MAKASSAR - Ketua DPR RI Marzuki Alie mengatakan salah satu penyebab rendahnya kinerja DPR periode 2009-2014 adalah belum baiknya sistem rekrutmen partai politik. Hal itu berakibat pada rendahnya kualitas kader-kader partai politik yang mengisi jabatan-jabatan public, baik di lembaga legislatif maupun eksekutif di pusat dan daerah.
“Sebagian besar partai politik belum melakukan rekrutmen dan pembinaan yang baik kepada para kadernya,” ucapnya dalam sambutannya pada kuliah umum dalam rangka Dies Natalis ke 50 Universitas Negeri Makassar (UNM) di Gedung Kemanunggalan ABRI dan Rakyat Jenderal M. Yusuf, Makassar, Sulawesi Selatan, kemarin (19/7).
Marzuki Alie memaparkan, dari sisi latar belakang pendidikan dan usia, anggota DPR periode 2009-2014 lebih baik dari periode sebelumnya. “Rata-rata lulusan S1 (47.7%), banyak yang S2 (35%), dan doktor (7.7%), usianya pun relatif lebih muda,” kata ketua DPR menjelaskan.
Para pengamat politik menaruh harapan yang tinggi kepada anggota DPR 2009-2014 pada awal masa jabatannya mengingat 70% dari mereka adalah wajah baru. Tetapi, setelah berjalan 2 tahun lebih, harapan itu belum terwujud.
Marzuki Alie mengungkapkan, dengan pemilu yang berlangsung dengan suara terbanyak, beberapa partai politik melakukan cara-cara instan untuk merebut suara rakyat, seperti merekrut artis terkenal, melakukan politik uang, dan lain-lain. “Sehingga calon-calon anggota legislatif yang diajukan partai politik bukan yang terbaik kapasitas, kapabilitasnya, dan memiliki jiwa kenegarawanan, tetapi mereka yang terkenal atau orang yang memiliki banyak uang yang dipilih,” ujar Marzuki Alie.
Ketua DPR meminta agar partai politik turut bertanggungjawab terhadap rendahnya kualitas DPR, karena konstitusi dan UU partai politik mewajibkan partai politik untuk melakukan pembinaan kepada para kadernya.
Ketua DPR memaparkan, untuk memperkuat kelembagaan, Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI telah merampungkan Rencana Strategis (Renstra) DPR 2010-2014. Renstra ini menjadi arah dan pedoman bagi segenap unsur yang ada dalam lingkungan DPR-RI selama 5 tahun ke depan. DPR juga berupaya membenahi sistem pendukung seperti tertuang dalam 7 prioritas pencapaian Renstra, yakni Penguatan Kelembagaan (Pembentukan Badan Fungsional Keahlian, Unit Pengawasan Internal, dan Reformasi Kesetjenan), Penguatan Kehumasan, Pengembangan Prasarana Utama, Pengembangan Perpustakaan Parlemen, Penguatan Sarana Representasi, dan Pengembangan e-parliament. “Semua itu untuk mewujudkan DPR sebagai lembaga perwakilan yang kredibel,” tegas Ketua DPR.
Terkait rumah aspirasi, Ketua DPR menjelaskan, selama ini masyarakat kurang mengerti apa yang dimaksud dengan rumah aspirasi. Rumah aspirasi adalah tempat yang disediakan bagi rakyat di satu daerah pemilihan untuk menyampaikan aspirasinya. Rumah aspirasi itu lintas komisi dan lintas fraksi, serta bersifat kolektif, tidak atas nama fraksi atau partai tertentu. “Dengan adanya rumah aspirasi di daerah-daerah, rakyat tidak perlu jauh-jauh datang ke Jakarta dengan ongkos yang mahal untuk menyampaikan aspirasi dan masalahnya,” tukasnya menjelaskan. Marzuki menambahkan, DPR juga sudah mengembangkan layanan pengaduan online melalui website dan SMS aspirasi untuk memudahkan rakyat untuk menyampaikan aspirasinya.
Dies Natalis UNM ke-50
Dies Natalis UNM ke-50
Rektor UNM Prof. Dr. H. Arismunandar, M. Pd, dalam sambutannya mengungkapkan penghargaan yang tinggi dan terima kasihnya kepada Ketua DPR RI Marzuki Alie yang bersedia hadir pada acara Dies Natalis UNM ke-50. Prof. Arismunandar menginformasikan, peserta kuliah umum yang datang pada cara tersebut tidak saja para mahasiswa program S1, S2, dan S3, pimpinan UNM, para dosen dan guru besar, juga turut hadir para guru peserta program penyetaraan S1 dan alumni UMN. ”Yang hadir tidak kurang dari 2000 orang,” ucap Rektor.
UNM sebelumnya bernama IKIP Ujung Pandang. Pada tahun 1999 bersama 11 IKIP yang lain diresmikan menjadi Universitas Negeri oleh Presiden BJ. Habiebie. Konsekwensinya UNM harus membuka program studi selain keguruan. “Di samping menyelenggarakan program studi S1, S2, dan S3, UNM juga melaksanakan program penyetaraan S1 bagi guru-guru, yang memang disyaratkan oleh UU,” jelas rektor.
Sebelum acara kuliah umum dilakukan pertemuan antara Ketua DPR RI dengan jajaran pimpinan, guru besar, staf pengajar dan perwakilan mahasiswa UNM yang berlangsung di Hotel Clarion Makassar, membahas berbagai permasalahan yang berkaitan dengan UNM dan kiprahnya dalam melaksanakan program pendidikan tinggi di wilayah Indonesia Timur.
Pada kunjungan kerja ke Makassar kali ini, Ketua DPR didamping 2 orang pimpinan BURT, H. Refrizal (F-PKS) dan Pius Lustrilanang (F-Gerindra), serta A. Reza Ali, Anggota Komisi XI DPR RI (F-PD). Rombongan sempat meninjau proyek pembangunan gedung baru UNM yang terletak di Jl. A.P. Pettarani Makassar dan mengunjungi kantor redaksi surat kabat Harian Fajar.
0 komentar:
Posting Komentar