Sudah tiga hari ini Kepanduan menelpon, menanyakan kondisi (sikon-situasi dan kondisi) disekitar wilayah kekuasaan masing-masing, (cieee kayak TNI aja). Terkait dengan cuaca dan iklim yang rada ekstrim, menanyakan apa ada 'Kebanjiran atau Puting beliung'? Jawaban saya cuma satu "Tidak ada, aman terkendali". Dan setiap nelpon jawaban itu juga yang saya berikan, Alhamdulillah...Tapi tadi ba'da isya akhi Jafar nelpon, ketua DPC Ujungtanah..mengatakan bahwa ada 'Puting Beliung' tadi melanda warga Tallo...Ah???Astagfirullah. Dengan semangat 'empat lima' bercampur 'malu dikit' pada Kepanduan dan Allah SWT, tentunya...saya bergegas ke TKP, dan memang ada bencana disana. Dan sebagai "Penguasa" Tallo , maksudnya yang diberi amanah di Kecamatan Tallo, Bro..tambah malu lagi karena di TKP malah Pak Ketua DPD sudah duluan disana, yang rumahnya jauh, sekian kilometer dibanding saya yang amat dekat. Jadi malu juga ,bro
IRWAN - HASAN HAMIDO - MUDZAKKIR ALI
Ketiga ikhwah ini yang berhikmat dan mengabdikan dirinya di DPD PKS Makassar, periode 2009 - 2014
Hasan Hamido
Ketua DPD PKS Kota Makassar.
Muh.Djafar Nurdin
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Kecamatan Tallo
Irwan, ST.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Makassar.
Andi Akmal Pasluddin
Anggota Legislatif DPR RI.
Minggu, 25 November 2012
Puting Beliung Menampar Mukaku?
Sudah tiga hari ini Kepanduan menelpon, menanyakan kondisi (sikon-situasi dan kondisi) disekitar wilayah kekuasaan masing-masing, (cieee kayak TNI aja). Terkait dengan cuaca dan iklim yang rada ekstrim, menanyakan apa ada 'Kebanjiran atau Puting beliung'? Jawaban saya cuma satu "Tidak ada, aman terkendali". Dan setiap nelpon jawaban itu juga yang saya berikan, Alhamdulillah...Tapi tadi ba'da isya akhi Jafar nelpon, ketua DPC Ujungtanah..mengatakan bahwa ada 'Puting Beliung' tadi melanda warga Tallo...Ah???Astagfirullah. Dengan semangat 'empat lima' bercampur 'malu dikit' pada Kepanduan dan Allah SWT, tentunya...saya bergegas ke TKP, dan memang ada bencana disana. Dan sebagai "Penguasa" Tallo , maksudnya yang diberi amanah di Kecamatan Tallo, Bro..tambah malu lagi karena di TKP malah Pak Ketua DPD sudah duluan disana, yang rumahnya jauh, sekian kilometer dibanding saya yang amat dekat. Jadi malu juga ,bro
Sabtu, 01 September 2012
Selasa, 21 Agustus 2012
Mahfudz : Hanya FPKS yang ke Myanmar, Komisi I Tidak
REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta -- Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menegaskan, komisinya tidak melakukan kunjungan ke Myanmar. Menurutnya, yang pergi ke negara tersebut hanya fraksi PKS dan beberapa perwakilan pemimpin ormas Islam. "Itu khusus delegasi FPKS dan ormas Islam. Tidak bersama Komisi I," ujarnya saat dihubungi, Kamis (9/8).
Fraksi PKS akan mengirimkan utusan Hidayat Nur Wahid dan Ledia Hanifa, juga beberapa perwakilan tokoh ormas Islam. Dalam kunjungan tersebut FPKS, jelas Mahfudz, akan bertemu pemerintah dan parlemen Myanmar guna bersilaturahmi dan menyampaikan pandangan-pandangan untuk membantu Muslim Rohingnya.
Mengenai kepastian keluarnya visa, Mahfudz mengaku, tidak mengetahui hal tersebut. Ditegaskannya, kunjungan itu akan segera dilaksanakan secepat mungkin. "Soal visa keluar hari ini, saya tidak tahu menahu mengenai hal itu," jelas Politis PKS tersebut.
Hal ini juga dibenarkan oleh Ketua Umum PKS, Luthfi Hasan, bahwa PKS akan mengirimkan delegasinya ke Myanmar lewat FPKS. "Benar kita akan kirimkan delegasinya, tapi untuk detailnya yang tahu FPKS," ungkap Luthfi.
Mursi Kunjungi Iran, Israel Ketar Ketir
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Media massa Israel begitu mengkhawatirkan pemulihan hubungan bilateral antara Teheran dan Kairo. Sehingga, Israel menilai kunjungan Presiden Mesir, Muhammad Mursi, ke Iran sebagai alarm bahaya bagi rezim Zionis.
Fars News melaporkan media massa Israel memonitor seluruh berita yang berkaitan dengan kunjungan Mursi ke Iran. Itu termasuk partisipasinya dalam Gerakan Non-Blok (NAM) di Teheran.
Koran Maariv menulis kehadiran Mursi dalam KTT NAM di Teheran adalah sebuah petualangan yang harus dihindari. Koran itu juga mengklaim bahwa Iran adalah sebuah negara ancaman bagi negara-negara dunia.
Dua pekan lalu, Maariv mengklaim Mursi tidak akan menghadiri sidang di Teheran. Hal tersebut karena para pemuda Ikhwanul Muslimin menentang kunjungannya ke Iran. Itu karena Iran merupakan negara pendukung pemerintahan (Bashar al-Assad) Suriah.
Yediot Aharonot juga mengkritik kesiapan Mursi menghadiri KTT Teheran. Mereka menulis keputusan tersebut pada hakikatnya adalah alarm bahaya yang harus dihindari. Khususnya Ikhwanul Muslimin Mesir tidak ingin hubungan negaranya dengan Iran pulih. Akan tetapi, hal yang lebih penting dari ini semua adalah pemulihan hubungan tersebut akan sangat merugikan Israel.
Minggu, 19 Agustus 2012
Kartu Kuning Selebrasi Eid Mubarak Nasri Jadi Kontroversi
TRIBUNNEWS.COM, MANCHESTER - Samir Nasri menjadi pahlawan kemenangan perdana sang juara bertahan Manchester City 3-2 atas Southampton, di Etihad Stadium, Manchester, Minggu (19/8/2012) malam. Namun selebrasi gol Nasri yang menunjukkan kalimat "Eid Mubarak" ucapan Selamat Idul Fitri itu menuai kontroversi.
Nasri mencetak gol keunggulan City pada menit ke-80 saat kedudukan masih 2-2. Usai membobol gawang Kevin Davis, pemain gelandang Timnas Perancis itu berlari mengangkat sebagian kostumnya dan menunjukkan tulisan "Eid Mubarak" di kaos dalamnya.
Wasit Howard Webb lantas merogoh saku kemudian mengganjar Nasri dengan kartu kuning usai selebrasi tersebut. Keputusan Webb sontak menuai kontroversi, setidaknya di antara para pengguna Twitter.
Tak lama usai kejadian itu, puluhan bahkan ratusan twitt mempertanyakan keputusan wasit yang identik dengan kepala plontos itu.
Paul Stanley pemilik akun @PaulStanley77 yang merupakan seorang pendukung Swansea City menulis "Nasri picks up a booking for lifting his shirt over his head but Tevez does exactly the same but doesn't get booked, Nice one Howard".
Sebelum selebrasi Nasri, striker City, Carlos Tevez memang sudah lebih dulu melakukan selebrasi usai mencetak gol pada menit 40. Tevez mengangkat kostum dan menunjukkan tulisan di kaos bagian dalam. KaosTevez bertulis "Lugano" yang merujuk lokasi tempat dia dibesarkan di Argentina.
Sementara itu pemilik akun @TudgeMH bernama Matt Tudge Harrison, seorang mahasiswa jurusan media asal Preston, Inggris nuansa motif rasis atas keputusan itu. Dia juga membandingkan selebrasi Nasri dan Tevez yang merujuk latar belakang pribadi masing-masing pemain. "hint of racism by the premier league? tevez not booked for his t-shirt celebration, but Nasri has been was it cause his said "Eid Mubarak"?" tulisnya.
Gol itu tercipta saat City dalam posisi tertekan saat kedudukan 2-2. Sebagai juara bertahan laga perdana ini memang ujian bagi City dengan tuntutan wajib menang. Beruntung City punya Nasri yang mampu memanfaatkan peluang di waktu yang kritis.
