SBY dan kemudian beliau bilang silakan. Tapi, teman-teman Demokrat bilang kita harus mundur. Maka, kita tak mengerti pola komunikasi itu. Kenapa ada perbedaan antara komunikasi beliau dengan kami dan Demokrat kepada kami. Jadi ini harus dievaluasi," tambahnya.
Anis juga menuding elite Demokrat justru yang gagal dalam mengelola komunikasi antarpartai koalisi. Namun, justru dampaknya ditimpakan kepada anggota koalisi. Bahkan, Anis mengeluhkan bahwa partai koalisi diperlakukan sebagai partai yang diakuisisi oleh Demokrat, bukan partai koalisi. Pola komunikasi inilah, lanjut Anis, yang harusnya dievaluasi oleh SBY terkait koalisi. Setelah itu, baru SBY bisa mengevaluasi substansi kerja sama koalisi yang tecermin dalam momen dua kali hak angket, Century dan mafia perpajakan.
"Soal substansi adalah apakah dalam dua kali angket ada pelanggaran terhadap kontrak politik. Jadi kalau kita ingin melihat substansi, maka lihat dalam dua kali angket kita compare (bandingkan) dengan kontrak politik, mana yang melanggar?" tandasnya.
Demokrat bantah
Ketua DPP Demokrat Saan Mustofa membantah buruknya kualitas komunikasi antarpartai koalisi di dalam Sekretariat Gabungan. Menurut Saan, Demokrat selalu berupaya agar koalisi berjalan lebih solid, menjamin adanya kebersamaan, dan memperbaiki kualitas komunikasi.
"Kalau menyangkut katanya Demokrat dan Golkar mendominasi, sudah kita tegaskan prinsip dasar di Setgab adalah kesetaraan dan kesejajaran. Enggak ada saling mendominasi dan memaksakan. Setara, bagaimana masing-masing sikap dan pandangan itu kita jadikan sebuah bahan bersama untuk mencari solusi," tegasnya.
Rabu, 02 Maret 2011
Nasib PKS di ujung tanduk?
Related Posts:
Pengelola Media Agar Hormati Bulan Ramadhandakwatuna.com – Medan. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Tifatul Sembiring, mengimbau pengelola media massa untuk menghormati umat… Read More
Top 10 Website IslamiSaat ini ada banyak sekali website Islami yang sekarang ada di jagat maya Indonesia. Ribuan bahkan mungkin puluhan ribu website/blog Islami di Indones… Read More
Gaddafi Berusaha Bujuk Al-Azhar untuk Kutuk Serangan NATOSebuah delegasi Libya yang dikirim oleh Presiden Muammar Gadadfi berusaha membujuk Syaikhul Azhar Ahmad al-Thayyib untuk mengutuk serangan pasukan NAT… Read More
Festival Al-Qur’an Indonesia Segera DibukaFestival al-Qur’an Indonesia (FAI) akan segera dibuka pada Jum’at (22/07/2011) di Gedung Bayt al-Qur’an, TMII, Jakarta. Rencananya pameran al-Qur’an t… Read More
Marzuki Ali: Sistem Rekrutment Partai Perlu diperbaikiMAKASSAR - Ketua DPR RI Marzuki Alie mengatakan salah satu penyebab rendahnya kinerja DPR periode 2009-2014 adalah belum baiknya sistem rekrutmen part… Read More


0 komentar:
Posting Komentar