IRWAN - HASAN HAMIDO - MUDZAKKIR ALI

Ketiga ikhwah ini yang berhikmat dan mengabdikan dirinya di DPD PKS Makassar, periode 2009 - 2014

Hasan Hamido

Ketua DPD PKS Kota Makassar.

Muh.Djafar Nurdin

Ketua Dewan Pimpinan Cabang Kecamatan Tallo

Irwan, ST.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Makassar.

Andi Akmal Pasluddin

Anggota Legislatif DPR RI.

Minggu, 27 Maret 2011

Ratusan Kader PKS Demo di Monas

Ratusan kader dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar aksi kepedulian terhadap masyarakat sipil yang menjadi korban krisis politik dan konflik bersenjata Timur Tengah di Taman Monumen Nasional, Jakarta, Minggu (27/3/2011). PKS meminta Pemerintah Indonesia mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi demi mengakhiri krisis di Timur Tengah seperti di Libya, Yaman, Bahrain, dan Palestina.
"Yang terjadi di Libya, intervensi negara-negara asing. Mereka menunggangi resolusi Dewan Keamanan PBB untuk melindungi sipil dari pesawat Libya. Tapi, yang terjadi justru korban serangan adalah masyarakat sipil," ujar politisi senior PKS, Hidayat Nur Wahid, di Monas, Jakarta, Minggu.
Berdasarkan pengamatan Kompas.com, ratusan kader dan simpatisan PKS tersebut membawa bendera-bendera PKS atau bendera Palestina yang bertuliskan kalimat "Save Palestine". Baik perempuan maupun laki-laki tampak berkumpul di depan panggung orasi di tengah teriknya matahari Minggu siang ini. Sejumlah kader juga tampak mengumpulkan sumbangan untuk krisis Timur Tengah. Mereka membawa kantong-kantong cukup besar berwarna biru bergambar bendera PKS dan Palestina memutari taman Monas.
Selain itu, sejumlah petugas Pandu Keadilan tampak mengamankan panggung aksi keadilan ini. Menurut keterangan pers yang dibagikan, aksi akan diwarnai dengan orasi sejumlah petinggi PKS. Dijadwalkan, Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq hadir dalam aksi tersebut. Demikian juga Sekretaris Jenderal PKS Anis Matta. Di samping itu, sejumlah politisi senior seperti Wakil Ketua DPD Laode Ida dan Sabam Sirait berencana hadir. Sejumlah tokoh lintas agama pun turut memeriahkan aksi. Di antaranya, hadir Ketua Wali Gereja Injil Indonesia Nus Riemas.
Seperti diberitakan, Amerika Serikat dan sekutunya mulai melancarkan serangan ke Libya pascadikeluarkannya resolusi PBB yang menghalalkan segala cara untuk menghentikan krisis politik di negara kaya minyak itu. Alih-alih melindungi warga sipil dari rezim Presiden Libya, Moammar Khadafy, serangan sekutu justru menimbulkan banyak korban masyarakat sipil. "Pembunuhan, no! Pembantaian, no!" teriak para kader PKS.

PKS Pilih Pikirkan Libya daripada Yusuf Supendi

Para petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) enggan bermanuver dalam menanggapi tudingan Yusuf Supendi. Mereka lebih memilih memikirkan invasi sekutu ke Libya dan persiapan ulang tahun PKS.
Mereka tidak mau berpolemik, apalagi melapor balik Yusuf ke Kepolisian karena melakukan pencemaran nama baik. "Kita tidak terganggu sama sekali. Kita lebih banyak membicarakan agenda-agenda hari ini, ada rencana menyikapi Libya, mempersiapkan ulang tahun PKS ke-13," ujar Ketua Fraksi PKS DPR RI Mustafa Kamal saat menghadiri acara di Taman Ismail Marzuki, Sabtu (26/3/2011).
Dia mengaku, partainya tidak mau repot-repot menanggapi hal itu. Mustafa beranggapan selama ini tidak ada masalah di tubuh PKS. "Yang kita bicarakan soal harga bahan bakar minyak (BBM) dan naiknya harga. Juga kemungkinan inflasi," jawabnya diplomatis.
Sikap itu akan dipertahankan meskipun jika kelak Yusuf Supendi melaporkan hal ini ke Mabes Polri seperti yang pernah dilakukannya dengan melapor ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bahkan, Mustafa mengatakan akan lebih mempercayai aparat penegak hukum dalam menanggapi persoalan ini sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Menanggapi Yusuf, sama saja dengan menghabiskan energi secara percuma. "Serahkan semua kepada pihak terkait. Kita percaya bahwa sebagai lembaga profesional yang diatur dalam perundangan akan bersikap objektif dan mengedepankan azas-azas yang sudah ditetapkan dengan undang-undang," jelasnya. [tjs]

Sabtu, 26 Maret 2011

Keluar dari lilitan Hutang: nasehat dari Pak Heppy Trenggono

Hutang ternyata tidak hanya menjadi persoalan pelik para pebisnis besar tetapi juga pelaku ekonomi mikro di pasar-pasar tradisional. Ibu-ibu pedagang yang berjualan di pasar-pasar di sekitar Jogjakarta dan Jawa Tengah banyak yang terjebak lilitan hutang. Pemahaman tentang hutang yang keliru adalah penyebab utama para pedagang kecil ini jatuh dalam lilitan hutang. Maksud hati ingin segera keluar dari masalah dengan cara mengambil “uang mudah” malah justru jatuh dalam masalah yang lebih besar dari masalah sebelumnya. Rayuan uang mudah itu membuat para pedagang tidak memperdulikan berapa besar bunga yang harus dibayarnya.  Fakta ini terungkap dalam tanya jawab di forum pengajian bisnis yang digelar oleh Pondok Pesanteren Al Husein, Krakitan, Salam, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu siang.   Sebuah pondok pesanteren yang dipimpin oleh KH. Muhsin yang terletak di ruas jalan Magelang-Jogjakarta. Pengajian bisnis yang menghadirkan pembicara tunggal Presiden IIBF, Ir. H. Heppy Trenggono, MKomp ini,  dihadiri oleh sejumlah pimpinan pondok  pesanteren di sekitar Jogjakarta dan Jawa Tengah. Di forum itu beberapa kyai dan pengasuh pondok juga mengungkapkan masalah yang sama. Banyak jemaah pengajian dan warga sekitar pesanteren yang menjadi pelaku ekonomi menengah mengalami masalah serupa, hutang.  Bedanya dengan ibu-ibu pedagang  tadi angka mereka sudah pada level puluhan hingga ratusan juta rupiah. “Hutang itu sudah menjadi masalah jemaah kita, pak Heppy, dan kita semua tidak tahu kemana harus mengadu dan mencari tahu bagaimana caranya terhindar dari lilitan hutang,” kata seorang Kyai yang mengaku mewakili  teman-teman dan jemaahnya. 
Menjawab pertanyaan itu, Heppy memberi beberapa tip Apa yang harus dilakukan dan Apa yang tidak boleh dilakukan  dalam berbisnis. “Hindari riba dalam bisnis karena tidak ada bisnis yang sehat jika di dalamnya ada uang-uang riba. Riba itu tidak hanya menghilangkan keberkahan tetapi juga menjadi pintu masuk 73 dosa besar lainnya,” kata Heppy.  Bagi mereka yang sudah terlanjur terlilit hutang Heppy meminta untuk segera berhenti berhutang. Apalagi hutang itu digunakan untuk membayar bunga hutang yang lain. “Sangat tidak boleh, “ kata Heppy tegas.   Dan hal pertama yang harus ada untuk bisa lunas  hutang adalah niat untuk melunasi  hutang itu. Karena banyak orang mencari berbagai cara untuk menghindari membayar hutang. Orang yang memiliki niat untuk membayar hutang, jaminan Allah untuknya bahwa hutangnya akan lunas di dunia. Dalam banyak kasus, orang yang jatuh dalam lilitan hutang dapat bebas  dari hutang dan bangkit dengan kekayaan yang berlipat-lipat dari sebelumnya. Syaratnya, lanjut Heppy, orang itu tetap menjadi orang yang bermental kaya. Meski dalam posisi berhutang orang itu tetap memberikan sedekah kepada orang yang membutuhkan. “Maka jangan pernah untuk meminta sedekah jika bapak ibu mau keluar sebagai orang kaya,”  Heppy memperingatkan.  Sedekah itu, lanjut Heppy bukan dari orang kaya kepada orang miskin tetapi dari orang yang mau kepada orang yang membutuhkan. Karena itu Alqur’an banyak menggunakan istilah lapang dan sempit untuk orang yang mau bersedekah dan menafkahkan harta.
 Pada bagian awal pengajian, Heppy banyak menceritakan perjalanan hidup dan bisnisnya. Suka duka sebagai seorang pengusaha dan perjuangannya untuk beralih ke bisnis yang berdasarkan pada nilai-nilai Alqur’an dan Hadist. “Saya justru jatuh ke dalam hutang Rp.62 miliar setelah saya berkomitmen untuk meninggalkan bisnis dengan system riba ke bisnis yang syariah. Tetapi saya sampaikan kepada Allah SWT, Ya Allah, jika ini adalah kehendakmu maka aku ridho dan tidak ada urusannnya dengan yang lain,” kata Heppy . Apa resepnya untuk bisa bangkit dari hutang 62 miliar itu..? “Terus terang saya tidak tahu. Yang saya lakukan hanya sa’i  saja,” ungkap Heppy . Sa’I yang dimaksud Heppy adalah terus berusaha membangun diri dan bisnis. Belajar ilmu-ilmu bisnis dan mendalami agama hingga terus mencari peluang di dalam dan di luar negeri. Dan dari perjalanan itulah muncul bisnisnya yang sekarang yang disebutnya sebagai “rizki yang tak disangka-sangka”.

Pada bagian akhir Heppy mengajak para ulama dan jemaah untuk bersama-sama membangun ekonomi ummat dan bangsa agar ummat dan bangsa Indonesia ini tidak mengalami keterbelakangan dan penjajahan ekonomi. “Dulu yang dijajah adalah tanah air kita, hari ini yang dijajah adalah kehidupan kita dengan membanjirnya produk-produk asing yang membuat kita tidak berdaya. Maka untuk membangkitkan ekonomi ummat dan bangsa ini kita harus mulai dengan semangat pembelaan terhadap umat dan bangsa sendiri, “ kata Heppy. Heppy kemudian menyampaikan gerakan Beli Indonesia kepada para hadirin dan memperkenalkan simbol jari telunjuk untuk Beli Indonesia. Dengan membeli produk sendiri maka industri akan bertumbuh, industri tumbuh berarti lapangan kerja meningkat, lapangan kerja banyak adalah penghidupan untuk anak-anak bangsa. “Tidak perlu anak-anak kita ke negeri orang menjadi TKI atau TKW karena kehidupan ada di negeri sendiri,” Heppy meyakinkan. Dan jika ekonomi rakyat bergerak dengan sendirinya ekonomi negara juga terangkat.
 Azan zhuhur sudah berkumandang dan pengajianpun berakhir yang dilanjutkan dengan sholat Zhuhur berjemaah. Usai sholat sebagian besar jemaah masih enggan meninggalkan mesjid pesanteren itu dan terus mengikuti , seolah-olah waktu selama 4 jam tadi masih terasa kurang. Di pendopo rumah KH. Muhsin, Heppy dan rombongan pamit kepada para kyai dan ulama untuk segera  kembali ke Jakarta. KH. Muhsin tak bisa menyembunyikan rasa harunya dan meminta Heppy Trenggono untuk kembali datang ke pesanterennya. “Pak Heppy, ini permintaan dan saya sungguh-sungguh  meminta agar bapak bisa kembali lagi ke sini. Saya tahu bapak sangat sibuk dan saya tahu banyak orang yang membutuhkan bapak di tempat lain. Kami semua di sini berdoa agar bapak tetap istiqomah dan terus melanjutkan perjuangan ini,” kata Kyai Muhsin dengan penuh haru yang diamini oleh kyai yang lain.   “Insya Allah, Pak Kyai. Mudah-mudahan Allah meridhoi dan memberi  kita petunjuk,” balas Heppy sembari memeluk para ulama bergantian. Selang beberapa saat, Alphard hitam   B 1207 J itu bergerak meninggalkan halaman pesanteren itu menuju bandara Adi Sucipto, Jogjakarta. (AA)

Jumat, 25 Maret 2011

'Mata Kalong' & 'Gagak Hitam' di PKS?