Nasri melepaskan tendangan pada menit ke-80 memanfaatkan peluang di depan gawang lawan yang bermula dari keteledoran Fox, bek Southampton. Fox gagal menghalau umpan Clichy. Bola bergulir ke kaki Nasri yang langsung menaklukan kiper Southampton.
Gol itu sekaligus memberi City tiga poin di laga perdana. Nasri patut gembira karena memberi kemenangan saat dia merayakan Hari Kemenangan, Idul Fitri 1433 Hijriah. Gol-gol City sebelumnya tercipta oleh aksi Tevez (40') dan Edin Dzeko (72'). Southampton sempat memberi kejutan dengan dua gol dari Rickie Lambert (59′) dan Steven Davis (68′)
Senin, 13 Agustus 2012
Anis Matta: Kader PKS Lebih Suka Foke Ketimbang Jokowi
JAKARTA - Sekjen DPP PKS Anis Matta mengungkapkan, dukungan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terhadap pasangan Fauzi Bowo-Nachrawi Ramli (Foke-Nara) disebabkan kedua pasangan tersebut lebih baik dibandingkan pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok). Di samping itu kata dia, Pemilukada DKI Jakarta putaran kedua bukan pertarungan politik PKS dan itu merupakan suara konstituen PKS.
Saat ini, kata dia, konstituen PKS lebih condong terhadap pasangan Foke-Nara. Oleh sebab itu, DPP PKS mewujudkan harapan konstituennya sehingga memutuskan mendukung Foke-Nara.
"Putaran pertama PKS kita ajukan calon yang menurut kita terbaik tapi tidak diterima masyarakat dan Pilkada kedua ini bukan perang PKS pertimbangan kita memenuhi harapan konstituen. Konstituen PKS ini lebih besar irisannya dengan konstituen Foke jadi kita ingin penuhi harapan konstituen," ungkap Anis kepada wartawan usai menggelar buka bersama dengan wartawan di Presroom DPR, di Kompleks DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Senin (13/8/2012).
Sementara kata Anis, pasangan Jokowi-Ahok tidaklah lebih baik dari Foke-Nara lantaran kedua pasangan tersebut tidak pernah menyelesaikan tugasnya sebagai kepala daerah sampai tuntas. Alangkah baiknya kata Anis, Jokowi menyelesaikan terlebih dahulu jabatan wali kota Solonya sehingga meninggal kebijakan bagus terhadap Solo. Namun, jika tidak, tentu hal itu tidak akan mendidik masyarakat secara politik.
"Foke ini kita lihat calon potensial, beda dengan Jokowi, ada baiknya beliau selesaikan tugasnya di Solo, Ahok juga tidak selesaikan tugasnya, ini tidak bagus, Kalau Jokowi bekerja 10 tahun di Solo bagus penerusnya akan lebih baik menurut saya akan meninggalkan legacy yang lebih bagus, tapi kalau melompat-lompat seperti ini tidak bagus untuk pendidikan politik, bagus orang kalau menuntaskan misinya apalagi Jokowi satu-satunya Walikota yang dipilih dengan suara terbanyak jadi dituntaskan sajalah dulu tugasnya disana toh dia masih muda," imbuhnya.
Sedangkan kritik yang pernah dilancarkan PKS pada putaran pertama merupakan kritik biasa yang biasa dilancarkan terhadap siapapun sebagai sikap untuk membangun bangsa yang lebih baik.
"Itu persis sama kritik PKS dimana kita ada dalam koalisi tetap kritis itu biasa saja bersifat kritis itu biasa baik kepada kawan maupun kepada lawan tugas kita semua kan ingin perbaikan jadi tidak personal pada Foke," katanya.
"Anda harus bedakan dua hal kinerja dengan style, saya kira kalau bicara kinerja maka kinerja Foke di DKI tidak seperti kita harapkan tapi anda tak bisa bandingkan antara DKI dengan Solo tidak comparable. DKI ini kan miniaturnya negara, tapi untuk kepentingan pendidikan politik, track yang dibuat pak Jokowi ini tidak bagus bersamaan juga dengan Ahok," imbuh dia.
Wakil Ketua DPR itu juga membantah bahwa koalisi yang dia bangun dengan Foke bukanlah kontrak istimewa melainkan kontrak politik biasa. "Kalau kontrak politik standar saja PKS," jelasnya.
Bahkan dia juga membantah bahwa kesepakatan PKS dengan Foke lantaran telah ada kesepakatan kontrak posisi Kepala Dinas diserahkan terhadap kader-kader PKS yang di pegawai negeri sipil. Menurut dia, posisi harus diisi oleh pejabat karier agar tidak diintervensi Parpol.
"Ini salah ini, kepala dinas itu kan birokrat gimana caranya kalau begitu-begitu itu ikut karier sajalah dan tidak diintervensi parpol," katanya
Minggu, 12 Agustus 2012
Irwan, ST Buka Bersama warga Buloa
Selama Ramadhan ini, Irwan sudah 2 kali mensponsori buka bersama konstituennya di dapil4, yang pertama di awal Ramadhan di kelurahan Rappojawa bertempat di kediaman ketua DPC PKS Tallo dan hari ini dilaksanakan di kelurahan Buloa bersama warga setempat..
Buloa adalah satu kelurahan yang jadi binaan wajihah. Kelurahan ini mulai digarap pada awal tahun 2009 menjelang pemilu yang lalu. Ada dua wajihah yang pernah kita turunkan kesana yaitu Rumah Zakat dan LAZ Arrahmah, tapi capaian suara yang diharapkan tidak mencapai target bahkan diluar dari minimal suara.
Daerah yang terletak di pesisir pantai ini bahkan merupakan daerah yang paling sering dikunjungi baik oleh kota maupun provinsi. Tapi dengan keseriusan Irwan menggarap daerah ini mudah-mudahan membuahkan hasil yang sesuai pada pemilu 2014 yang akan datang.
Sabtu, 11 Agustus 2012
Ini Alasan PKS Dukung Foke-Nara
AKARTA, KOMPAS.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akhirnya mengarahkan dukungan resmi kepada pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.
Sampai saat-saat terakhir, Pak Jokowi belum menunjukkan sikap, belum memberikan ketegasan.
-- Hidayat Nur Wahid
Alasan pengarahan dukungan pada Foke-Nara dilihat dari sisi visi, misi, dan program maupun dari sisi respons dari dua pasangan calon yang akan berkompetisi nantinya.
"PKS melakukan komunikasi secara berimbang dengan kedua belah pihak. Tapi, kami menilai lebih siap dalam mengintegrasikan program-program yang diusung PKS yang sudah dijabarkan Pak Hidayat dan Pak Didik," kata Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dalam deklarasi dukungan PKS di Gedung DPP PKS Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (11/8/2012).
Luthfi menyatakan, pihaknya hanya mensyaratkan dukungan PKS pada kesiapan pasangan calon untuk memasukkan program-program yang ingin dikedepankan PKS demi pembangunan Jakarta.
Dari hasil komunikasi politik maupun telaah internal, PKS menilai pasangan Foke-Nara lebih sejalan dengan visi, misi, dan program yang diusung PKS. Selain itu, pasangan bernomor urut 1 pada putaran pertama lalu dianggap lebih siap menampung aspirasi PKS.
Sementara itu, calon gubernur yang sebelumnya didukung PKS, Hidayat Nur Wahid menambahkan, komunikasi sudah dibuka juga bagi kubu Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok).
Namun, respons yang diberikan pihak Jokowi tidak tidak begitu jelas hingga batas waktu pengambilan keputusan. "Sampai saat-saat terakhir, Pak Jokowi belum menunjukkan sikap, belum memberikan ketegasan," ungkap Hidayat.
Selain itu, Hidayat yang mengaku tetap bersahabat dengan Jokowi menilai, Jokowi seharusnya tetap setia pada tugas dan jabatan di Solo sesuai amanat yang diberikan warga. "Saya tetap dukung beliau sebagai Wali Kota Surakarta," kata Hidayat.
Kamis, 09 Agustus 2012
PKS Tolak Impor Kurma dan Jeruk dari Israel
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua Fraksi PKS di DPR, Almuzzammil Yusuf, mengecam keras impor buah Kurma dan Jeruk Shantang dari Israel. Karena, menurut dia, hal itu sama halnya dengan memberi anggaran Israel untuk menjajah Palestina. "Kami jelas menolak berbagai hubungan kerja sama dalam bidang apapun dengan Israel yang telah menjajah Palestina sampai saat ini," ujar Almuzzammil kepada pers, Kamis (9/8).
