Kenapa Tidak Jadi Caleg?

Dua bulan  yang lalu ketika saya di Malang Jawa Timur,mampir ke rumah teman lama. Dan pertanyaan pertama yang dia sebutkan 'Sudah jadi CALEG ya?'
Dua minggu yang lalu via facebook teman yang lain,sekarang tinggal di Jakarta juga bertanya ' Sudah jadi CALEG Bang?'   dan....
Dua hari yang lalu, teman di Makassar lagi-lagi bertanya dengan kalimat yang jawabannya harus sama, 'Kenapa  Tidak Jadi Caleg?'
Pulang ke rumah saya langsung bercermin, berdiri di depan cermin, bercermin sungguhan. Kemudian dengan spontan saya berkata sendiri, 'What are you talking about?' lo pada ngomong apa?
ini nyinggung?
Kasihan?
memotivasi?
atau basa basi?
Saya jadi teringat tahun 2004, masih tinggal di denpasar Bali. Teman saya Taufan, kader PKS denpasar, setengah memaksa (kata pasarannya he..he) untuk didaftar jadi Caleg PKS dapil denpasar Barat. Setiap hari ke rumah mengajak, mempengaruhi , me....ndorong untuk jadi caleg. Saya katakan TIDAK, biar saya jadi PEDAGANG saja (he..he pake huruf besar, artinya tegas!Bro), tapi harus Syar'i, akh , mencoba menyangga. Mbuh,,,
Padahal modal amunisi waktu itu saya punya,mas bro. kurang lebih 9 digit lah, dana diam, cukuplah waktu itu.Mungkin ini yang dilihat sahabat saya ini, ge-er kali?
Tahun 2009, saya sudah kembali ke Makassar, sudah jadi ketua DPC kembali ditawari untuk jadi caleg dapil empat. TIDAK , kataku. saya tolak. Dana diam saat itu tinggal 7 digit, mas Bro. Saya lebih memilih untuk  jadi TIMSES teman-teman caleg di dapil.
Untuk tahun 2014 ini, dana diam tersisa 5 digit, teman-teman sudah tidak kencang lagi menawari saya jadi caleg, tidak seperti pada periode pemilu lalu.Mereka sudah tahu jawaban saya, kali. Atmosfir bumi sudah memberi sinyal.
Suatu waktu ikhwah di DPD ketika menjelang rapat BPH mendekati saya , dengan suara pelan khas dia, ' Nama antum kok tidak ada saya liat?' Emang tidak pernah isi form.
Saya tersenyum ....tergambar dibenakku, 5 digit....5 digit....5 digit
Dan jika saya jadi caleg? kemungkinan besar cahayanya 5 watt!