Ruang publik akhir-akhir ini didominasi pernyataan bekas politikus PKS Yusuf Supendi. Ragam persoalan internal PKS tumpah ruah. Yusuf menghadirkan banyak kejutan soal PKS. Ada apa dengan Yusuf?
Nama Yusuf Supendi, tiba-tiba melejit bak meteor. Meski pernah menjadi anggota DPR periode 2004-2009, namun justru setelah pensiun dari DPR namanya melejit. Jelas bukan prestasi yang membuat namanya mencuat. Ironinya, karena ragam pernyataan sensitifnya yang mengibarkan namanya.
Sejumlah perkara sensitif yang sifatnya pribadi pun, Yusuf 'ewer-ewer' ke publik. Sebut saja urusan poligami salah satu petinggi PKS juga masuk ruang publik dan politik.
“Pada saatnya, nama tiga elit PKS itu boleh dibuka. Pasti ini akan gempar, karena saya menangani banyak kasus poligami di PKS. Saya akan keluarkan peluru ini satu per satu nanti. Sekarang, nama-nama itu jangan disebut dulu. Kasusnya saja diungkap," ujar Yusuf Supendi.
Sebelumnya, Yusuf juga berkoar-koar soal serentetan kasus yang diduga melibatkan petinggi PKS seperti Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dan Sekjen DPP PKS Anis Matta. Luthfi terkait isi SMS ancaman terhadap Yusuf. Sedangkan Anis Matta terkait dugaan penilepan sejumlah uang.
Sumber INILAH.COM di internal DPP PKS menyebutkan, apa yang dilakukan Yusuf Supendi saat ini sebenarnya cerita lama. Hal tersebut tidak terlepas soal pemecatan Yusuf Supendi dari PKS.
Sumber tersebut menyebutkan, beberapa persoalan yang muncul dari Yusuf terkait dengan keengganan dirinya untuk menyumbang ke partai. "Dulu ada SK 25 dari DPP PKS yang memotong gaji anggota DPR sebesar Rp6 juta. Namun selama Yusuf berada di DPR, tidak pernah menyumbang ke partai dan dapil," jelasnya.
Selain persoalan tersebut, Yusuf juga pernah tersandung penggunaan uang yayasan yatim piatu. "Tapi sudah dikembalikan. Waktu itu Ustadz Yusuf lagi perlu," katanya.
Kapasitas Yusuf Supendi yang juga mantan anggota Dewan Syariah Pusat PKS sebagai tempat pengadilan internal kader PKS, jelas memiliki dokumen penting tentang kader-kader partai yang diadukan di lembaga tersebut. Sayangnya, kapasitas Yusuf tersebut justru menjadi alat baginya untuk merusak PKS.
Jika niat Yusuf Supendi melakukan serangkaian manuver ini untuk kebaikan partai, sejatinya ada mekanisme yang harus ditempuh. Klaim Yusuf Dewan Syariah Pusat PKS tidak meladeni aduannya, ternyata ditampik sejumlah elit PKS.
Kini, setelah mengadukan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq Yusuf justru mengumbar persoalan sangat privat kader PKS yakni ihwal pernikahan poligami sejumlah kader.
Persoalan yang sejatinya menjadi urusan personal, tapi kemudian berkat Yusuf digeser menjadi urusan publik. Jelas ini tidak tepat. Ruang publik jelas untuk publik. Bukan untuk urusan personal.
Politikus senior PKS Soeripto mengaku, PKS telah lama melakukan upaya pendekatan dan mediasi dengan Yusuf Supendi. Namun beragam usaha tidak mempan. "Sudah berkali-kali kita lakukan pendekatan. Tapi ya seperti itu adanya," katanya kepada INILAH.COM. di Jakarta, Minggu (20/3/2011).
Meminjam istilah Menseskab Dipo Alam, jangan sampai Yusuf Supendi melakukan serangkaian manuver ini seperti gagak hitam yang berjubah merpati putih. Tampilan depan untuk perbaikan, namun sejatinya di dalamnya mengandung rasa dendam dan sakit hati.
Begitu pula, Yusuf jangan sampai menggunakan mata kalong, yang melihat hanya dari sudut pandang kegelapan saja. Sebagai mantan pendiri PKS, seharusnya Yusuf dapat melakukan upaya lebih konstruktif, jika niatannya untuk meluruskan PKS. Jangan merusak susu sebelangga karena nila setitik. Langkah Yusuf potensial merusak susuk sebelanga, yang bernama PKS.

PKS Tuding Syamsul Balda Amoral

Ketua Badan Penegak Disiplin DPP PKS, Aus Hidayat Nur terheran-heran dengan langkah mantan Wapres PK Syamsul Balda yang terus menyerang elite PKS. Padahal, menurut Aus, dialah yang sebetulnya bermasalah secara moral dan integritas pribadinya hingga dipecat dari PKS.
"Dia selalu menyebar fitnah. Padahal, dia dipecat dulu oleh Yusuf Supendi karena amoral. Dia bermasalah integritas pribadinya. Dia punya masalah besar," ujar Aus ketika dihubungi wartawan, Jumat (25/3/2011).

Namun, Aus enggan membuka apa kasus amoral yang pernah dilakukan Syamsul. "Sudah menjadi rahasia umum. Sudah banyak yang tahu bagimana kehidupan dia. Kalau dia membuka aib orang berarti dia membuka aib sendiri," tandasnya.
Aus menilai manuver Syamsul menjelek-jelekkan petinggi PKS tidak ubahnya anak kecil yang berulah nakal. "Dia seperti anak nakal yang dipecat merengek-rengek minta permen. Kalau orang sakit hati apa saja dilakukan," tukasnya.

Terkait tudingan yang dialamatkan kepada Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin yang dianggap hidup mewah, Aus minta jangan sembarang menghasut Hilmi yang selama ini dikenal tokoh sederhana.
"Jangan nuduh sembarang. Ustadz Hilmi sosok sederhana. Sementara Symasul sendiri tersandung kasus asusila. Punya masalah besar. Nanti Allah yang akan buka aib dia," terangnya.

Eks Petinggi PKS: Tuduhan Yusuf Sulit Dibuktikan

Mantan petinggi PKS Habibullah mengatakan konflik antara mantan Wakil Ketua Dewan Syariah Partai Keadilan Yusuf Supendi dengan elite-elite PKS sudah berlangsung lama.

"Kalau pak Yusuf tarik ulurnya lama, puncaknya saat muncul perbedaan sikap untuk mendukung Amien Rais atau Wiranto (pada Pemilu 2004)," kata Habibullah, kepada INILAH.COM, Jakarta, Jumat (25/3/2011).

Jadi, sambung dia konflik antara Yusuf dan elite PKS hanya karena perbedaan pandangan. "Ini kan hanya persoalan karakter orang saja."

Sementara terkait pertikaian Yusuf dan elite PKS yang semakin meruncing, Habibullah enggan turun andil mengomentari. "Biarkan saja lah, kalau memang konflik ini untuk mencari kebenaran, toh kalau tuduhan itu salah kan bisa sebagai check and recheck. Saya tidak berpihak kepada siapapun, saya lebih suka umat yang diuntungkan," paparnya.

Ia juga mengatakan jika hal ini terbuka kebenarannya maka pertikaian ini tidak akan remang-remang lagi. Namun, ia menilai tudingan adanya dugaan korupsi yang dilakukan elite PKS sulit untuk dibuktikan."Tudingan pak Yusuf susah dibuktikan, tapi kalau berani berjuang silakan. Tudingan yang bergaya hidup borju akan ada kebenarannya," ujarnya.

Seperti diberitakan, Yusuf Supendi membuat geger jagad politik nasional. Mantan Wakil Ketua Dewan Syariah PKS ini mengungkap kebobrokan sejumlah elite PKS terkait persoalan dugaan korupsi dana partai dan pelanggaran aturan poligami. [mah]

Hilmi Aminuddin Menangis di Atas Podium

Publik masih banyak yang belum mengenal Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin. Posisi Hilmi sangatlah strategis karena memiliki kewenangan besar dalam menentukan arah partai.

Hilmi Aminuddin telah dua periode menduduki posisi tersebut setelah menggantikan KH Rahmat Abdullah pada 2005. Kiai kharismatik asal Bandung tersebut terpilih menjadi Musyawarah Majelis Syuro I Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang berlangsung 26-29 Mei 2005 di Jakarta.

Hilmi Aminuddin terpilih melalui mekanisme voting tertutup dengan mendapatkan 29 suara dari 50 anggota Majelis Syuro. Dia mengungguli tiga calon lainnya yakni Salim Segaf Al-Jufri (12 suara), Surahman Hidayat (8 suara) dan Abdul Hasib (1 suara).

Lalu pada 2010, Hilmi kembali terpilih menjadi ketua Majelis Syuro dalam Pemilihan Raya (Pemira) Majelis Syuro PKS. Mekanisme Pemira untuk memilih angota majelis syuro yang baru ini selayaknya pemilu. Jumlah anggota MS yang dipilih ada 99 orang.

Dalam pemira ini, PKS telah membentuk panitia prapemira yang akan menyeleksi sekitar 1.000 anggota ahli PKS menjadi 195 calon nama. Penyeleksian tersebut berdasarkan syarat yang telah ditetapkan oleh AD/ART.

Dari 195 nama ini akan dipilih 65 nama terbanyak. Setelah diambil sumpahnya, mereka yang terpilih ini akan menunjuk 32 nama sebagai anggota ahli majelis syuro. Sedangkan dua anggota lainnya adalah anggota tetap majelis syuro yaitu Hilmi Aminuddin dan Salim Segaf Al-Jufri.

Terpilihnya kembali Hilmi sebagai pucuk pimpinan PKS tidak mengagetkan, sebab saat ini belum ada ulama PKS sekelas dirinya. Satu-satunya yang memenuhi kualifikasi adalah mantan Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan periode 1999-2005 (Alm) KH Rahmat Abdullah yang telah meninggal.

Saat terpilih menjadi ketua Majelis Syuro PKS untuk kedua kalinya, Hilmi Aminuddin menangis deras di hadapan anggota Majelis Syuro PKS. Di atas podium dia merasa telah gagal melakukan kaderisasi.

"Ustadz Hilmi menangis sesegukan, dia merasa belum berhasil mengkader kami karena harus terpilih lagi jadi ketua Majelis Syuro," ujar anggota Majelis Syuro PKS Jazuli Juwaini kepada INILAH.COM, Senin (21/3/2011).

Ketika itu, sebenarnya Hilmi tidak bersedia menjadi ketua Majelis Syuro PKS lagi. Namun dikarenakan desakan yang kuat dari mayoritas anggota Majelis Syuro, Hilmi tak bisa menolak amanah.

"Ustadz Hilmi saat itu bilang, seharusnya yang menjadi ketua majelis syuro adalah yang lain karena beliau merasa sudah tua dan ingin istirahat. Bahkan Ustadz Hilmi tidak berminat menjadi apapun, jadi menteri apalagi anggota DPR," ujarnya.

Di mata Jazuli, Hilmi adalah sosok bersahaja dan sederhana. Dia menilai Hilmi sebagai panutan yang tak memiliki syahwat politik tinggi. "Saya percaya, Insya Allah Ustadz Hilmi tak punya ambisi politik apapun, yang dipikirkannya hanya untuk umat dan dakwah saja," terangnya. [

Inilah Jurus Anis Matta Hadapi Rintangan Dakwah

Dalam menghadapi tantangan perjuangan, Sekjen PKS Anis Matta memiliki empat syarat yang diyakininya akan membawa keberhasilan.

Syarat pertama menghadapi tantangan adalah memperkuat hubungan dengan Allah SWT. "Sebab dia yang mengatur permainan, dia sumber ketenangan, keteguhan dan keberanian," tulis Anis dalam akun Twitter-nya.