Dengan semakin laris hasil pertanian Israel, maka akan semakin agresif merampas tanah pertanian milik rakyat Palestina. "Potensi pengambilan lahan Palestina semakin tinggi dan akan banyak lagi rakyat Palestina yang menderita," tambah dia.
Bahkan yang lebih berbahaya, Israel terbiasa melakukan makar busuk terhadap kemanusiaan dengan menghalalkan berbagai cara. "Termasuk sangat mungkin melalui rekayasa organik tanaman yang membahayakan bagi kita," tambah dia.
Untuk itu, Muzzammil mempertanyakan mengapa harus impor dari Israel padahal untuk kedua produk tersebut bisa berdagang dengan negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia. "Kenapa harus impor dari Israel? Kan banyak negara seperti Turki, Mesir, Saudi, Tunisia, dan negara lainnya penghasil kurma," kata dia.
Pemerintah dalam hal ini, katanya, harus lebih peka menjaga perasaan dan umat Islam, terutama rakyat Palestina yang sudah lama diblokade kebutuhan pangannya oleh Israel. "Kita harus tunjukan solidaritas kita secara penuh kepada mereka," serunya.
Meskipun demikian, Muzzammil mengapresiasi upaya pemerintah, melalui Kementerian Luar Negeri memperjuangkan kemerdekaan Palestina di tingkat internasional. Meski tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, namun hubungan dagang Indonesia dengan Israel tidak dapat dilepaskan seutuhnya.
Tercatat dalam data Bada Pusat Statistik (BPS) setidaknya dari sembilan buah impor terbesar yang diminati masyarakat Indonesia, ada dua buah impor yang berasal dari Israel.
Jumat, 03 Agustus 2012
Irwan, ST jadi penceramah Tarawih di beberapa masjid di Dapil4
Jadwal penceramah memang terkadang sudah lengkap sebulan sebelum Ramadhan tiba. Dibeberapa masjid bahkan sudah lengkap sampai penceramah shalat Idul fitri. Namum akses kita dan teman-teman yang jadi pengurus masjid masih sempat menempatkan beberapa ikhwah yang 'berbakat' (he....saya pakai tanda kutip karena saya tidak berbakat...) jadi pencermah. Irwan, misalnya...satu-satunya ikhwah yang kebetulan diberi amanah sebagai wakil rakyat dari dapil4 di kota Makassar dapat kita susupkan untuk mengisi ceramah tarawih. Materi nya lumayanlah..he....selain itu juga berfungsi sebagai sosialisasi dirinya ke konstituen pemilihnya .
Di kecamatan Tallo, Irwan sudah mengisi ceramah Tarawih di Masjid Darul Falah, Masjid Nurul amir dan besok, insya Allah di masjid Babuttaubah Rappojawa.
Di kecamatan Tallo, Irwan sudah mengisi ceramah Tarawih di Masjid Darul Falah, Masjid Nurul amir dan besok, insya Allah di masjid Babuttaubah Rappojawa.
Minggu, 15 Juli 2012
Suara PKS Terpecah
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus PKS, Indra, menyatakan sampai saat ini partainya masih belum bisa memutuskan secara bulat soal koalisi dalam putaran kedua pilkada DKI Jakarta. Saat ini, kata dia, ada tiga opsi untuk mengarahkan dukungan.
Tiga opsi itu adalah mendukung pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahja Purnama, mendukung Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, atau tidak mendukung keduanya. "Nanti pada saatnya sikap tersebut akan disampaikan ke publik," ujarnya kepada Tempo, Ahad 15 Juli 2012.
Suara PKS dalam putaran kedua diyakini akan menentukan siapa yang akan duduk di kursi DKI 1 lima tahun ke depan. Setelah tersingkir dari putaran pertama, PKS yang mendapat suara sebesar 11,9 persen langsung didekati dua calon petarung putaran kedua, pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahja Purnama serta Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.
Sumber Tempo di PKS menyebutkan bahwa perpecahan suara disebabkan oleh adanya sentimen-sentimen di kalangan internal PKS terhadap masing-masing pasangan. "Ada kelompok sakit hati, ada kelompok konservatif," kata dia.
Kelompok sakit hati, menurut dia, lebih cenderung mengarahkan dukungan kepada pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahja Purnama. Kelompok yang dimotori Ketua DPW PKS DKI Jakarta Triwisaksana ini, menurut sumber itu, sakit hati lantaran Fauzi Bowo membatalkan koalisi secara sepihak di awal pilkada lalu. "Padahal awalnya semuanya sudah deal. Tiba-tiba nggak jadi tanpa ada omongan apa-apa," katanya.
Sementara kelompok konservatif lebih condong mengalihkan dukungan ke pasangan Fauzi Bowo. Alasannya, mereka khawatir pasangan Jokowi-Ahok yang diusung oleh PDI Perjuangan tak akan memperhatikan aspirasi kelompok Islam Ibu Kota yang menjadi basis masa PKS. "Memang itu baru sekadar asumsi. Dan kalau ada komitmen dari keduanya mungkin bisa selesai masalah ini," kata dia.
Sementara opsi untuk tidak mengalihkan dukungan kepada siapa-siapa diambil oleh kelompok tengah yang dimotori oleh mantan calon gubernur DKI dari PKS, Hidayat Nur Wahid. Menurut dia, Hidayat memilih untuk tidak memberikan dukungan kepada siapa-siapa untuk menghindari perpecahan di dalam internal PKS. "Kalau dukung Foke kelompok sakit hati bisa boikot. Kalau dukung Jokowi, kelompok internal masih ragu sama komitmen mereka," kata sumber tersebut.
Indra mengakui adanya sejumlah catatan terhadap masing-masing pasangan calon ini. Karena itu, kata Indra, putusan untuk koalisi merupakan putusan yang sulit. "Kami memang punya catatan terhadap dua pasangan calon yang maju putaran kedua. Jadi memang pilihannya sangat berat," kata dia.Anggota Komisi Hukum DPR ini mengatakan keputusan soal koalisi akan diambil berdasarkan evaluasi, masukan kader, simpatisan, pendukung, dan dengan berdasarkan kesamaan visi dan misi dengan calon yang ada. "Juga berdasarkan kemaslahatan untuk umat dan Jakarta ke depan," katanya
Selasa, 10 Juli 2012
Hidayat Menerjunkan Tim Quick count di setiap TPS
AKARTA - Pasangan clon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Hidayat Nurwahid-Didik Rachbini tak mau menunggu lama untuk mengetahui hasil Pemilukada kali ini. Pasangan yang didukung PKS dan PAN ini menurunkan Timses di setiap TPS untuk mengetahui hasil penghitungan sementara.
"Timses kami ada di setiap TPS yang akan menyaksikan di sana, dan juga ada di tingkat PPK dan mereka akan melaporkan secara langsung kepada tim quickcount kami," kata dia kepada wartawan usai mencoblos di TPS 13, Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Rabu (11/7/2012).
Hidayat menjelaskan tim quickcount ini memang sengaja disiapkan bukan hanya untuk Pemilukada saja tapi juga pelatihan untuk menyambut Pilpres 2014 nanti. "Data akan mereka foto, rekam, dengan begitu kan datanya valid. Nah kalau datanya valid siapa pun quickcountnya bisa dipercaya," jelasnya.
Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu berharap perolehan suara di TPS tidak diumumkan setelah pencoblosan. "Oleh karenanya, sebaiknya kalau mau quickcount umumkan selesai masa pencoblosan, itu tidak mempengaruhi," terangnya.
Dia mengakui, beberapa LSM memang mmenggelar penghitungan cepat. Namun sayangnya, tidak semua hasil penghitungan cepat LSM bisa dipercaya.
"LSM ada yang kredibilitasnya terukur, memang ada juga yang melaksanakan kehendak dari sponsor, kita tidak sepenuhnya percaya yang kedua ini," tukasnya.
Sabtu, 07 Juli 2012
Hukum Merayakan Malam Nishfu Sya'ban dan Puasa Pada Siangnya
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah: 3)
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ
"Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?" (QS. Al-Syuura: 21)
Dalam Shahihain, dari 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam: "Siapa yang mengada-adakan perkara baru dalam urusan kami ini yang bukan bagian darinya, maka ia tertolak."
Dan dalam Shahih Muslim, dari Jabir Radhiyallahu 'Anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda dalam khutbah Jum'at: "Amma Ba'du: sesugguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, dan seburuk-buruk urusan (Islam) adalah yang diada-adakan. Maka setiap perkara bid'ah adalah sesat."
