TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yulianis, mantan Wakil Direktur Keuangan Permai Grup milik tersangka Nazaruddin, masih belum bisa melupakan peristiwa 21 Mei 2010 lalu, ketika membawa miliaran uang untuk keperluan Kongres Partai Demokrat di Bandung.
"Ini misi khusus buat mu Yul," kata Nazaruddin pada awal Mei 2010 kepada Yulianis. Perempuan yang mendapat gaji Rp 30 juta per bulan itu mendapat tugas memimpin rombongan pembawa 19 kardus uang dollar dan rupiah ke Hotel Aston Primera, Pasteur, Bandung.
"Dua malam kami tidur bak ikan pindang di kamar hotel itu. Sebanyak 10 orang dengan belasan kardus uang. Berpisah saja kami takut," kata Yulianis, kepada Tribunnews, Selasa (13/9/2011). Uang dikemas dalam kardus rokok.
Yulianis ingat betul rinciannnya, yaitu Rp 30 miliar dan 2 juta dolar AS (setara Rp 17 miliar) diambil dari brankas kantor Permai Grup, sedang 3 juta dolar AS (setara 25,5 miliar) dari sumbangan sponsor. Yulianis bersedia buka-bukaan mengenai aliran dana ke arena kongres setelah terusik pada penjelasan Ketua Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamhua yang menyebut ada uang Rp 30 miliar mengalir ke Kongres Partai Demokrat.
"Abdullah memotong-motong keterangan saya, padahal bukan seperti itu duduk perkaranya," kata Yulianis. Saat wawancara Yulianis ditemani pengacara yang juga masih keluarganya, Ignatius Supriadi. "Sekarang saya cuma bisa percaya keluarga saja," katanya.
Yulianis mengisahkan, dari 19 kardus uang yang dibawanya itu hanya sebagian kecil saja yang terpakai. Dari Rp 30 miliar hanya terpakai Rp 600 juta. Dari sumbangan sposor, 3 juta dolar AS, hanya terpakai 1,8 juta dolar.
"Bahkan masih banyak kardus yang selotipnya belum dibuka karena uangnya tak disentuh sama sekali. Uang dolar yang dibawa dari brankas kantor tak terpakai," kata Yulianis.
"Bahkan masih banyak kardus yang selotipnya belum dibuka karena uangnya tak disentuh sama sekali. Uang dolar yang dibawa dari brankas kantor tak terpakai," kata Yulianis.
0 komentar:
Posting Komentar