Syarat kedua yang ditulis Anis adalah kelapangan dada dengan cara tidak mempersonalisasi masalah, tidak dendam dan tidak marah apalagi panik.

Syarat ketiga adalah pemahaman yang menyeluruh terhadap keseluruhan situasi dan lingkungan serta peta masalah yang jelas. Dan syarat terakhir adalah soliditas organisasi dan pasukan yang memungkinkan semua rencana terlaksana dengan baik.

Seperti diberitakan, Anis Matta cs mendapatkan serangan bertubi-tubi dari mantan pendiri Partai Keadilan Yusuf Supendi. Yusuf bahkan melaporkan Anis Matta keKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan penggelapan dana partai. Yusuf juga mengancam akan melaporkan Anis Matta cs ke Mabes Polri terkait dugaan kasus yang sama. [mah]

Islah di PKS Bagus Tapi Salah Konteks

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) termasuk partai politik yang rapih dalam sistem internalnya. Hingga persoalan internalnya tak banyak diketahui oleh publik. Kemunculan Yusuf Supendi tak ubahnya membuka kotak pandora di PKS. Menariknya, konflik antarpolitisi PKS tak terkoneksi satu sama lain.
Petinggi PKS selalu wanti-wanti, persoalan Yusuf Supendi bukanlah masalah perbedaan pendapat di internal partai. Namun, persoalan Yusuf adalah persoalan pelanggaran. Oleh karenanya, islah atau rekonsiliasi tak dapat dilakukan.
"Islah bagus, tapi salah konteks. Ini pelanggaran, bukan perbedaan pendapat. Ini orang punya pelanggaran, ya dipecat," ujar Sekjen DPP PKS Anis Matta kepada INILAH.COM di Jakarta, Jumat (25/3/2011).
Anis menegaskan di PKS, individu harus menjaga jarak dengan organisasi. Langkah ini ditempuh agar individu tidak kebih kuat dari organisasi. Ini sejalan dengan demokrasi, sambung Anis, yang menghilangkan privilege individu. "Karena jika individu lebih besar dari organisasi, organisasi itu akan mati muda," papar Anis.
Dia pun menegaskan jabatan di PKS bukan berarti menjadi imunitas bagi seseorang. Dia menyebutkan, kasus yang menimpa Yusuf Supendi yang pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Syariah PKS, serta mantan Wakil Presiden PK Syamsul Balda adalah bukti sistem yang bekerja di PKS.
"Kita memecat mantan Wapres PK, anggota Majelis Syura. Bayangkan saat itu kita baru membentuk partai baru (dari PK ke PKS), tapi pelanggaran ya pelanggaran," tegasnya. Konflik di internal PKS dengan sanksi pemecatan terhadap kader yang bermasalah sejatinya tidak memiliki koneksi satu dengan lainnya, semua berdiri sendiri.
Jika belakangan mereka yang bermasalah di PKS, tak lebih sekadar hubungan taktis. Seperti hubungan Yusuf Supendi dengan mantan Wakil Presiden PK Syamsul Balda. Pemecatan Syamsul Balda dari PKS justru diteken Yusuf Supendi dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Syariah. "Yang pecat Syamsul ya Yusuf Supendi," seloroh Anis.
Mantan Wakil Presiden Partai Keadilan (PK) Syamsul Balda menyebutkan dirinya sama sekali tidak dipecat PKS. "Saya tidak pernah dipecat dari PKS, namun mengundurkan diri. Arsip pengunduran dirinya masih ada," akunya. Mereka yang dipecat PKS menurut Samsul tidak menerima surat pemecatan tapi hanya dibacakan surat pemecatannya saja.
Beberapa nama yang dipecat sejak era PK hingga PKS di antaranya, Mashadi, Habibullah, Sigit Pramono dan Didin Hafiduddin. "Mereka dipecat karena kritis di partai," katanya. Syamsul mengakui, setiap kader yang dipecat dari PKS tidak berhubungan satu dengan yang lainnya.
Mashadi saat dihubungi enggan berkomentar banyak terkait kisruh di internal PKS. Dia mengaku tidak lagi mengikuti perkembangan PKS sejak dirinya keluar dari PKS. "Saya tidak tahu," elaknya.
Kasus pemecatan kader PKS berbeda satu dengan lainnya dan tidak saling terkoneksi. Samsul mengaku sama sekali tidak berhubungan dengan Yusuf Supendi 10 tahun terakhir. "Saya sudah lama tidak berhubungan dengan Ustadz Yusuf," akunya. Namun, seiring bergulirnya kasus Yusuf Supendi, bisa saja mereka yang dipecat berkonsolidasi.

Diundang Yusuf Supendi, Anis Pilih Kumpul di PKS

Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta tidak memenuhi undangan pendiri Partai Keadilan (PK) Yusuf Supendi untuk mengklarifikasi tuduhan korupsi kepadanya. Sebab, pada saat bersamaan, Anis berkumpul bersama anggota DPP PKS di Kantor DPP PKS.
"Ini pertemuan informal. Anis ada di atas, kantor DPP PKS di Jl TB Simatupang, Jakarta Selatan," ujar salah satu anggota DPP PKS yang enggan disebutkan namanya, kepada INILAH.COM, Jumat (25/3/2011) petang.

Anggota DPP PKS tersebut menegaskan tidak ada agenda khusus yang dibicarakan dalam pertemuan informal DPP PKS. "Soal Ustad Yusuf Supendi tidak ada, kita berbicara yang biasa saja," imbuhnya.
Petinggi PKS enggan membeberkan hasil pertemuan di TB Simatupang itu.Sekjen PKS Anis Matta yang menjadi target tudingan Yusuf juga enggan membuka suara. Anggota DPP PKS lainnya, Fachri Hamzah juga menolak berkomentar.
Sebagaimana diberitakan, salah satu deklarator Partai Keadilan (PK) Yusuf Supendi meminta Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta datang pukul 16.00 WIB ke rumahnya.

Yusuf mengundang Anis untuk melakukan tabayun alias klarifikasi mengenai dugaan penggelapan dana Pilkada DKI Jakarta tahun 2007 sebesar Rp10 miliar. Anis tidak bisa datang karena ada pertemuan informal dengan anggota DPP PKS. [bar]

Inilah Elite PKS yang Dituduh Lakukan Dosa Besar

Mantan anggota Majelis Syuro PKS Yusuf Supendi mengungkapkan, ada anggota DPR dari PKS saat ini yang menerima suap ratusan juta.

Selain menerima suap, sang legislator juga diduga melakukan pelanggaran moral berat. Menurut Yusuf, anggota tersebut memiliki akhiran nama beinisial O, dan berasal dari daerah pilihan di wilayah Jawa.

"Elit PKS anggota DPR masih aktif miliki nama Jawa dengan akhiran O, tetapi bukan orang Jawa, hanya dapilnya dari Jawa," sebut Yusuf kepada INILAH.COM, di kediaman rumahnya di Jl Lapan V No 28, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (25/3/2011).

Mantan wakil ketua Dewan Syariah PKS ini mengatakan, dirinya akan melaporkan suap ratusan juta tersebut ke Kepolisian. "Kalau dia mau menyerang saya, saya akan sikat, saya akan bongkar uang ratusan juta, saya tahu," ucapnya.

Ketika ditanya skandal lainnya yang akan ia beberkan, Yusuf enggan beberkan yang lain, pasalnya yang ia beberkan hanyalah peluru peluru kecil, "Belum saatnya karena saya punya peluru besar yang nanti saya ungkapkan, nantilah, tunggu saya lapor ke Mabes Polri dulu," tegasnya.

Seperti diberitakan, Yusuf Supendi membuat geger jagad politik nasional. Mantan Wakil Ketua Dewan Syariah PKS ini mengungkap kebobrokan sejumlah elite PKS terkait persoalan dugaan korupsi dana partai dan pelanggaran aturan poligami. [mah]

Yusuf Supendi Tak Berniat Dirikan PKS Tandingan

Yusuf Supendi tidak berencana membuat partai baru tandingan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Tujuan Yusuf membongkar aib PKS semata-mata untuk mengingatkan kader PKS untuk tidak melakukan perbuatan tercala.
”Saya tidak mau membuat partai,tapi sejak 2005 sudah saya ingatkan untuk tidak berbuat kecurangan atau skandal. Saya sering bilang begitu,sudah saya ingatkan,“ ucapnya di kediamannya di Jl Lapan V No 28, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (25/3/2011).
Sebelumnya, Wasekjen PKS Mahfudz Siddik menyatakan PKS mempersilakan mantan petinggi PKS itu untuk membuat partai tandingan dari pada mencela-cela PKS dengan tudingan tidak berdasar. Langkah ini lebih baik dibandingkan menuding para petinggi PKS melakukan perbuatan tercela.

Menurut Yusuf, ia merasa kader dan petinggi PKS sudah bobrok, sehingga ia merasa perlu untuk mengingatkan. Karena itulah ia membeberkan skandal yang ada dalam tubuh PKS.
“Kalau begini terus yang saya lakukan dampaknya ke PKS, sejak 2005 sudah di ingatkan. Yang saya tunjuk itu perorangan, bukan institusi PKS,” tegas Yusuf.

Selasa, 22 Maret 2011

Ombak Ujian "Kapal PKS"


Saya pribadi tidak bisa berkomentar banyak dengan kejadian ini karena yang berhadapan adalah 'murobbi khabir' Saya tambah tidak mengerti dimana aplikasi 'amal jama'ih' itu diaplikasikan? diamana ajaran tarbawih itu membumi? Tapi ada tulisan dari Seno widi harjo patut jadi rujukan. sbb:
Tulisan yang aku buat bukanlah untuk menjawab 'gonjang-ganjing' berita yang dihembuskan oleh eks pendiri Partai Keadilan/PK/PKS yang terhormat ustadz Yusuf Supendi.

Aku hanyalah 'penumpang kapal' PKS yang berada di kelas deck paling bawah. Dan pastinya tidak tahu persis apa yang terjadi di 'anjungan kapal PKS'.

Diriku tertarik menaiki dan ikut berlayar dengan 'kapal PKS' bukan karena ikut-ikutan. Tapi karena mencerna dengan seksama apa yang telah disampaikan oleh 'sales marketing'nya hingga mencoba untuk memahami kemana arah yang akan di tuju, sejak kapal ini berlayar di tahun 1998, berangkat dari pelabuhan Reformasi.

Sepanjang pelayaran dengan kapal PKS banyak pengalaman yang telah aku dapatkan dan saksikan. Betapa mengasyikkan mengalami masa suka dukanya. Suatu pengalaman yang hanya terasa nikmat bila dinikmati dengan cita rasa 'keikhlasan'. Maka sudahlah pasti aku membawa obat anti mabok laut yang bernama 'ikhlas'. Bagi penumpang yang tidak sempat membekali diri dengan obat anti mabok laut ini, pastinya pelayaran panjang di lautan tak bertepi akan sangat melelahkan karena menderita mabok laut akibat ombak badai yang kadang datang menghampiri secara tiba-tiba.

Di dalam kapal ini banyak pula tipe dan jenis karakter penumpangnya. Ada yang doyan bicara, ada yang doyan berdandan, ada yang doyan cepat marah, ada yang doyan diam, ada yang doyan shoping dsb. Aku coba mendekati dan menyelami kepribadian mereka satu per satu. Ternyata mereka hanyalah manusia biasa. Sebiasa diri ini. Atribut yang mereka sandang, sering membuat mata orang biasa sepertiku tersilaukan. Namun dalam kedekatan silatuirrahim aku dapat merasakan persaudaraan yang tulus. Aku sadar, persaudaraan ini tak akan terwujud tanpa rasa saling memaafkan dan lapang dada seluas lautan yang kami arungi. Maklumlah kami para penumpang kapal ini hanyalah manusia biasa yang memiliki lidah tak bertulang.

Rasa persaudaraan di kapal ini mestinya tetap terjaga. Setiap usai sholat maghrib berjamaah di Masjid kapal, kami saling berjabat tangan dan berpelukan dalam bingkai doa persatuan. Budaya ini harusnya tetap diamalkan meski kesibukan masing-masing yang kadang membikin tidak sempat. Agar keterpaduan hati tetap terjaga.