Banyak sekali ayat dan hadits yang semakna dengan ini. Semuanya menunjukkan dengan jelas, Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjadikan lengkap ajaran Islam untuk umat ini dan telah menyempurnakan nikmat-Nya untuk mereka. Sehingga tidaklah diwafatkan Nabi-Nya 'Alaihis Shalaatu Wassalam kecuali setelah benar-benar menyampaikan semua risalah dan menerangkan syariat Allah –baik yang berbentuk perkataan dan perbuatan- kepada umat ini.
Kemudian Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjelaskan, setiap perkara yang dibuat-buat manusia sesudah beliau lalu dinisbatkan kepada Islam –baik yang berbentuk perkataan dan perbuatan- maka itu adalah bid'ah. Dan setiap bid'ah tertolak, yakni dikembalikan kepada pembuatnya, walaupun niatnya baik.
Para sahabat Nabi ridhwanullah 'Alaihim benar-benar memahami persoalan ini. Begitu juga ulama-ulama sesudah mereka. Semuanya mengingkari perkara bid'ah dan memperingatkan umat dari bahayanya. Sebagian ulama sangat konsen terhadap sunnah dan mengingkari perkara bid'ah, seperti Ibnu Wadhdhah, Imam al-Thurthusyi, Abu Syamah, dan ulama lainnya.
. . . setiap perkara yang dibuat-buat manusia sesudah beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam lalu dinisbatkan kepada Islam maka itu adalah bid'ah. Dan setiap bid'ah tertolak, yakni dikembalikan kepada pembuatnya, walaupun niatnya baik. . .
Di antara perkara bid'ah yang dibuat orang adalah perayaan malam Nishfu Sya'ban dengan mendirikan shalat khusus –biasa disebut shalat Bara'ah- dan mengistimewakan siangnya dengan puasa. Padahal, tidak ada dalil shahih yang bisa dijadikan sandaran amal ini. Terdapat beberapa dalil yang menerangkan keutamaan malam nishfu Sya'ban, tapi statusnya didhaifkan oleh mayoritas ulama. Di antaranya;
Dari Ali bin Abi Thalib Radliyallahu 'Anhu secara marfu', berkata,
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا
"Apabila tiba malam nishfu Sya'ban maka berdirilah shalat pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya." (HR. Ibnu Majah dalam Sunannya no. 1388, dan ini adalah hadits Maudlu'. Syaikh Al-Albani mengatakan dalam Dhaif Sunan Ibni Majah, "Lemah sekali atau maudlu –palsu-" no. 1388, juga dalam Al-Misykah no. 1308, Al-Dhaifah no. 2132)
Hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda kepadanya:
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لِأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كَلْبٍ
"Sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam Nishfu Sya'ban, lalu Dia akan mengampuni umatku lebih dari jumlah bulu domba yang digembalakan Bani Kalb." (HR. Ibn Majah no. 1389 dan al-Tirmidzi no. 670. Syaikh al-Albani mendhaifkannya dalam Dhaif Sunan Ibni Majah no. 295 dan Dhaif al-Jami' al-Shaghir no. 1761)
Kesimpulannya, bahwa perkara-perkara ini tidak diterangkan oleh hadits ataupun atsar kecuali dari jalur yang lemah dan maudhu'.
Al-Hafidz Ibnu Dahiyyah berkata, "Ahli Ta'dil dan Tajrih berkata, "Tidak ada hadits shahih yang menerangkan tentang Nishfu Sya'ban. Wahai Hamba-hamba Allah berhati-hatilah dari para pemalsu yang akan meriwayatkan sebuah hadits untuk kalian yang dipasarkan untuk kebaikan. Mengamalkan kebaikan seharusnya dengan sesuatu yang disyariatkan dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Apabila telah nyata bahwa dia berdusta maka telah keluar dari yang disyariatkan, maka penggunanya telah menjadi pembantu syetan karena menggunakan hadits atas nama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang tidak pernah Allah turunkan keterangan tentangnya." (Al-Ba'its 'ala Inkar al Bida' wa Al-Hawadits, Ibu Syamah al-Maqdisi, hal. 127)
Fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Baaz
Syaikh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah pernah ditanya tentang malam nishfu Sya'ban? Apakah ada shalat khusus di dalamnya? Beliau menjawab, "Malam Nishfu Sya'ban, tidak ada hadits shahih yang menerangkannya. Semua hadits yang menyebutkan tentang keutamaan di dalamnya adalah maudhu' (palsu) dan lemah yang tidak memiliki sumber. Malam itu tidak memiliki keistimewaan (kekhususan), baik dengan membaca sesuatu, tidak pula shalat khusus dan berjama'ah. . Dan apa yang disebutkan oleh sebagian ulama bahwa malam tersebut memiliki keistimewaan adalah pendapat yang lemah, karenanya tidak boleh diistimewakan dengan sesuatu. Ini adalah yang benar, semoga Allah melimpahkan taufiq-Nya kepada kita." Selesai fatwa, Wallahu Ta'ala A'lam.
sumber:http://www.voa-islam.com
Kamis, 05 Juli 2012
Profil Presiden Mursi
Kairo (ANTARA News) - Mohamed Moursi (61) terpilih sebagai Presiden Mesir pengganti Presiden Hosni Mubarak yang digulingkan dalam revolusi pada awal tahun lalu, sesuai dengan keputusan Komisi Pemilihan Presiden yang diumumkan Ketua Komisi, Farouk Soltan, pada Ahad.
Moursi, lahir di Desa Adwah, Provinsi Syarqiyah, bagian timur Mesir, pada 20 Agustus 1951 dari keluarga petani sederhana.
Saat ini, doktor teknik lulusan Amerika Serikat itu mengetuai Partai Kebebasan dan Keadilan atau Hizbul Hurriyah Wal Adalah, sayap politik Ikhwanul Muslimin.
Moursi meraih doktor bidang teknik material pada University of Southern California pada 1982, dan pernah menjadi dosen atau profesor pembantu di universitas di AS itu pada 1982-1985.
Pada 1985-2010, Moursi mengetuai jurusan teknik material di Universitas Zakazik, Mesir, dan dosen teknik di Cairo University.
Sejak 1977, Moursi mulai aktif di Ikhwanul Muslimin dan berulang kali masuk penjara, baik di masa Presiden Anwar Saddat (1970-1981) maupun di era Presiden Hosni Mubarak (1981-2011) atas tuduhan melakukan gerakan bawah tanah untuk menggulingkan pemerintah.
Memang, sepanjang tiga rezim Mesir mulai dari Presiden Gamal Abdel Nasser (1953-1970), berlanjut rezim Presiden Anwar Saddat (1970-1981) hingga Presiden Mubarak (1981-2011), Ikhwanul Muslimin dinyatakan sebagai organisasi terlarang.
Jabatan terakhir di Ikhwanul Muslimin, sebagai anggota (Irsyad) atau dewan pimpinan tertinggi di jajaran organisasi berpengaruh tersebut.
Dalam pemilihan umum pada 2000, Moursi terpilih sebagai anggota parlemen dan kemudian terpilih menjadi juru bicara kubu Ikhwanul Muslimin di dewan legislatif itu.
Moursi memiliki seorang istri dan dikaruniai lima anak dan tiga cucu.
Ini merupakan seorang pemimpin organisasi Islam mencapai posisi tertinggi di negeri berjulukan "Negeri Seribu Menara" tersebut.
Presiden terpilih Mesir Mohammed Mursi merupakan Presiden Mesir pertama yang hafal Alquran. Pria bernama lengkap Mohammed Mursi Issa Ayyat ini bahkan bersama Istri dan seluruh anaknya adalah penghafal Alquran.
Pria yang pernah merasakan dibalik jeruji ketika pemerintahan Anwar Saddat dan Hosni Mubarak ini dikaruniai 5 orang anak dan 3 orang cucu.
Selain Mursi, pemimpin dunia yang juga penghafal Alquran adalah Perdana Menteri Hamas, Ismail Haniya. bahkan anaknya yang bernama Aid berhasil menyempurnakan hafalan Alquran dalam 35 hari dan memperoleh gelar mumtaz (sempurna).
Baik Mursi maupun Haniya memiliki akar yang sama, yakni Ikhwanul Muslimin. Mursi mewakili sayap politik Ikhwan di Mesir lewat Partai Kebebasan dan Keadilan. Sedangkan Haniya adalah pemimpin Hamas yang didirikan Syaikh Ahmad Yassin sebagai pengejawantahan perjuangan Ikhwanul Muslimin di Palestina.
Bahkan dalam kampanyenya, Mursi pernah berujar jika menang, ibu kota Mesir akan dipindahkan ke Yerusalem sebagai bentuk dukungan bagi masyarakat Palestina.
Senin, 18 Juni 2012
PKS Bangun Kebersamaan di Akkarena
MAKASSAR, FAJAR -- DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Makassar menyisihkan waktu senggang jelang pilgub Sulsel, pilwalkot Makassar maupun pemilu 2014. Mereka membangun kebersamaan melalui family gathering di Pantai Akkarena, Minggu, 17 Juni.
Setidaknya 3.000 kader dan keluarga kader PKS ambil bagian. Ini sengaja dilakukan PKS agar sejak dini terbangun kebersamaan sehingga kader dan keluarga kader PKS tetap solid bersuara untuk PKS. "Family gathering disertai kegiatan hiburan dan perlombaan. Kita ingin kader semakin memperkuat hubungan silaturahmi melalui kegiatan seperti ini," imbuh Sekretaris DPD PKS Makassar, Mudzakkir Ali Djamil.
Upaya membangun kebersamaan melalui family gathering ini dimulai dengan senam PKS Nusantara. Ketua DPD PKS Makassar, Hasan Hamido menyatakan silaturahmi kader PKS ini merupakan agenda tahunan.
Kegiatan juga dihadiri Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Sulsel di antaranya, Andi Akmal Pasluddin, Amru Saher, Jafar Sodding serta beberapa aleg DPRD kota Makassar, Asriady Samad, Mudzakkir Ali Jamil, Iqbal Djalil. Kandidat cabup Takalar, Syamsari Kitta memenangkan lomba istana pasir sementara lomba tarik tambang dimenangkan DPC Panakkukang. (sah/ysd)
Capres Ikhwanul Muslimin Unggul atas Loyalis Mubarak
REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Perhitungan sementara pemilihan Presiden Mesir tahap kedua yang berakhir Ahad (17/6) malam, menunjukkan calon presiden dari Ikhwanul Muslimin, Mohamed Moursi, mampu mengungguli Ahmed Shafik, Capres loyalis mantan Presiden Hosni Mubarak.
Moursi dilaporkan meraih suara terbanyak di 19 dari seluruh 27 provinsi Mesir seperti di Kairo, Iskandariyah, Almenia, Souhag, Aswan, Ismailiyah.Monofiah, Fayooum, Wadil Gadid,
Sedangkan Shafik melaju di provinsi Garbiyah, Dakhaliyah, Sinai Utara dan Sinai Selatan dan Port Said.
Menurut kantor berita Mesir, MENA, perhitungan sementara di seluruh Mesir, Moursi tercatat meraih 2.846.854 suara dan Shafik memperoleh 2.158.826 suara.
Jumlah pemilih tercatat 50 juta, namun pengguna hak suara diperkirakan di bawah 60 persen.
Pilpres yang berlangsung dua hari itu diperpanjang dua jam hingga pukul 22.00 waktu setempat akibat banyaknya pemilih menjelang malam.
Pada siang hari, berbagai tempat pemungutan suara dilaporkan sepi pemilih akibat cuaca panas yang di beberapa tempat mencapai 40 derajat celsius.
Selain cuaca panas, beberapa kelompok gerakan revolusi memboikot Pilpres tersebut akibat protes terhadap keikutsertaan loyalis Mubarak, Ahmed Shafik.
Moursi dan Shafik lolos dalam Pilpres tahap kedua setelah memperoleh suara terbanyak dalam Pilpres tahap pertama pada 23 dan 24 Mei lalu yang diikuti 13 Capres.
Ini merupakan Pilpres pertama pasca revolusi yang menumbangkan rezim Mubarak pada 11 Februari 2011.
Pilpres tersebut diwarnai dengan pembubaran parlemen sesuai dengan keputusan Mahkamah Konstitusi pada Kamis (14/6) yang menyatakan bahwa proses pembentukan parlemen bertentangan dengan konstitusi
Kamis, 14 Juni 2012
Sosok penyelamat misterius di Suriah, Mujahidin atau Malaikat?
SURIAH (Arrahmah.com) - Situs Mujahidin Kavkaz Center merilis laporan tentang rekaman video di Suriah yang telah diposting di internet. Dalam video tersebut menunjukkan seorang laki-laki yang tertembak, terluka atau gugur - tidak jelas apakah pria itu masih hidup atau telah syahid - tergeletak di jalan. Orang-orang sekitar bersembunyi dan tidak dapat mendekati dan menolong saudaranya karena jalanan dihujani tembakan oleh pasukan rezim Syi'ah Nushairuyah, bala tentara Bashar Assad.
Banyak teriakan disana, orang-orang yang berada disekitar sibuk dengan keadaan yang genting dan tidak tahu bagaimana harus membantu pria tak berdaya itu. Pada saat itu, seorang sosok misterius yang memakai pakaian serba putih mendekati pria yang tak berdaya itu dari belakang. Tingkahnya nampak aneh dan sangat tenang, tidak menampakkan emosi atau ketakutan apapun.
Para Demonstran Muslim berhamburan di jalan karena ditembaki oleh tentara Assad
Pria Muslim yang memisahkan diri kemudian ia terkena tembakan tergeletak dijalan
Sosok misterius berpakaian putih itu berjalan perlahan-lahan, tanpa mempercepat langkahnya, mendekati pria yang tergeletak di jalan tersebut yang beratnya diperkirakan tidak lebih dari 80 kg, dan dengan tenang membawanya.
Sosok misterius berjubah putih tiba-tiba datang berjalan dengan tenang
Sosok berjubah itu kemudian mengambil korban yang tergeletak dengan tenang
Sosok berjubah putih membawa korban yang tertembak dengan santai
Sosok berjubah putih berjalan dengan santai membawa muslim yang tak berdaya itu dan hendak menyerahkannya kepada orang yang berada di tempat
Sosok misterius menyerahkan korban kepada kerumunan orang, kemudian menghilang
Kemudian dengan satu tangan, ia memberikan pria itu ke orang yang berada di kerumunan. Kemudian sosok putih misterius itu hilang tak diketahui.
Seperti yang ditunjukkan oleh saksi mata di tempat kejadian, sosok tak dikenal yang memakai jubah putih tanpa noda itu, yang sungguh tidak terlihat sama sekali seperti dalam situasi perang, yang kotor, berdebu dan ekspresi kepanikan atau ketakutan karena gencarnya penembakan dan penghancuran.
Sumber-sumber di Suriah mengatakan bahwa ini bukan satu-satunya kejadian misterius yang pernah terjadi di Suriah, saksi mata pernah melihat beberapa sosok misterius dengan pakaian serba putih, yang berpartisipasi dalam pertempuran atau terjadinya pembantaian di Suriah oleh pasukan Alawiyah pimpinan Bashar Assad terhadap kaum Muslimin. Cerita ini hanyalah salah satu dari sejumlah dokumen langka yang terekam kamera.
Kaum Muslimin bertanya-tanya: Siapakah sosok-sosok misterius itu? Mujahidin atau Malaikat?
Hanya Allah yang Tahu
Allahu a'lam bishawab
sumber: http://arrahmah.com/read/2012/05/02/19861-sosok-penyelamat-misterius-di-suriah-mujahidin-atau-malaikat.html
Selasa, 12 Juni 2012
Walikota Depok Naik Motor ke Kantor?
REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK---Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail menggunakan sepeda motor untuk berangkat ke kantor sebagai perwujudan atas program hemat energi. "Tak masalah menggunakan sepeda motor, karena sudah biasa sebelumnya," kata Nur Mahmudi yang mengendarai sendiri sepeda motor dari kediaman di Cimanggis menuju Balaikota Depok di Jalan Margonda, Depok, Jawa Barat, Selasa.
Ia mengatakan, pihaknya dengan para aparatur PNS di Kota Depok sepakat untuk tidak menggunakan mobil dinas selama satu hari setiap Selasa atau "One Day No car". "Program tersebut diberlakukan kepada seluruh pegawai negeri sipil di Kota Depok," ujarnya.
Pada hari pertama "One Day No Car", dia menggunakan sepeda motor matic warna putih-biru bernomor polisiB 6274 EUT.
Ia mengatakan, berdasarkan lima kebijakan Presiden tentang penghematan bahan bakar minyak dan listrik, yaitu pertama pengendalian sistem distribusi di setiap SPBU, kedua pelarangan BBM bersubsidi untuk kendaraan pemerintah, baik pusat maupun daerah.
Selanjutnya, ketiga pelarangan BBM bersubsidi untuk kendaraan perkebunan dan pertambangan. Keempat konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas. Kelima penghematan penggunaan listrik dan air di Kantor Pemerintah baik pusat maupun daerah, BUMN maupun BUMD.