Terlebih lagi ombak ujian kapal PKS semakin hari semakin besar seiring makin jauhnya pelayaran yang ditempuh. Dan makin banyaknya jumlah penumpang yang menaiki kapal ini pada setiap pelabuhan pemilu.

Melalui tulisan ini aku mengajak pada sesama ABK (anak buah kapal), untuk selalu siaga dan waspada serta tetap bergandengan tangan agar kapal ini tidak 'terkotori' oleh oknum penumpang yang tidak memiliki rasa memiliki. Semoga kapal PKS akan berlayar selamat hingga tepi pantai pelabuhan Mardhatillah. Amiin

Muslim Dunia Diminta Bantu Muammar Qadafi

Ditengah dukungan atas serangan Sekutu Nato atas Libya, Muslim Eropa malah meminta dukungan kepada dunia untuk mensupport Khadafi dan memberi bantuan.REPUBLIKA.CO.ID,memberitakan dari MOSKOW - Pemimpin Partai LDPR Rusia Vladimir Zhirinopvcky akhir pekan lalu meminta dunia Muslim untuk bersatu dan mendukung pemimpin Libya Muammar Qadafi.
"LDPR meminta masyakat dari negara Muslim untuk bersatu dan menunjukkan solidaritasnya kepada Muammar Qadafi. Pemimpin dari beberapa negara itu harus berdiri bersama melawan tentara NATO yang berada di Libya," ujar Zhirinovsky dalam pernyataannya.
"Jangan posisikan Libya berhadap-hadapan dengan kekuatan blok Atlantik utara. Jangan ikuti NATO untuk menghancurkan demokrasi di Libya, terutama untuk mengalihkan fakta yang ada, bahwa negara itu tidak mengkhawatirkan siapapun. Jangan melakukan tender luar negeri (terkait sumber minyak Libya) politisi rabun," tutur pemimpin LDPR tersebut.
Ia melanjutkan, hiruk pikuk yang terjadi di Libya seharusnya tidak dijadikan sebagai sebuah kebanggaan untuk dihentikan, dimana beberapa negara muslim lainnya dapat menghadapi situasi yang kurang lebih sama.
"Barat begitu agresif sehingga dapat dengan cepat diselesaikan. Mereka tidak mendapatkan pelajaran atas pengalamannya yang buru terkait intervensi militernya di Afghanistan dan Irak," tandasnya.

Obama: Khadafi harus Mundur

Ada yang menarik nih, Obama, presiden Amerika Serikat menjelaskan bahwa serangan sekutu dan uni eropa bertujuan memaksa Muammar Khadafi untuk mundur demi rakyat sipil. Tapi itu dibantah oleh sebagian besar pengamat politik luar negeri bahwa sebenarnya tujuannya adalah karena ingin menguasai kilang minyak Libya, seperti diberitakan :Metrotvnews.com, Buenos Aires: Presiden Amerika Serikat Barack Obama tetap meminta pemimpin Libya Moammar Khadafi untuk mengundurkan diri seraya menekankan bahwa operasi militer internasional di Libya bertujuan melindungi warga sipil.

Berbicara dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Chile Sebastian Pinera di Santiago, Senin (21/3) waktu setempat, Obama mengatakan operasi 'penegakan sanksi' Perserikatan Bangsa Bangsa bertujuan untuk menghindari ancaman kemanusiaan yang dilakukan Kolonel Khadafi terhadap rakyatnya.

"Amerika Serikat tidak bisa diam tanpa kata sementara Khadafi, yang telah kehilangan legitimasinya, membunuh rakyatnya dan mengancam akan melakuan lebih banyak pembunuhan lagi," kata presiden AS itu. "Kebijakan AS adalah Gaddafi harus mundur."

Obama mengatakan Amerika Serikat akan segera menyerahkan tanggung jawab kepada sekutu yang 'menjaga' wilayah larangan terbang di Libya, seraya mengatakan hal itu akan dilakukan dalam beberapa hari, bukan hitungan pekan.

"Tentunya, situasi yang berlangsung di lapangan, dan seberapa cepat proses pengalihan tersebut berlangsung akan tergantung pada rekomendasi para komandan kami," katanya.

Sebuah operasi militer terhadap pemimpin Libia Moamar Khadafi, yang telah berkuasa selama lebih dari 40 tahun, dimulai Sabtu (21/3) lalu. Pada Senin, pasukan Barat melancarkan serangan udara gelombang kedua terhadap posisi Khadafi dengan payung hukum resolusi PBB yang mengizinkan aksi militer guna melindungi warga sipil Libya. (Ant/DOR)

Senin, 21 Maret 2011

PKS tak Tahu Kesepakatan Baru Koalisi

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak terlibat dalam kesepakatan baru soal koalisi yang disepakati dalam pertemuan pada Rabu (16/3). Dalam pertemuan itu, koalisi menyepakati tiga poin untuk perbaikan komunikasi.
Sekjen PKS, Anis Matta, mengakut tidak tahu soal kesepakatan baru tersebut. "Saya tidak tahu. Selama ini belum ada undangan kepada PKS," kata Anis di Gedung DPR, Jakarta, Senin (21/3).
Selama ini, kata dia, kesepakatan yang diikuti PKS itu masih kontrak koalisi yang disepakati ketika awal koalisi pada 2009 silam. Anis juga tidak mengetahui adanya pertemuan Setgab Koalisi pada Rabu (16/3) yang membuat kesepakatan koalisi baru.
"Kalau diundang, PKS akan datang. Tapi kalau tidak diundang, itu juga tidak apa-apa," ujar Wakil Ketua DPR ini.
Dia mengatakan bahwa pihaknya bersikap pasif dalam menghadapi isu-isu terkait koalisi. "Selama ini kita tidak ada masalah," ujar Anis. Ketua Fraksi Golkar, Setya Novanto, dan Ketua Fraksi PKB, Marwan Ja'far, sebelumnya mengatakan sudah ada kesepakatan baru soal komunikasi koalisi pada pertemuan Rabu (21/3)

PKS Terancam Demoralisasi

PKS terancam demoralisasi. Anggota Majelis Syura PKS 2000-2005 Yusuf Supendi membuka persoalan sensitif di tubuh partai yang lekat dengan jargon ‘bersih dan profesional’ itu. Apakah PKS bisa keluar dari lilitan ini?
Penampilan fisik Yusuf Supendi, anggota DPR dari PKS periode 2004-2009 bukan seperti politisi pada umumnya. Yusuf justru identik dengan sosok ustadz. Gayanya kalem, dia memiliki jenggot putih sepanjang sekitar lima centi meter.
Usianya baru 53 tahun. "Saya pengasuh pesantren Mafaza di Bogor," ujarnya kepada INILAH.COM seusai melaporkan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq ke Badan Kehormatan (BK) DPR.
Selain mengelola pesantren, Yusuf juga memiliki usaha sendiri. Di antaranya dia memiliki bengkel reparasi Air Conditioner (AC), AC mobil, serta warung sate kambing muda. Tampilan Yusuf benar-benar jauh dari  politisi pada lazimnya.
Nasi kotak yang dia terima saat audiensi dengan Badan Kehormatan (BK) DPR dibawakan sopirnya. "Saya mau makan, lapar," ujarnya seraya mengambil kotak nasi dari sopirnya.
Hari itu cukup penting bagi sejarah hidup Yusuf. Karena, dia harus mengadukan rekan sejawatnya di PKS Luthfi Hasan Ishaaq ke Badan Kehormatan (BK) DPR.  Dia juga mengungkap sejumlah persoalan yang cukup sensitif yang ditudingkan kepada para petinggi PKS. Sebut saja, Sekjen DPP PKS Anis Matta dan Ketua Majelis Syura DPP PKS KH Hilmy Aminuddin.
Aksi Yusuf ini seperti melengkapi persoalan di tubuh partai ‘Islam Kota’ ini. Karena sebelumnya beruntun, PKS diterpa isu miring. Mulai kasus yang menimpa kader PKS Mukhamad Misbakhun, persoalan impor daging bermasalah yang diduga melibatkan kader PKS, hingga desakan agar PKS dikeluarkan dari koalisi SBY-Boediono.
Ketika ditanya apa motivasi Yusuf membongkar kasus ini saat ini, bukankah perkaranya sudah lama berlangsung? Yusuf mengaku dirinya sudah mengadukan ke Dewan Syariah, semacam mahkamah internal PKS, namun dia mengaku tidak ada tanggapan. "Aduan saya tidak digubris pada Juni 2010. Makanya sekarang lewat BK, jika tidak ada kemajuan ke proses hukum," katanya.
Apakah Yusuf tidak khawatir, upaya ini justru dimanfaatkan pihak ketiga yang menginginkan PKS jeblok citranya di depan publik? Yusuf menegaskan tidak ada urusan dengan pihak yang memanfaatkannya. "Hak mereka jika mengambil keuntungan dengan upaya saya," cetusnya.
Alumnus Riyadh, Saudi Arabia ini merupakan kakak senior dari mantan Presiden Partai Keadilan Hidayat Nur Wahid. Bedanya, Yusuf Supendi mengambil jurusan Ushuluddin. Sedangkan Hidayat Nur Wahid mengambil jurusan Syariah. "Saya dipanggil Syekh oleh Ustadz Hidayat, saya lebih tua," akunya.
Apakah ada pihak lain yang menyetir dirinya untuk mengungkapkan kasus sejumlah petinggi PKS? Yusuf menegaskan sama sekali tidak ada pihak-pihak lainnya yang menyetir dan mempengaruhi dirinya.
"Tidak ada yang nyetir," cetusnya. Dia menegaskan, motivasi dirinya mengungkap persoalan ini ke publik semata-mata untuk menegakkan amar ma'ruf nahi munkar.
Sementara Wakil Sekjen DPP PKS mahfudz Siddiq menyebutkan pihaknya tidak akan banyak mengomentari terkait tudingan Yusuf Supendi terhadap sejumlah elit PKS. "Jadi harap dimaklumi jika kami tidak akan banyak komentari urusan ini. Kami akan berusaha keras menjaga kehormatan dan menutup aib saudara kami sendiri, yang lama telah berkiprah di PKS," ujarnya kepada wartawan, Jumat (18/3/2011).
Mahfudz menyebutkan, Yusuf Supendi telah diberhentikan dari PKS melalui SK DPP No 115/skep/dpp-pks/1430 tanggal 29 Oktober 2009, setelah melalui proses di DSP dan BPDO.
Mahfudz menjelaskan, DSP adalah dewan syariah pusat yang saat itu berfungsi sebagai mahkamah syariah. "Proses di DSP dan BPDO terhadap Yusuf Supendi mengikuti mekanisme dan prosedur baku, oleh pimpinan dan anggota secara kolektif," ujarnya.
Dengan keputusan pemberhentian tersebut, Mahfudz menyebutkan sejak 29 Oktober 2009 PKS secara institusi tidak lagi terikat hak dan kewajiban dengan yang bersangkutan. "Untuk menjaga kehormatan yang bersangkutan, PKS tidak akan menjelaskan perkara yang menyebabkan Yusuf diberhentikan," ujar Mahfudz.
Yusuf sendiri siap menerima konsekwensi atas upaya yang ia lakukan. Dia membantah jika upaya yang ia lakukan karena faktor sakit hati. "Di depan Allah saya siap, secara yuridis juga siap," tandasnya. [mdr]

Presiden PKS Merasa Dicemarkan Yusuf Supendi

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaq merasa dicemarkan nama baiknya dengan laporan pendiri Partai Keadilan Yusuf Supendi ke Badan Kehormatan DPR. Ia mempertimbangkan untuk melaporkan Yusuf ke Polisi.

"Itu sudah pasti ya, di headline, di banyak media (memuat berita itu)," kata Luthfi Hasan ketika dihubungi wartawan saat ditanya apakah merasa tercemar nama baiknya, Jumat (18/3). Meski begitu, Luthfi masih menimbang jasa dan kebaikan Yusuf sebagai mantan kader PKS.