Selain itu juga Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 12 Tahun 2012 tentang Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak. Mengacu pada kebijakan Presiden dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2012.
"Gerakan 'One Day No Car' bertujuan untuk penghematan penggunaan bahan bakar non subsidi dan mengurangi polusi udara di lingkungan," ujarnya.
Ia menjelaskan, kebijakan ini dilatarbelakangi oleh kesadaran akan pentingnya menghemat energi mengingat bahan bakar minyak merupakan energi yang ketersediaannya terbatas dan tidak bisa diperbaharui.
Dengan program tersebut diharapkan Kota Depok bisa turut berkontribusi bagi keberlangsungan energi nasional sehingga manfaatnya bisa terus dirasakan oleh generasi di masa yang akan datang.
Wali Kota berharap kebijakan tersebut akan menjadi contoh bagi masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan kendaraan pribadi dan lebih memilih tranportasi umum dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Wali Songo, Bukti Organisasi Dakwah yang Hebat (Bag 1)
REPUBLIKA.CO.ID, “Menelusuri jejak masuknya Islam di Jawa berarti mengidentifikasi konsep dakwah yang luar biasa,” demikian peneliti yang juga pengamat sejarah Islam, Asep Sobari, Lc
Ia melihat, penyebaran Islam di Tanah Jawa khususnya dan Nusantara umumnya sesuai dengan karakter dakwah Islam sejak masa Rasulullah saw.
Alumni Universitas Islam Madinah itu menambahkan, sejarah penyebaran Islam di Jawa yang terungkap adalah hanya sebatas jejak penyebaran yang dilakukan secara masif.
“Jauh sebelum periode itu, Islam telah masuk ke Jawa,” ujar wakil direktur eksekutif Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (Insists) ini kepada reporter Republika, Devi A. Oktavika.
Ada banyak versi mengenai periode masuknya Islam ke Jawa. Dapatkah Anda menjelaskannya secara ringkas?
Jika memang harus menyoroti masuknya Islam ke Pulau Jawa, saya kira kita tidak bisa tidak membicarakan sejarah masuknya Islam ke Nusantara. Sulit memisahkan keduanya, karena menurut saya, Islam masuk ke Jawa tidak lama setelah ia masuk ke Indonesia. Jadi jika ditanya kapan ajaran Islam masuk Jawa, jawabannya dapat kita peroleh jika kita membaca sejarah masuknya Islam ke Nusantara.
Bahkan, saya pun yakin, sangat mungkin Islam mulai masuk ke Nusantara pada periode yang jauh lebih awal dari sajian informasi dari buku-buku sejarah yang banyak kita baca. Kitab Tarikh Thobari misalnya, menceritakan bahwa sekitar 450 tahun sebelum kelahiran Rasulullah saw, rempah Indonesia telah diperdagangkan dengan suku Quraisy.
Dari sini dapat kita simpulkan bahwa jalur dagang telah terbentuk sejak lama, dan Indonesia adalah salah satu bagian dari rute tersebut. Selain itu, yang diamati adalah bahwa karakteristik dakwah Islam tidak pernah berubah sejak zaman Rasulullah dan para sahabat. Yakni, ketika proses dakwah Islam telah sampai di satu tempat yang belum pernah dijangkau, ia akan dijadikan basis penguatan dakwah tersebut. Setelah basis dakwah tersebut kuat, maka dilakukan lah penyebaran yang lebih jauh lagi.
Minggu, 10 Juni 2012
Pernahkah Anda Melihat Syahrul pakai baju PKS?
Syahrul yang baru saja terpilih sebagai gubernur Sulawesi Selatan ,kala itu memberi sambutan pada acara milad PKS di Kabupaten Pangkep. Dengan gaya dan orasi khas Syahrul dia meminta Jas PKS di antara kalimat orasinya. Gayung bersambut pengurus wilayah PKS dengan sigap dan cepat naik ke panggung memberikan jas PKS kepada beliau.Dan 'standing aplaus' terlihat di mana mana.....
Jumat, 08 Juni 2012
Resepsi pernikahan akh Rizal
Selama 4 tahun mendampingi saya sebagai sekretaris DPC, akhirnya setelah lepas dari amanah partai dan bekerja sebagai guru swasta , alhamdulillah menikah juga ....walimahannya dihadiri oleh hampir semua kader yang ada di dapil4...meriah deh pokoknya
Rabu, 06 Juni 2012
Pidato Hasyim Muzadi, Keren
Baru-baru ini beredar pidato menghebohkan dari mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi melalui pesan berantai BlackBerry Messenger (BBM) dan media sosial.
Bagi umat Muslim yang komitmen dengan syariat Islam, pidato Hasyim Muzadi itu adalah pidato yang brilian dan patut mendapat acungan jempol. Namun, bagi kalangan liberal dan pihak-pihak yang “memusuhi” Islam, pidato itu dianggap “radikal.”
Seperti apa pidato yang menghebohkan itu? Berikut isi pidato Hasyim Muzadi yang juga Presiden WCRP (World Conference on Religions for Peace) dan Sekjen ICIS (International Conference for Islamic Scholars) tentang tuduhan INTOLERANSI agama di Indonesia oleh Sidang PBB di Jeneva :
"Selaku Presiden WCRP dan Sekjen ICIS, saya sangat menyayangkan tuduhan INTOLERANSI agama di Indonesia. Pembahasan di forum dunia itu, pasti karena laporan dari dalam negeri Indonesia. Selama berkeliling dunia, saya belum menemukan negara muslim mana pun yang setoleran Indonesia.
Kalau yang dipakai ukuran adalah masalah AHMADIYAH, memang karena Ahmadiyah menyimpang dari pokok ajaran Islam, namun selalu menggunakan stempel Islam dan berorientasi Politik Barat. Seandainya Ahmadiyah merupakan agama tersendiri, pasti tidak dipersoalkan oleh umat Islam.
Kalau yang jadi ukuran adalah GKI YASMIN Bogor, saya berkali-kali ke sana, namun tampaknya mereka tidak ingin selesai. Mereka lebih senang Yasmin menjadi masalah nasional & dunia untuk kepentingan lain daripada masalahnya selesai.
Kalau ukurannya PENDIRIAN GEREJA, faktornya adalah lingkungan. Di Jawa pendirian gereja sulit, tapi di Kupang (Batuplat) pendirian masjid juga sangat sulit. Belum lagi pendirian masjid di Papua. ICIS selalu melakukan mediasi.
Kalau ukurannya LADY GAGA & IRSHAD MANJI, bangsa mana yang ingin tata nilainya dirusak, kecuali mereka yang ingin menjual bangsanya sendiri untuk kebanggaan Intelektualisme Kosong ?
Kalau ukurannya HAM, lalu di Papua kenapa TNI / Polri / Imam Masjid berguguran tidak ada yang bicara HAM? Indonesia lebih baik toleransinya dari Swiss yang sampai sekarang tidak memperbolehkan Menara Masjid, lebih baik dari Perancis yang masih mempersoalkan Jilbab, lebih baik dari Denmark, Swedia dan Norwegia, yang tidak menghormati agama, karena di sana ada UU Perkawiman Sejenis. Agama mana yang memperkenankan perkawinan sejenis ?!
Akhirnya kembali kepada bangsa Indonesia, kaum muslimin sendiri yang harus sadar dan tegas, membedakan mana HAM yang benar (humanisme) dan mana yang sekedar Weternisme". [JJ/Trb/yi]
Minggu, 03 Juni 2012
Relawan Hidayat di ancam senjata api
Underground Tauhid - Relawan dari pasangan calon gubernur DKI Jakarta, Hidayat Nur Wahid-Didiek Rachbini, mengalami intimidasi saat menyebarkan poster jagoan mereka di daerah Rawa Badak, Jakarta Utara, Sabtu (2/6). Namun hal tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
“Salah paham biasa saja, sudah clear sekarang. Tidak ada laporan ke kepolisian karena sudah diselesaikan kekeluargaan saja,” kata anggota DPRD DKI Jakarta dari PKS, Tubagus Arif, pada detikcom, Minggu (3/6/2012).
Tubagus merupakan pemilik rumah yang menjadi posko pendukung Hidayat-Didiek di daerah tersebut. Rumah Tubagus tidak luput dari aksi premanisme yang melarang pemasangan poster dan banner Hidayat-Didiek.
Tubagus menambahkan kejadian yang dikarenakan salah paham tersebut menghasilkan kesepakatan soal pemasangan atribut calon gubernur dalam pilkada DKI. Kesepakatan tersebut terkait dengan daerah yang diperkenankan dan tidak diperkenankan dalam memasang atribut pilkada.
“kesepakatan saja, cuman daerah situ saja. Ini biasa saja,” jelasnya.
Kejadian intimidasi tersebut terjadi Sabtu malam di daerah Rawa Badak, berikut kejadiannya berdasarkan rilis yang diterima detikcom dari tim Hidayat-Didiek, Minggu (3/6):
Relawan Hidayat-Didiek yang tengah memasang spanduk dan banner di daerah RW 07, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Jakarta Utara, Sabtu (2/5) malam di datangi oleh sejumlah oknum berambut cepak yang diduga menjadi beking seorang pengusaha besi tua di kawasan itu. Mereka meminta sejumlah relawan yang tengah memasang spanduk dan banner pasangan Hidayat-Didiek untuk menurunkan semua spanduk dan banner yang sudah dipasang.
Alasan mereka, tidak ada izin dari RT/RW setempat. Namun, ketika dijawab bahwa tidak ada aturan yang mengharuskan adanya izin dari RT/RW, sejumlah pria berambut cepak tersebut marah dan mengancam akan mematahkan kaki para relawan. Nyatanya, banner dan spanduk kandidat lain tidak pernah diusik, pemasangannya tidak ada izin dari RT/RW setempat.
Selanjutnya, relawan Hidayat-Didiek kembali ke posko, tapi ternyata sekelompok orang suruhan pengusaha besi bekas tersebut tidak puas. Mereka mendatangi posko relawan, yang juga rumah anggota DPRD DKI Jakarta dari PKS, Tubagus Arif. Atas perintah pengusaha besi tua yang ikut menyerbu posko relawan tersebut, mereka melepasi banner yang terpasang di tiang depan rumah Tubagus.
Sang pengusaha mendatangi para relawan yang berkumpul di dalam rumah Tubagus Arif. Ia menantang dan mencengkram baju salah seorang relawan hingga bajunya sobek, juga mengangkat tangan hendak memukul salah seorang relawan. Namun, situasi dapat dikendalikan sehingga tidak sempat terjadi keributan. Tak berapa lama pengusaha dan para pembekingnya pun meninggalkan posko. Di perjalanan mereka mencopoti banner Hidayat-Didiek.
Namun sang pengusaha yang dipanggil ‘Si Bos’ ini ternyata belum puas. Ia menyuruh seorang oknum TNI yang menjadi bekingnya untuk memanggil salah seorang relawan, Nurdiansyah. Dengan harapan persoalan bisa segera tuntas, Nurdiansyah dan sejumlah relawan mendatangi rumah ‘Si Bos’. Dalam pertemuan, ‘Si Bos’ memaksa agar relawan Hidayat-Didiek meminta maaf kepadanya, dan mengatakan, “Untung tidak saya siram pake ini,” seraya menunjukkan senjata api. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh pengurus RW, yang sejak kejadian lebih banyak diam ketimbang menengahi keributan.
Sedangkan, ketua tim advokasi Hidayat-Didiek, Zainuddin Paru, menyatakan arogansi dan aksi premanisme seperti itu tidak bisa dibenarkan dan hanya akan mencederai demokrasi. Ia mengharapkan Pilkada berlangsung dengan aman, tertib, jujur, dan adil. Paru menilai aksi yang dilakukan oleh pengusaha di Rawa Badak dan oknum TNI itu berlawanan dengan prinsip-prinsip demokrasi.
Read more http://www.undergroundtauhid.com/relawan-cagub-dki-hidayat-didik-diancam-senjata-api-saat-memasang-poster/
Sabtu, 02 Juni 2012
Menangis Karena Allah
Materi ini saya cari karena berhubung dengan materi Mabit yang akan datang se dapil 4, kurisity saya jadi meningkat, ada apa di balik materi ini?... dan saya pun men-copasnya dari blog ikhwa , berikut materinya:
Sufyan berkata: “Menangis itu ada 10 macam, yakni 9 karena selain Allah dan satu karena Allah. Bila menangis karena Allah itu datang sekali dalam setahun, maka itu sudah terbilang banyak.” [Hilyatul Auliya' 7/11]
Qasamah bin Zuhair berkata, “Abu Musa pernah berkhotbah di kota Bashrah. Ia berkata, “Wahai manusia, menangislah. Jika kalian tidak bisa menangis, maka berusahalah untuk menangis. Karena penghuni Neraka akan menangis dengan mengeluarkan air mata sampai habis. Kemudian mereka akan menangis dengan mengeluarkan air mata darah. Bahkan seandainya di situ dilepaskan beberapa perahu, pastilah akan bisa berjalan.” [Hilyatul Auliya' 1/261]
Ka’bul Ahbar berkata, “Sungguh, aku lebih suka menangis karena Allah, lalu air mataku mengalir diatas pipiku, daripada bersedekah dengan emas seberat timbanganku.” [Hilyatul Auliya' 5/366]
Wuhaib bin Ward berkata, “Yahya bin Zakariya ‘alaihis salam memiliki dua garis dipipinya akibat menangis.” Kemudian ayahnya, Zakariya ‘alaihis salam berkata, “Sungguh, aku hanya meminta kepada Allah seorang anak yang bisa menjadi penyejuk mataku.” Yahya ‘alaihis salam berkata, “Ayah, sesungguhnya Jibril ‘alaihis salam memberitahuku bahwa diantara Surga dan Neraka ada sebuah gurun yang hanya bisa dilalui oleh orang yang rajin menangis.” [Hilyatul Auliya' 8/149]
Yazid bin Maisaroh berkata, “Tangisan itu berasal dari tujuh hal: gembira, sedih, cemas, sakit, riya’, syukur, dan tangisan karena takut kepada Allah. Inilah tangisan yang tetesan air matanya bisa memadamkan api sebesat gunung.” [Hilyatul Auliya' 5/235]
Shalih al-Murri berkata, “Tangisan itu bisa diundang dengan cara memikirkan dosa, jika direspons positif oleh hati. Jika tidak, maka alihkan kepada kengerian dan kedahsyatan hari Kiamat, jika direspons positif. Jika tidak, maka tawarkanlah kepadanya untuk berguling-guling di antara nampan-nampan api (Neraka).” Kemudian ia pun menangis dan pingsan. Dan orang-orang pun berteriak histeris. [Hilyatul Auliya' 6/167]
1. Abdussalam (mantan budak Maslamah bin Abdul Malik) berkata, “Umar bin Abdul Aziz pernah menangis, lalu Fathimah ikut menangis. Namun mereka tidak tahu apa yang membuat mereka menangis. Ketika mereka selesai menangis, Fathimah bertanya, “Ya Amirul Mukminin, mengapa anda menangis?” Umar menjawab, “Fathimah, aku teringat hari dimana manusia dipisahkan dari hadapan Allah; satu kelompok di dalam Surga dan kelompok lainnya di dalam Neraka.” Kemudian ia berteriak dan pingsan. [Hilyatul Auliya' 5/269]
2. Apabila Umar bin Abdul Aziz mendengar pembicaraan tentang kematian, maka tubuhnya menggelepar seperti burung dan menangis sampai air matanya mengalir di jenggotnya.” [Hilyatul Auliya' 3/316]
3. Hani’ (mantan budak Utsman bin Affan) berkata, “Apabila Utsman bin Affan berdiri di atas kuburan, ia menangis hingga jenggotnya basa oleh air mata.” [Hilyatul Auliya' 1/61]
4. Malik bin Anas berkata, “Muhammad bin Munkadir adalah penghulu para pembaca. Hampir setiap kali ada orang yang bertanya kepadanya tentang hadits, ia selalu menangis.” [Hilyatul Auliya' 2/147]
5. Abu Ayyub al-A’raj berkata, “Sa’id bin Jubair selalu menangis di malang hari sampai rabun.” [Hilyatul Auliya' 4/272]
6. Sa’id bin Jubair berkata, “Aku tidak pernah melihat orang yang lebih perhatian terhadap kemuliaan Baitullah ini daripada orang Bashrah. Pada suatu malam aku pernah melihat seorang wanita muda bergelayutan pada tirai Ka’bah. Ia memanjarkan doa, menangis dan menghiba sampai meninggal dunia.” [Hilyatul Auliya' 4/276]
7. Ali bin Abdillah berkata, Kami pernah bersama Yahya bin Sa’id al-Qaththan. Ketika ia keluar dari masjid, kami pun keluar bersamanya. Tatkala tiba di pintu rumahnya ia berdiri, dan kami pun berdiri. Lalu ia berkata kepada seorang pria, “Bacalah!” Pria itu pun membaca surat ad-Dukhan. Ketika ia mulai membaca aku melihat Yahya bin Sa’id berubah, hingga ketika sampai pada ayat,
“Sesungguhnya hari keputusan itu adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya.” [QS.ad Dukhan:40]
Tiba-tiba Yahya menjerit dan pingsan. Ia baru siuman setelah sekian lama. Kemudian kami menemuinya. Ternyata ia tengah tertidur di atas pembaringannya serayas membaca, “Sesungguhnya hari keputusan itu adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya.” [QS.ad Dukhan:40]. Maka keadaan itu terus berlangsung sampai ia meninggal dunia. [Hilyatul Auliya' 8/383] (#1)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah sampai susu [yang telah diperah] bisa masuk kembali ke tempat keluarnya.” (HR. Tirmidzi [1633]).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; [1] seorang pemimpin yang adil, [2] seorang pemuda yang tumbuh dalam [ketaatan] beribadah kepada Allah ta’ala, [3] seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid, [4] dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya, [5] seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan kerkedudukan dan cantik [untuk berzina] akan tetapi dia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah’, [6] seorang yang bersedekah secara sembunyi-sumbunyi sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan [7] seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis).” (HR. Bukhari [629] dan Muslim [1031]).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Ada dua buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi [1639], disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1338]).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada yang lebih dicintai oleh Allah selain dua jenis tetesan air dan dua bekas [pada tubuh]; yaitu tetesan air mata karena perasaan takut kepada Allah, dan tetesan darah yang mengalir karena berjuang [berjihad] di jalan Allah. Adapun dua bekas itu adalah; bekas/luka pada tubuh yang terjadi akibat bertempur di jalan Allah dan bekas pada tubuh yang terjadi karena mengerjakan salah satu kewajiban yang diberikan oleh Allah.” (HR. Tirmidzi [1669] disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1363])
Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma mengatakan, “Sungguh, menangis karena takut kepada Allah itu jauh lebih aku sukai daripada berinfak uang seribu dinar!”.