DPP PKS tengah meminta rekam yang jejak bersangkutan. Untuk itu, saat ini PKS belum melaporkan Yusuf ke polisi. "Desakan dari banyak pengurusan DPP sih ada, di daerah, provinsi," ucapnya.

Luthfi enggan meladeni tantangan Yusuf untuk membuktikan tudingan korupsi yang dilakukan sejumlah pentinggi PKS. Jika terpaksa, PKS siap. "Saya akan persiapkan dulu apa yang dia minta," ucapnya.

Soal alasan pemecatan Yusuf, anggota Komisi I DPR ini tak mau membuka aib demi keluarga dan anak-anak yang bersangkutan. "Dalam Islam kan kita diperintahkan untuk menjaga dan itu prosedur internal partai," kata dia.

Yang jelas, kata Luthfi, Yusuf sudah diberhentikan dari PKS lebih dari setahun lalu. Ditanya apakah dirinya melihat ada skenario besar dari aksi Yusuf, Luthfi membantahnya. PKS tak mau berpikiran terlalu jauh. "Beliau orang tua. Kita hormati," tandasnya

Inilah Kewenangan Hilmi Aminuddin di PKS

Posisi Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin tengah digoyang. Dia dituduh menyalahgunakan kewenangannya sebagai pucuk pimpinan partai dakwah tersebut.
Dalam struktur organisasi PKS, Majelis Syuro merupakan lembaga tertinggi partai. Ketua Majelis Syuro didampingi tiga Wakil Ketua yang tak lain adalah Ketua Dewan Syariah, Ketua Majelis Pertimbangan dan Presiden Partai.

Bersama Sekretaris Jenderal dan Bendahara Umum serta Ketua Majelis Syuro, kesemuanya itu dinamakan Musyawarah Lembaga Tinggi Partai. Berdasarkan Pasal 7 Anggaran Dasar PKS, tugas Majelis Syuro adalah sebagai berikut.

1. Memilih dan menetapkan Ketua majelis, Wakilnya dan Sekretaris Majelis dan menetapkannya sebagai ketua, wakil dan sekretaris Majelis Pertimbangan Partai.
2. Memilih dan menetapkan anggota Majelis Pertimbangan Partai.
3. Memilih, dan menetapkan Ketua, Wakil dan Anggota Dewan Syari'ah Pusat.
4. Memilih, dan menetapkan Presiden, para Ketua, Sekretaris Jenderal dan Bendahara Umum serta beberapa orang Anggota Dewan Pimpinan Pusat.
5. Menyusun tujuan-tujuan Partai, keputusan-keputusan dan rekomendasi Musyawarah Nasional.
6. Menetapkan klausul-klausul perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ ART) dan kebijakan politik.
7. Menetapkan anggaran tahunan dan evaluasi akhir dari laporan keuangan.
8. Menetapkan rencana kerja periodik partai, dan mengawasi serta mengevaluasi pelaksanaannya.
9. Mengambil sikap tegas dan bijak dalam hal pencemaran nama baik, kritik, pengaduan, dan tuduhan-tuduhan yang berkaitan dengan partai.

Hilmi Aminuddin sebagai ketua Majelis Syuro bisa dikatakan sebagai orang paling berkuasa di PKS. Meski pengambilan keputusan diputuskan secara musyawarah, namun Hilmi memiliki kewenangan veto memutuskan keputusan.

Yusuf Supendi Tiba di KPK Tenteng Dokumen

Pendiri PKS Yusuf Supendi benar-benar memenuhi janjinya melaporkan berbagai dugaan skandal para elite PKS ke KPK.

Yusuf mendatangi Gedung KPK didampingi seorang koleganya. Ia datang pada pukul 14.00 WIB di Gedung KPK dengan membawa sejumlah dokumen yang dibungkus dalam amplop warna coklat. Di sampul amplop tersebut nampak jelas tertera: "Kepada Yth Pimpinan KPK di Jakarta".

Saat memasuki gedung KPK, Yusuf enggan memberi keterangan. Ia hanya menjawab singkat. "Saya mesti ketemu dulu sama yang punya rumah, pimpinan KPK," tandas Yusuf di Gedung KPK, Senin (21/3/2011).

Dari raut mukanya, Yusuf nampak santai. Dokumen yang ia bawa didekap erat-erat di dadanya. Pria berkacamata ini sesekali melempar senyum kepada wartawan yang menunggunya.
Seperti diberitakan, Yusuf Supendi membuat gebrakan membongkar aib sejumlah elite PKS. Dari mulai persoalan poligami hingga masalah dugaan korupsi dana partai.

Sejumlah elite PKS yang dipermasalahkan adalah Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, Sekjen PKS Anis Matta, mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring, Wasekjen PKS Mahfudz Siddiq, anggota Majelis Syuro Soeripto dan Ketua Majelis Syuro Hilmi Aminuddin.

Anis Matta Tak Akan Gugat Yusuf

Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta tak akan menggugat pendiri Partai Keadilan, Yusuf Supendi yang menudingnya menilep dana Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta Rp10 miliar. PKS dan dirinya tak akan bersikap sepanjang tidak ada fakta hukum.

"Masih kita tunggu fakta hukumnya. Ini ancaman lama," kata Anis di Gedung DPR/MPR Jakarta, Senin (21/3).

Anis menjelaskan, Yusuf adalah pendiri PKS yang berarti juga gurunya. Apalagi Yusuf pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Syariah PKS.

Anis tak mau membeberkan mengapa PKS memecat Yusuf. PKS masih menghormati Yusuf sebagai anggota keluarga. Yang jelas, kata dia, Yusuf dikeluarkan lewat pengadilan internal. Kasus tersebut sendiri terjadi pada 2003, namun karena Yusuf senior baru 2009 diambil langkah hukumnya.

"Di PKS sistem itu di atas individu. Jadi siapa pun dia pasti kena sanksi," terang Anas.

Anis menuturkan, PKS ingin menjaga keutuhan sebuah keluarga. Di satu sisi keras namun tetap manusiawi di sisi lainnya.

"Jadi sejauh ini belum ada rencana untuk gugat balik karena dokumen itu kita sudah tahu dan sudah ada sejak lama. Yang dilaporkan PKS ke KPUD malah Rp 76 Miliar," jelas Anis.

Anis sama sekali tak khawatir. Semua sudah jelas. Wakil Ketua DPR ini mengatakan, kasus penggelapan dana Rp 10 miliar sudah dilaporkan ke partai dan akuntan publik.

PKS: Pihak Lain Bermain di Belakang Yusuf

Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta, mengetahui ada pihak lain bermain di belakang kasus yang diadukan oleh mantan kader PKS Yusuf Supendi. Saat ini, PKS sedang mempelajari tentang itu. Anis menganggap kasus Yusuf merupakan salah satu dari rangkaian serangan balik pada PKS.
"Kita tahu, tapi kita tidak perlu bereaksi terlalu jauh," kata Anis di Gedung DPR, Jakarta, Senin (21/3). Menurut dia, PKS punya peta yang bisa mengetahui adanya pergerakan seperti itu. Meski begitu, kata Anis, PKS tidak ingin bereaksi berlebihan karena hal tersebut tergolong biasa.
Anis menegaskan, secara logika ada serangan balik ke PKS. "Tapi detailnya seperti apa, sedang kita pelajari. Petanya sudah kelihatan," kata Anis tegas. Dia yakin ada permainan di balik kasus-kasus yang menimpa PKS selama beberapa pekan terakhir ini.
Anis menganggap kasus yang diadukan Yusuf merupakan berita baik bagi PKS. "Kita percaya, buat PKS ini adalah berita baik. Karena, kita punya peluang memperkenalkan sistem internal PKS, bahwa di PKS sistem di atas individu, tidak ada orang suci di PKS, siapa saja bisa kena hukuman begitu melanggar. Termasuk yang menimpa Yusuf Supendi," katanya.

'Syahwat' Yusuf Jadi Ketua Majelis Syuro Kandas

Mantan pendiri dan anggota Majelis Syuro (PKS) Yusuf Supendi diduga memiliki syahwat politik ingin menjadi ketua Majelis Syuro PKS.

Pada salah satu Musyawarah Nasional (Munas) PKS, Yusuf Supendi melakukan gerakan politik di internal untuk menjadi ketua Majelis Syuro. Namun niatnya itu kandas karena Hilmi Aminuddin terpilih kembali menjadi ketua Majelis Syuro.

"Syahwat politik beliau (Yusuf Supendi) sangat terlihat ketika Munas ingin sekali menjadi ketua Majelis Syuro menggantikan Ustadz Hilmi. Tapi kader tidak bisa dibodohi dan tetap memilih Ustadz Hilmi," ujar seorang anggota Majelis Syuro PKS kepada INILAH.COM.

Yusuf Supendi, tuturnya, ketika itu menduduki posisi Wakil Ketua Dewan Syariah DPP PKS. Posisi tersebut cukup strategis karena menjadi salah satu rujukan syariah dalam pengambilan keputusan-keputusan partai.

Namun, kewenangan Dewan Syariah masih berada di bawah Majelis Syuro. Karena Dewan Syariah hanya memberi rujukan syariah namun tidak mengambil keputusan.

"Memang benar ketua Majelis Syuro tidak boleh dimonopoli, namun realitasnya Pak Yusuf Supendi belum memenuhi kualifikasi menduduki posisi itu," ujarnya.

Seperti diberitakan, Yusuf Supendi membuat gebrakan membongkar aib sejumlah elite PKS. Dari mulai dugaan korupsi dana partai hingga persoalan poligami.
Sejumlah elite PKS yang dipermasalahkan adalah Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, Sekjen PKS Anis Matta, mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring, Wasekjen PKS Mahfudz Siddiq, Ketua Majelis Syuro Hilmi Aminuddin, dan anggota Majelis Syuro Soeripto

Konflik Elite PKS: Hidayat Nur Wahid di Tengah Yusuf & Hilmi

Konflik antara pendiri Partai Keadilan Yusuf Supendi dengan elite-elite PKS semakin meruncing. Terkait hal ini dimanakah posisi Hidayat Nur Wahid?

"Susah membedakannya, Abu Ridho dan Yusuf Supendi itu bagian dari pendiri Faksi Keadilan. Kalau Hidayat bisa dua-duannya," kata Penulis tesis PKS Burhanuddin Muhtadi saat berbincang dengan INILAH.COM, Jakarta, Senin (21/3/2011).

Menurut Burhan, Hidayat tidak bisa dikatakan bagian dari Faksi Keadilan atau Faksi Sejahtera. Hidayat bisa dikatakan bagian dari Faksi Keadilan sekaligus Faksi Sejahtera. Sebab, Hidayat merupakan Presiden PK yang kedua setelah Nurmahmudi Ismail. Ketika PK melebur menjadi PKS, Hidayat terpilih menjadi Presiden dalam Munas I pada 21 Mei 2000.

Kendati begitu, Burhan melihat Hidayat tetap memiliki kedekatan dengan tokoh-tokoh senior yang tergabung dalam Faksi Keadilan. "Tapi Hidayat lebih dekat dengan Keadilan (pendiri Partai Keadilan)," ujarnya.

Seperti diberitakan, Yusuf Supendi membuat gebrakan membongkar aib sejumlah elite PKS. Dari mulai persoalan poligami hingga masalah dugaan korupsi dana partai.

Sejumlah elite PKS yang dipermasalahkan adalah Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, Sekjen PKS Anis Matta, mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring, Wasekjen PKS Mahfudz Siddiq, anggota Majelis Syuro Soeripto dan Ketua Majelis Syuro Hilmi Aminuddin.

Terkait persoalan ini, Hidayat Nur Wahid belum sekalipun mengeluarkan pernyataan. Tampaknya, Hidayat ingin bersikap netral dalam konflik di antara elite-elite PKS tersebut. [mah]

Anis Matta:Masih akan ada serangan lain ke PKS

Sekjen PKS Anis Matta menegaskan, kasus yang dilaporkan mantan kader PKS Yusuf Supendi merupakan rangkaian serangan kepada PKS. Anis menganggap ada pihak lain yang bermain di balik kasus itu. Bahkan, serangan bagi PKS masih akan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan.
"Saya menduga masih ada beberapa serangan di beberapa hari ke depan. Ini ada permainan. Tapi kita santai aja, walau kita tahu ada permainan," kata Anis di Gedung DPR, Senin (21/3). Saat ini, PKS masih mempelajari siapa saja pihak yang ada di belakang Yusuf.
"Kita punya kecurigaan seperti itu, tapi saat ini kita baru mempelajarinya, siapa saja yang bermain seperti itu," kata Wakil Ketua DPR ini. Anis tidak bisa memastikan apakah aksi Yusuf itu merupakan gerakan terpola, namun Anus memastikan bahwa telah banyak kader PKS yang dipecat. Kesalahan setiap kader yang dipecat itu tidak boleh dibuka.
Apakah kasus internal seperti ini akan mengganggu perolehan suara PKS di 2014? "Ini sudah selesai kok. Sekarang kita mau menyelesaikannya bagaimana. Beliau bukan kader karena sudah dipecat, kecuali kalau nanti ada kaitannya dengan lembaga hukum negara, itu urusan lain. Kita tenang-tenang saja," kata dia.

Minggu, 20 Maret 2011

Promosikan ebook teman

"Meski ada pendapatnya yang tidak saya setuju, saya benar-benar tercerahkan oleh ebook ini, jiwa saya menemukan 'aha', pikiran saya menemukan 'kalau begitu', perasaan saya senang, puas, dan bahagia. Teirmakasih Kang Zain" (Supardi Lee, Pengusaha, Motivator Nasional, Penulis, dan Pengisi acara di Tri Jaya FM)
........................

Tahukah Anda bahwa tidak sedikit manusia yang terjebak dalam kesuksesan yang tidak sukses? Berhati-hatilah barangkali kita pun termasuk kedalam golongan yang terjebak itu!

E-book yang kami tawarkan kepada Anda ini akan menjawab hal-hal apa sajakah yang merupakan kesuksesan yang tidak sukses itu, sekaligus akan menjelaskan pula berbagai “bid’ah” syar’i populer dalam lingkup aqidah yang patut Anda aplikasikan sebagai seorang muslim dalam meraih kesuksesan yang sejati. Dengan bahasa yang “renyah” serta mudah dipahami, penulis memaparkan arti sukses yang sebenarnya, sehingga Anda dapat mengetahui kunci dalam meraih berbagai kesuksesan.


Judul : Jangan Raih Kesuksesan Yang Tidak Sukses (JRKYTS)
Penulis: Kang Zain (Penulis Buku Motisakti, S3, Sambut, dan FS-Q Personalitree)
Harga : Rp. 15.000,- (Masih Promo, Insya Allah Bulan Mei 2011 dijual normal dengan harga Rp. 25.000)

Daftar Isi E-book
1. Kata Pengantar
2. Bid’ah apanya?
3. Siapa suruh Anda sukses?
4. So, mana yang lebih penting?
5. Kalau punya utang, jangan dipikirkan!
6. Jangan fokus kepada masalah!
7. Jangan fokus kepada Solusi!
8. Jangan bereskan masalah Anda!
9. Jangan Suka Main Tangan Ketika Mengubah Dunia!
10. Mencari Ilmu, bukan mencari Guru, bukan mencari Nilai
11. Permainan di dalam permainan
12. Kemaksiatan yang dianggap kesuksesan
13. Berpikir positif tapi malah negatif
14. Bukan hasilnya, tapi niat dan caranya
15. Jangan gampang kasihan
16. Logika yang bikin Lo-gila
17. Mengenal Tujuh Level Kecerdasan
18. Mendeteksi sang penghalang kesuksesan sejati
19. Empat cara melawan mental blocks sang kenangan
20. Critical area, terapi teknik menidurkan
21. Anda bukanlah yang Anda pikirkan
22. Anda bukanlah yang Anda Yakini
23. Anda bukanlah Tuhan
24. Memiliki impian itu bikin susah saja
25. Jangan gantungkan cita-citamu setinggi langit
26. Kalau perlu, hancurkan impianmu itu
27. Keinginan, kebutuhan, dan tawakkal
28. Semangat dan motivasi palsu
29. Otak yang ketagihan sukses palsu
30. Maka simpanlah otakmu di lutut!
31. Otak tengah yang mana?
32. Iblis pun tak berani menjadi Tuhan
33. Kok malah bertuhan kepada iblis?
34. Menuhankan waktu
35. Antara sihir dan sains
36. Ikhlas yang tidak ikhlas
37. Dua model ketenangan
38. LoU vs LoA
39. So, Jangan analisa rezeki Allah
40. Tambah dalam lagi, LoU vs LoA
41. Arohmaan dan Arrohiim,mengapa harus LoU?
42. Tiga ruang dada
43. Terikat 3-ta
44. Melepas ruang dan waktu dengan sabar dan syukur
45. Dilihat-Nya, tafakur cinta di ruang hening
46. Memperbaharui syahadat cinta sejati
47. Membenahi niat
48. Penutup


Bagaimana Prosedur Pemesanannya ?

Sederhana, silakan transfer dana sebesar 15rb (sebelum Mei 20011) atau 25rb (setelah April 2011) ke rekening :

1. Bank Muamalat, a.n. Nunu Zainul Fuad , no . rek : 9185703499, atau,
2. BTN Syariah, a.n. Nunu Zainul Fuad , no . rek : 7112010637.
3. Dan kalau memang terpaksa banget, boleh deh kirim via BCA, a.n. Nunu Zainul Fuad , no . rek : 0952577296

Untuk kemudahan kami, silakan diemail bukti transfernya ke alamat email: kangzain@cahaya-semesta.com, atau setidaknya diemailkan saja penjelasan mengenai waktu transfer dan ke Bank mana Sahabat mentransfernya, lalu emai ke: kangzain@cahaya-semesta.com.

Setelah konfirm transfer dari Anda kami terima di alamat email kami, insya Allah E-Book segera kami kirim ke alamat email Anda....Terimakasih.

Salam Sejuk
KZ

Sabtu, 19 Maret 2011

PKS akan Makan Coto Bersama Tukang Becak

Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera Sulawesi Selatan mengagendakan makan coto Makassar bersama para tukang becak yang ada di Kota Makassar. Makan coto bersama tukang becak itu merupakan kegiatan sosial rangkaian kegiatan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) PKS Sulsel yang dijadwalkan 2-3 April 2011, kata Hasan Hamido, Ketua Panitia Muskerwil PKS, di Makassar, Sabtu.
Pembukaan Muskerwil PKS Sulsel dilaksanakan di gedung Balai Sidang '45 dihadiri Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dan Sekretaris Jenderal Anis Matta. Sebanyak 350 peserta perwakilan dari DPD PKS se-Sulsel juga akan hadir.
Sekretaris Bidang Komunikasi Politik dan Media DPW PKS Sulsel, Muttaqien Yunus, mengatakan, agenda utama Musekerwil PKS yakni mengevaluasi kesiapan partai tersebut mendorong kader internal dalam setiap pilkada di Sulsel. "Hasil Musyawarah Kerja Nasional PKS di Yogyakarta mengamanahkan program tersebut, jadi kami akan tindak lanjuti," ujarnya.
Dia mengatakan, selain pencalonan kader internal, ada dua agenda strategis lainnya yang akan dibahas dalam muskerwil tersebut. Pertama, pembahasan strategi pemenangan pilkada. Agenda ini mendapat perhatian sebab dengan diputuskannya tidak mengusung calon eksternal maupun calon yang diusung bersama partai lainnya, dipastikan konstalasi politik antar-parpol di Sulsel akan berubah.
Sementara agenda kedua, yakni pemantapan struktur partai di semua level struktur mulai dari tingkat provinsi hingga desa atau kelurahan.

Jumat, 18 Maret 2011

Konflik Elit PKS: Poligami & Buku Bahagiakan Diri Dengan Satu Istri

Masalah poligami di kalangan politisi PKS kembali mencuat ke permukaan, setelah tersiar kabar bahwa salah satu pemicu konflik antara pendiri PKS Yusuf Supendi dengan petinggi PKS adalah soal beristri lebih dari satu.

Masalah poligami ini mengingatkan kembali akan sebuah buku yang ditulis Cahyadi Takariawan, seorang anggota Majelis Syura PKS yang disegani, berjudul: Bahagiakan Diri Dengan Satu Istri.

Dari judulnya, mudah ditebak bahwa buku setebal 278 halaman yang terbit tahun 2007 itu tidak menyarankan poligami. Poligami, menurut penulisnya, menyengsarakan wanita dan anak-anak.

Segera saja buku yang kata pengantarnya ditulis oleh Sri Rahayu Tifatul Sembiring ini melahirkan kontroversi di kalanan PKS, kala itu. Tidak itu saja,  buku ini mengubah paradigma umum di kalangan wanita PKS yang selama ini mendukung poligami. Kalau yang menulis orang luar atau orang yang sekuler, kalangan PKS tidak akan heran. Tapi, kali ini yang menulis adalah ustadz yang kredibilitasnya sangat diakui di Majelis Syura PKS.

Majelis syura adalah elemen tertinggi di partai yang berdiri sejak 1998 (waktu itu bernama Partai Keadilan). Anggota majelis hanya 99 orang yang dipilih dari jutaan kader PKS di seluruh Indonesia.

Bahagiakan Diri dengan Satu Istri disambut gembira jutaan kader wanita PKS. Namun, sebaliknya, para kader pria yang sudah atau akan berpoligami bereaksi dengan keras.

Menurut Yusuf Supendi pengurus yang akan berpoligami harus mendapat ijin dari Dewan Syariah DPP PKS.

"Luthfi (Presiden PKS) menikah tanpa izin Dewan Syariah. Ketika Luthfi berpoligami istri pertamanya marah. Istri pertama mengatakan mau berdamai asal dengan saya," tukas Yusuf.

Kamis, 17 Maret 2011

Laporan Yusuf Supendi Diproses BK Malam Ini

Badan kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat masih perlu meninjau lebih jauh laporan salah satu pendiri Partai Keadilan (PK) KH Yusuf Supendi terkait pelanggaran kode etik dua petinggi PKS, Lutfi Hasan dan Anis Matta. Kelanjutan dari proses pelaporan KH Yusuf rencananya akan dibahas Badan Kehormatan DPR di Cikopo malam ini.

Ditemui usai rapat BK, Nudirman Munir, Wakil Ketua BK, menjelaskan bahwa proses pemeriksaan akan dilanjutkan malam nanti bersamaan dengan pembahasan kode etik dan tata beracara. "Nanti malam mulai kami proses bersamaan dengan proses kode etik dan tata beracara," kata Nudirman pada VIVAnews siang ini, Kamis 17 Maret 2011.

Nurdirman menambahkan bahwa alat bukti tambahan dari Yusuf sudah diterima, namun dia belum tahu persis detil isinya karena masih berada di dalam amplop tertutup.

Diharapkan keputusan akan dihasilkan malam ini, sehingga proses dapat dilanjutkan secepatnya. Bila alat bukti yang diterima oleh BK dirasa tidak kuat, maka BK berhak memutuskan dilanjutkan atau tidaknya kasus ini.

"Kalau memang alat bukti kurang memadai itu tentu kasusnya akan kami hentikan dan kami tidak berikan nomor registrasi perkara. Kalau bukti cukup maka akan kami berikan," katanya.

Sebelumnya, Yusuf yang sudah dipecat dari keanggotaan Partai Keadilan Sejahtera melaporkan petinggi PKS seperti Luthfi Hasan Ishaaq dan Anis Matta atas dugaan pelanggaran kode etik. Selain itu, Yusuf juga menyebutkan keduanya melakukan penggelapan uang.
Laporan Harwanto Bimo Pratomo
• VIVAnews

Main Judi, Anggota DPRD Gorontalo Asal PKS Resmi Dipecat!

Badan Penegak Disiplin Organsisasi (BPDO) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengeluarkan rekomendasi agar anggota DPRD asal Gorontalo, Darmawan Daning dipecat. Hasil penelusuran internal PKS, ada indikasi kuat Darmawan bermain judi.

"Suratnya pemecatan dari Badan penegak disiplin organisasi. Sudah mengeluarkan surat rekomendasi yang isinya pemecatan secara tidak terhormat dari keanggotaan partai," kata Wakil Ketua DPW PKS Gorontalo, Adnan Entengo, kepada detikcom, Minggu (13/3/2011) malam.

Surat rekomendasi diterbitkan pada tanggal 4 Maret 2011 bernomor 04/D/RKM/BPDO PKS/1432 dan surat presiden PKS tertanggal 10 Maret 2011.

Darmawan dianggap telah mempengaruhi citra baik partai. Selain itu, apa yang dilakukan Darmawan bisa jadi preseden buruk sebagai pejabat publik.

"BPDO menilai yang bersangkutan tidak layak sebagai anggota PKS," sambungnya.

Tidak lama lagi, Darmawan juga akan diganti sebagai anggota DPRD. Terlebih saat ini statusnya sudah sebagai tersangka.

Meski begitu, Darmawan masih membantah telah melakukan perbuatan judi saat dikonfirmasi oleh tim internal PKS.

"Mau bermain atau tidak dia sudah ada di tempat maksiat dan tertangkap basah. Bermain atau tidak bermain dia di dalam ruangan tersebut dan digerebek kepolisian dan ini dampaknya sangat luas. DPP mengambil tindakan tegas dan ini juga pembelajaran untuk teman-teman lain di PKS. Hati2lah," pesannya.

PKS dalam ujian

DPP PKS: Yusuf Supendi Sakit Hati karena Dipecat  :Wasekjen DPP PKS Mahfudz Siddik santai saja menanggapi laporan Yusuf Supendi ke Badan Kehormatan (BK) DPR. Dia menilai langkah Yusuf, yang juga pendiri Partai Keadilan, cikal bakal PKS sebagi langkah orang sakit hati.

"Jadi kalau sekarang melaporkan ke BK biarin saja, namanya orang sakit hati karena dipecat," kata Mahfudz di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (17/3/2011).

Mahfudz menjelaskan, Yusuf dipecat pada tahun lalu karena pelanggaran berat. Sayangnya, Mahfudz tidak menjelaskan jenis pelanggarannya.

"PKS tidak akan menempuh jalur hukum, itu nanti semua clear, tidak ada faktanya," terangnya.

Rabu, 16 Maret 2011

Anas Menyindir: Koalisi dengan Petani Lebih Baik

Anas Urbaningrum, ketua umum DPP Demokrat masih menyimpan "kekecewaan" dengan koalisinya. Kemarin dalam temu karya dengan petani, menyindir rekan-rekannya di koalisi katanya:Berkoalisi dengan Petani jauh lebih baik, seperti diberitakan Metrotvnews.com,Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Ubaningrum kembali menyinggung soal koalisi. Anas mengatakan berkoalisi dengan petani jajuh lebih baik.

"Petani orang yang jujur," kata Anas saat menghadiri acara panen raya dan dialog bersama petani di Desa Kepuh, Kecamatan Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, Rabu (16/3).

Tak berhenti di situ. Anas menambahkan, petani selalu sungguh-sungguh dalam bekerja dan saling mendukung. Mereka selalu kompak.

Selain memuji, pada acara yang juga dihadiri Sekjen Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono dan Waseljen Saan Mustopa, itu Anas juga memberikan bantuan 5 ton benih padi buat petani.(ICH/Abdul Jalil Hermawan)

Selasa, 15 Maret 2011

Pendapat Ulil tentang Penafsiran Quran 1

ADA anggapan di sebagian kalangan Islam bahwa melakukan penafsiran kembali atas sejumlah doktrin, ajaran, atau norma dalam Islam dianggap sebagai penghinaan atas agama itu. Menafsir adalah tindakan penghinaan. Begitu juga, menafsirkan satu-dua ayat atau hadis dengan cara yang tidak sesuai dengan pandangan ortodoks, yakni pandangan yang dianut oleh sebagian besar umat, juga dipandang sebagai semacam sacrilege, atau penghinaan atas agama dan kitab suci.
Apakah anggapan semacam ini benar? Jawaban saya sederhana: sama sekali tidak benar. Menafsirkan ajaran Islam dengan sudut pandang yang berbeda dengan pendapat umum bukanlah penghinaan atas Islam, agama atau kitab suci. Sejak awal, teks Quran selalu ditafsirkan dengan berbagai sudut pandang oleh ulama dan sarjana Islam. Metode penafsiran Quran juga berkembang terus sesuai dengan tahap-tahap perkembangan peradaban Islam. Pada periode awal perkembangan Islam, belum kita jumpai sejumlah disiplin keilmuan yang kompleks dan bercabang-cabang seperti kita lihat pada perkembangan Islam belakangan, terutama saat peradaban Islam mencapai puncak kreativitas dan kemajuannya pada abad ke-9 hingga ke-12 Masehi. Karena itu, tafsiran atas Quran pada periode awal itu juga sangat sederhana.
Tetapi lihat apa yang terjadi belakangan, ketika ilmu-ilmu dalam Islam berkembang luas dan menjadi canggih. Pada tahap itulah, kita lihat sejumlah model tafsiran atas Quran yang makin canggih dengan pendekatan yang makin beragam. Tafsir yang begitu voluminous (berjilidi-jilid) yang ditulis oleh Fakhr al-Din al-Razi (w. 1209), berjudul Mafatih al-Ghaib (Kunci-Kunci Menuju Dunia Yang Tersembunyi) yang terdiri dari 32 jilid (edisi Dar al-Fikr, Lebanon, 1981), jelas tidak akan pernah lahir pada zaman awal Islam, zaman ketika cabang-cabang ilmu Islam belum berkembang pesat. Tafsir semacam ini lahir setelah cabang-cabang pengetahuan dalam Islam berkembang begitu jauh.
Dalam tafsir ini, al-Razi berusaha menafsirkan Quran dengan memakai seluruh pendekatan yang dihasilkan oleh ilmu-ilmu yang ada pada zamannya. Dalam tafsirnya itu, kita bertemu dengan ayat-ayat Quran yang ditafsirkan oleh al-Razi dengan pendekatan gramatikal (nahw/sharf), teori sastra (balagha), hadis, fiqh (hukum Islam), filsafat, teologi, sejarah, mistik/tasawwuf, astronomi, logika (manthiq), dsb. Tak heran, jika tafsir al-Razi tersebut begitu tebal jumlah halamannya, karena dia mencoba memobilisasi seluruh khazanah intelektual yang ada pada zamannya untuk menafsirkan Quran.
Dengan kata lain, tafsir atas Quran, juga hadis, berkembang terus sesuai dengan perkembangan ilmu yang ada dalam masyarakat Islam. Oleh karena itu, tafsiran atas Quran, termasuk tafsiran yang berbeda dengan pandangan ortodoks yang sudah mapan, tidak bisa dipandang sebagai penghinaan atas ajaran Islam.
Jika tafsir terus berkembang, apakah dengan demikian Quran bisa ditafsirkan dengan seenaknya tanpa batas? Ini adalah pertanyaan yang sering saya dengar dari banyak kalangan. Sudah tentu, Quran, sebagaimana kitab suci dalam agama manapun, tidak bisa ditafsirkan dengan “seenaknya”. Setiap tafsir tentu mempunyai batas-batasnya sendiri. Tidak ada tafsir yang bergerak bebas seenaknya, tanpa diikat oleh suatu batas tertentu. Yang menjadi masalah adalah, siapa yang menentukan batas itu, apakah batas tersebut statis atau bergerak/berubah terus, apakah batas-batas itu berkembang sesuai dengan perkembangan piranti intelektual yang ada pada umat manusia atau tidak, dst.
Sebelum dibatasi oleh yang lain-lain, setiap penafsiran, termasuk penafsiran Quran, jelas dibatasi oleh tradisinya sendiri. Quran sudah hadir dalam masyarakat Islam lebih dari 14 abad, waktu yang jelas sangat panjang sekali. Dalam rentang waktu sepanjang itu, berkembang segala corak penafsiran atas Quran yang dipengaruhi, sebagaimana saya katakan tadi, oleh sejumlah cabang-cabang pengetahuan yang ada pada zamannya. Sejarah Quran yang begitu panjang itu jelas melahirkan suatu “tradisi penafsiran” tersendiri. Sebelum diikat dan dibatasi oleh yang lain-lain, saat menafsirkan Quran, seorang penafsir jelas dibatasi oleh tradisi itu.
Jika anda ingin menjadi seorang “penafsir profesional” dan hendak menafsirkan Quran, maka sudah seharusnya anda membaca segepok tafsir yang pernah dikerjakan oleh para penafsir yang telah mendahului anda, bukan sebagai pakem yang harus diikuti secara harafiah, mentah-mentah, tetapi sebagai semacam rujukan awal, sebagai term of reference. Sama dengan seorang ilmuwan yang bekerja pada bidang manapun: dia akan diikat oleh tradisi keilmuan dalam disiplin di mana dia bekerja. Seorang fisikawan yang bekerja dalam fisika murni, misalnya, jelas tak bisa mengabaikan pekerjaan yang sudah dilakukan oleh para ilmuwan sebelumnya. Dia tak bisa mengabaikan nama-nama besar seperti Isaac Newton atau Werner Heisenberg, misalnya. Setiap ilmuwan selalu bersandar pada pundak para raksasa pengetahuan yang datang sebelumnya. Ini adalah kaidah dasa r yang berlaku dalam semua bidang pengetahuan.
Hal serupa juga terjadi pada kegiatan penafsiran Quran. Setiap kegiatan penafsiran Quran jelas dibatasi oleh tradisi penafsiran yang terbentuk selama ratusan tahun. Seorang penafsir Quran tidak bisa mengabaikan pekerjaan besar yang sudah dilakukan oleh para “raksasa tafsir” sebelumnya seperti al-Tabari, al-Qurtubi, al-Razi, dll. Mereka adalah “the giants in the history of Quranic interpretation”, raksasa-raksasa dalam sejarah penafsiran Quran. Mereka semuanya ambil bagian dalam membentuk apa yang tadi saya sebut sebagai “tradisi penafsiran”. Tradisi inilah yang pertama-tama membatasi setiap kegiatan menafsir.
Tetapi, yang tak boleh kita lupakan adalah bahwa tradisi bukanlah sesuatu yang sifatnya statis atau berhenti. Tradisi adalah entitas yang sifatnya dinamis. Tradisi juga bukan benda yang hadir ujug-ujug. Tradisi adalah sesuatu yang lahir karena ada manusia yang membentuknya. Dengan kata lain, tradisi adalah sesuatu yang dikonstruksi atau dibentuk oleh manusia. Begitu juga tradisi penafsiran Quran: ia bukanlah entitas yang lahir ujug-ujug sekali jadi, tanpa suatu sejarah. Tradisi penafsiran Quran, misalnya, dibentuk dan diciptakan oleh manusia-manusia yang selama ini bekerja dalam lapangan penafsiran. Mereka sering disebut sebagai mufassir, atau dalam bahasa Inggris disebut exegete. Masing-masing mufassir seperti menyumbangkan satu batu bata yang akhirnya membentuk rumah besar yang disebut dengan tradisi penafsiran itu.
Karena tradisi dibentuk dan diciptakan, maka ia bisa juga diubah dan karena itu juga berkembang. Dalam tradisi penafsiran Quran, misalnya, dikenal semacam syarat-syarat kompetensi tertentu untuk menafsirkan Quran, antara lain harus menguasai bahasa Arab. Syarat ini bukan syarat “suci” yang tidak bisa dibantah. Sebagian besar kalangan tentu setuju dengan syarat ini; tetapi sebagian kalangan yang lain tidak menyetujuinya. Karena Quran sudah hadir dalam bentuk terjemahan, maka akses terhadapQuran bukan menjadi monopoli mereka yang mengerti bahasa Arab saja. Mereka yang tidak setuju dengan syarat ini berpandangan bahwa Quran bukanlah kitab suci milik bangsa Arab belaka; sebaliknya ia adalah, mengutip sebuah ayat dalam Quran, “hudan li al-nas”, petunjuk bagi manusia, siapa saja, tanpa melihat asal-usul kebangsaan dan suku mereka. Pesan Quran, menurut mereka, bisa dipahami dengan bahasa apa saja, dan karena itu “wewenang menafsir” bukanlah monopoli mereka yang hanya menguasai bahasa itu. Pandangan yang menganggap bahwa wewenang menafsir hanya ada pada mereka yang menguasai bahasa Arab sama saja dengan melakukan “ethnification of the Quran”, yakni menjadikan teks Quran sebagai teks yang melekat dengan etnik tertentu. Ini hanya kasus kecil saja untuk memperlihatkan bahwa dalam tradisi penafsiran Quran itu juga kita jumpai perbedaan tentang syarat-syarat kompetensi untuk menafsir.
Masalah lain yang bisa diangkat ke permukaan, misalnya, adalah: Apakah penafsiran atas Quran hanya menjadi monopoli mereka yang secara formal menyandang gelar ulama atau kiai, yaitu mereka yang telah menjalani “academic training” atau pendidikan ilmiah di bidang ilmu-ilmu agama (al-‘ulum al-diniyyah)? Saya cenderung berpendapat bahwa penafsiran bukanlah monopoli para ulama saja, dengan asumsi bahwa ulama di sini adalah mereka yang ahli dalam bidang ilmu-ilmu agama. Istilah “ulama” mungkin juga harus diperluas pengertiannya.
Ulama mestinya bukanlah hanya mereka yang ahli di bidang ilmu-ilmu keagamaan saja, tetapi mereka yang memenuhi dua unsur utama: yaitu keahlian (expertise) di bidang-bidang yang relevan dengan keahlian orang bersangkutan, plus etos yang dalam Quran disebut sebagai “khasy-yah” yang sering diterjemahkan sebagai “takut Tuhan”. Saya ingin memaknai istilah khasy-yah ini dalam pengertian yang jauh lebih mendasar: yaitu ilmuwan yang mencari kebenaran berdasarkan norma-norma yang ditentukan oleh disiplin di mana dia bekerja, bukan menundukkan disiplin itu kepada norma dari luar. “Takut Tuhan” saya maknai di sini sebagai kesadaran untuk terus mencari sumber kebenaran, sebab Tuhan, sebagaimana dalam al-asma’ al-husna (nama-nama Tuhan yang indah sebagaimana dikenal dalam tradisi Islam), disebut sebagai al-Haqq, Yang Benar, Sumber Kebenaran. Siapapun yang memenuhi dua kualifikasi ini bisa disebut seabgai seorang ulama. Gelara itu bukanlah milik mereka yang ahli di bidang ilmu-ilmu agama belaka. Ulama adalah kategori jenerik yang artinya adalah “orang yang menguasasi bidang pengetahuan”.
Ringkasnya: tradisi penafsiran memang membatasi seorang penafsir, tetapi tradisi itu sendiri bukanlah benda yang sifatnya statis; sebaliknya, dia berubah, sesuai dengan perubahan piranti pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Dengan perkembangan piranti pengetahuan yang begitu canggih seperti saat ini, sudah semestinya kegiatan penafsiran atas Quran bisa lebih maju lagi dari kondisi yang ada sekarang.
Teks Quran memang tidak bisa disamakan dengan teks-teks “sekuler” lain, seperti teks bacaan pada umumnya. Dia adalah teks yang dipercaya sebagai teks suci oleh umat Islam, dan karena itu penafsiran atas teks semacam ini selalu merupakan tindakan yang sensitif. Hal ini bukan gejala khas dalam Islam, tetapi dalam hampir semua teks suci yang lain. Ada sejumlah rambu-rambu “angker” yang sengaja dibuat oleh “penjaga teks” itu agar kegiatan penafsiran tidak secara sembarangan dikerjakan oleh siapa saja, agar penafsiran tidak membawa pandangan-pandangan yang bertentangan dengan “pandangan ortodoks” yang sudah baku. Anggapan yang saya sebut di awal tulisan ini, yaitu bahwa penafsiran atas kitab suci bisa mengarah kepada sacrilege atau penodaan atas kesucian teks, adalah bagian dari cara penjaga ortodoksi (=pandangan yang dianggap paling benar dalam sebuah agama atau sistem kepeercayaan) untuk melindungi teks suci itu. Ini adalah gejala the politics of interpretation, politik penafsiran, yang biasa terjadi dalam semua tradisi teks suci, termasuk dalam kasus Quran juga. Banyak penafsir yang dianggap melakukan tindakan infidelity atau kekafiran hanya karena melakukan studi atas Quran dan membawa kesimpulan yang tidak sepenuhnya cocok dengan para ulama, penjaga paham ortodoks. Bukankah gejala serupa juga pernah kita lihat pada zaman Orde Baru dulu, di mana penafsiran atas Pancasila hanya bisa dilakukan oleh negara atau oleh para “penafsir negara” yang sudah mendapatkan “restu politik” dari the power that be. Mereka yang secara partikulir melakukan penafsiran atas Pancasila, dan dengan cara yang “liar”, berlawanan dengan ideologi negara, maka yang bersangkutan bisa ditangkap dan dipenjarakan. Keadaan serupa, kurang lebih, kita lihat juga dalam konteks penafsiran teks suci, termasuk Quran.
Kedudukan Quran sebagai teks suci jelas tidak saya sangkal. Yang saya persoalkan adalah “politik penafsiran” yang sengaja diciptakan oleh penjaga paham ortodoks untuk melindungi “kesucian” paham tertentu agar tidak diganggu oleh penafsiran-penfsiran baru yang dianggap “menyimpang”. Sebagaimana kita mengalami demokratisasi politik saat ini, kita juga membutuhkan suatu kondisi penafsiran yang lebih demokratis lagi dalam tubuh umat Islam. Demokratisasi penafsiran bisa ditandai oleh banyak hal. Antara lain: pendekatan tafsir yang kian terbuka pada perkembangan baru dalam teori-teori penafsiran belakangan yang biasa dikenal dengan filsafat hermeneutika. Ketika saya mengatakan “terbuka” terhadap pendekatan baru dari luar, bukan berarti pendekatan baru itu harus dipraktekkan secara mentah-mentah tanpa melalui proses “aklimatisasi” atau penyesuaian dengan tradisi hermeneutik yang ada dalam Quran. Aklimatisasi dan akulturasi dengan tradisi Quran sendiri jelas sangat penting dan merupakan keharusan.
Ciri lain dalam demokratisasi penafsiran: terkikisnya kecenderungan untuk menganggap bahwa tafsir yang berbeda secara mendasar dengan tafsir ortodoks sebagai tafsir sesat. Tradisi menyesatkan tafsir yang berbeda harus digantikan dengan tradisi lain yang lebih demokratis, yaitu dialog antar penafsiran yang berbeda. Sebutan yang pas untuk tafsir yang bertentangan dengan tafsir dominan bukan “tafsir sesat” tetapi “tafsir yang berbeda”. Konsep atau etos yang perlu dikembangkan bukan ethos of deviation, sebaliknya ethos of difference. Yang perlu dikembangkan adalah cara pandang yang melihat tafsir yang tidak sama sebagai tafsir berbeda, bukan tafsir menyimpang.
Hanya dengan cara seperti inilah kita bisa mengembangkan tradisi pemikiran dan kehidupan keagamaan yang sehat di masa mendatang.[]

Ulil - ulil -gong-gong-gong

Nama Ulil pertama kali saya kenal dari buku Hartono Ahmad Jais. yang mengupas habis tentang ulil dan Jaringan Islam Liberal (JIL) dan itu sepuluh tahun yang lalu. Orang ini cerdas , omongannya kadan ngelantur dan berani terkadang terkesan 'asal ngomong'. ada kelebihan yang dia miliki dalam setiap komentar maupun opini yang di kemukakannya ialah statementnya 'nothing to lose' - tanpa dosa, mengalir apa adanya sesuai ilmu dan pemahaman yang dia miliki dan berani untuk berbeda. Kejadia bom itu adalah akumulasi dari kekesalan orang atau sebagian orang yang tidak setuju dengan pendapat-pendapatnya, tapi menurutnya bom itu bukan untuk  Ulil seorang , seperti yang dikutip pada koran online REPUBLIKA, Bom yang meledak di kantor Komunitas Utan Kayu ditujukan kepada Ulil Abshar Abdalla. Namun Ulil mengatakan kemungkinan alasan peledakan bom bukan terkait agama melainkan politis.
Ulil mengatakan, ia memang kerap menerima ancaman. Salah satunya dalam bentuk SMS sewaktu ia masih aktif menjadi koordinator Jaringan Islam Liberal. "Sebelum saya berangkat sekolah ke Amerika, tapi itu 2005. Sudah lama hilang," kata dia, Selasa.
Ia menambahkan, ketika masih aktif di JIL pun ia tidak pernah mengalami ancaman seperti bom ini. "Justru ketika saya sekarang masuk ke dalam arena politik, dalam Partai Demokrat, hal ini muncul," kata dia.
"Saya menjadi curiga jika ini motifnya agak cenderung politis sebetulnya," sambung dia.
Ulil dalam beberapa pekan terakhir memang vokal bersuara soal politik, terutama reshuffle kabinet. Ia kerap menyuarakan agar dua partai anggota koalisi pemerintah yaitu PKS dan Golkar mendapat sanksi.
Secara khusus, Ulil menyebutkan menteri dari PPP dan PKS layak dikeluarkan dari komposisi kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun pernyataannya ini tidak digubris oleh Presiden, karena terbukti reshuffle tidak jadi.

Kalau mau Koalisi yang 'BENER'

Keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mempertahankan Partai Golkar dan PKS di dalam koalisi menimbulkan kegelisahan baru bagi partai-partai anggota koalisi yang merasa telah memberikan loyalitas.

Mereka menuntut kontrak politik lebih detail untuk mengikat seluruh anggota koalisi. Jika menolak, sekali lagi partai koalisi meminta Golkar dan PKS didepak dari Sekretariat Gabungan (setgab).

"Kontrak politik harus direformulasi, diatur secara mendetail. Yang datang di rapat Setgab harus tanda tangan. Karena, selama ini sudah disepakati tetapi yang keluarnya berbeda. Ini penting supaya tidak ada pengkhianatan lagi,” tegas Ketua DPP PKB Marwan Jafar di Jakarta, Senin (14/3).

Tidak sekadar membubuhkan tandatangan, Marwan juga mencetuskan usul agar Ketua Setgab dijabat secara bergiliran oleh partai-partai koalisi. "Bisa diganti setiap setengah tahun atau setahun supaya semuanya merasa. Karena posisi masing-masing anggota kan setara," tuturnya.

Menurut Ketua Fraksi PKB ini, poin paling penting yang harus diatur dalam kontrak politik adalah reward and punishment. Sanksi terberat, sambung dia, dikeluarkan dari kabinet.

"Supaya tidak ada kepura-puraan. Sekarang ini kan ada yang ikut berkuasa, mau enaknya tetapi tidak menerima konsekuensi dan tanggung jawab. Sehingga, code of conduct harus diatur betul-betul sampai ke level teknis," paparnya, seraya menambahkan, komunikasi politik juga harus dijalin lebih baik untuk menyepakati hal-hal yang bersifat strategis. "Supaya tidak ada tafsir."

Sebelumnya, Ketua DPP PKS Nasir Djamil menegaskan kontrak politik tidak bias mengikat terlalu ketat, karena masing-masing partai memiliki aspirasi dari konstituen yang harus diserap.

Alasan itu tidak bias diterima Marwan. Menurutnya, ikatan yang tegas dan detil menjadi harga mati.

"Kalau mau koalisi, ya koalisi beneran. Kalau tidak mau, silakan keluar dan menjadi oposisi yang terhormat. Daripada tidak seirama dengan koalisi, di luar pura-pura karena konstituen tetapi ingin cari pencitraan atau mengegolkan agenda politis,” cetusnya.

Ia menegaskan, jika tidak ada kesepakatan mengenai kontrak politik, lebih baik Setgab dibubarkan. "Kalau tidak ada tata tertib, mending bubar saja koalisi ini." (Wta/OL-11)


Bookmark and Share
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com