Ka’ab bin al-Ahbar rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya mengalirnya air mataku sehingga membasahi kedua pipiku karena takut kepada Allah itu lebih aku sukai daripada aku berinfak emas yang besarnya seukuran tubuhku.”
Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu mengatakan; suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Bacakanlah al-Qur’an kepadaku.” Maka kukatakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah saya bacakan al-Qur’an kepada anda sementara al-Qur’an itu diturunkan kepada anda?”. Maka beliau menjawab, “Sesungguhnya aku senang mendengarnya dibaca oleh selain diriku.” Maka akupun mulai membacakan kepadanya surat an-Nisaa’. Sampai akhirnya ketika aku telah sampai ayat ini (yang artinya), “Lalu bagaimanakah ketika Kami datangkan saksi bagi setiap umat dan Kami jadikan engkau sebagai saksi atas mereka.” (QS. an-Nisaa’ : 40). Maka beliau berkata, “Cukup, sampai di sini saja.” Lalu aku pun menoleh kepada beliau dan ternyata kedua mata beliau mengalirkan air mata.” (HR. Bukhari [4763] dan Muslim [800]).
Dari Ubaidullah bin Umair rahimahullah, suatu saat dia pernah bertanya kepada Aisyah radhiyallahu’anha, “Kabarkanlah kepada kami tentang sesuatu yang pernah engkau lihat yang paling membuatmu kagum pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?”. Maka ‘Asiyah pun terdiam lalu mengatakan, “Pada suatu malam, beliau (nabi) berkata, ‘Wahai Aisyah, biarkanlah malam ini aku sendirian untuk beribadah kepada Rabbku.’ Maka aku katakan, ‘Demi Allah, sesungguhnya saya sangat senang dekat dengan anda. Namun saya juga merasa senang apa yang membuat anda senang.’ Aisyah menceritakan, ‘Kemudian beliau bangkit lalu bersuci dan kemudian mengerjakan shalat.’ Aisyah berkata, ‘Beliau terus menerus menangis sampai-sampai basahlah bagian depan pakaian beliau!’. Aisyah mengatakan, ‘Ketika beliau duduk [dalam shalat] maka beliau masih terus menangis sampai-sampai jenggotnya pun basah oleh air mata!’. Aisyah melanjutkan, ‘Kemudian beliau terus menangis sampai-sampai tanah [tempat beliau shalat] pun menjadi ikut basah [karena tetesan air mata]!”. Lalu datanglah Bilal untuk mengumandangkan adzan shalat (Subuh). Ketika dia melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menangis, Bilal pun berkata, ‘Wahai Rasulullah, anda menangis? Padahal Allah telah mengampuni dosa anda yang telah berlalu maupun yang akan datang?!’. Maka Nabi pun menjawab, ‘Apakah aku tidak ingin menjadi hamba yang pandai bersyukur?! Sesungguhnya tadi malam telah turun sebuah ayat kepadaku, sungguh celaka orang yang tidak membacanya dan tidak merenungi kandungannya! Yaitu ayat (yang artinya), “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi….dst sampai selesai” (QS. Ali Imran : 190).” (HR. Ibnu Hiban [2/386] dan selainnya. Disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih at-Targhib [1468] dan ash-Shahihah [68]).
Mu’adz radhiyallahu’anhu pun suatu ketika pernah menangis tersedu-sedu. Kemudian ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?”. Maka beliau menjawab, “Karena Allah ‘azza wa jalla hanya mencabut dua jenis nyawa. Yang satu akan masuk surga dan satunya akan masuk ke dalam neraka. Sedangkan aku tidak tahu akan termasuk golongan manakah aku di antara kedua golongan itu?”.
al-Hasan al-Bashri rahimahullah pun pernah menangis, dan ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?”. Maka beliau menjawab, “Aku khawatir besok Allah akan melemparkan diriku ke dalam neraka dan tidak memperdulikanku lagi.”
Abu Musa al-Asya’ri radhiyallahu’anhu suatu ketika memberikan khutbah di Bashrah, dan di dalam khutbahnya dia bercerita tentang neraka. Maka beliau pun menangis sampai-sampai air matanya membasahi mimbar! Dan pada hari itu orang-orang (yang mendengarkan) pun menangis dengan tangisan yang amat dalam.
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu menangis pada saat sakitnya [menjelang ajal]. Maka ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?!”. Maka beliau menjawab, “Aku bukan menangis gara-gara dunia kalian [yang akan kutinggalkan] ini. Namun, aku menangis karena jauhnya perjalanan yang akan aku lalui sedangkan bekalku teramat sedikit, sementara bisa jadi nanti sore aku harus mendaki jalan ke surga atau neraka, dan aku tidak tahu akan ke manakah digiring diriku nanti?”.
Suatu malam al-Hasan al-Bashri rahimahullah terbangun dari tidurnya lalu menangis sampai-sampai tangisannya membuat segenap penghuni rumah kaget dan terbangun. Maka mereka pun bertanya mengenai keadaan dirinya, dia menjawab, “Aku teringat akan sebuah dosaku, maka aku pun menangis.”
Saya [penyusun artikel] berkata: Kalau al-Hasan al-Bashri saja menangis sedemikian keras karena satu dosa yang diperbuatnya, lalu bagaimanakah lagi dengan orang yang mengingat bahwa jumlah dosanya tidak dapat lagi dihitung dengan jari tangan dan jari kaki? Laa haula wa laa quwwata illa billah! Alangkah jauhnya akhlak kita dibandingkan dengan akhlak para salafush shalih? Beginikah seorang salafi, wahai saudaraku? Tidakkah dosamu membuatmu menangis dan bertaubat kepada Rabbmu? “Apakah mereka tidak mau bertaubat kepada Allah dan meminta ampunan kepada-Nya? Sementara Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (lihat QS. al-Maa’idah : 74). Aina nahnu min haa’ulaa’i? Aina nahnu min akhlagis salaf? Ya akhi, jadilah salafi sejati! (#2)
Pernahkah Anda menangis -dalam keadaan sendirian- karena takut siksa Allâh Ta’ala? Ketahuilah, sesungguhnya hal itu merupakan jaminan selamat dari neraka. Menangis karena takut kepada Allâh Ta’ala akan mendorong seorang hamba untuk selalu istiqâmah di jalan-Nya, sehingga akan menjadi perisai dari api neraka. Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda:
“Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allâh sampai air susu kembali ke dalam teteknya. Dan debu di jalan Allâh tidak akan berkumpul dengan asap neraka Jahannam”.
[HR. at-Tirmidzi, no. 1633, 2311; an-Nasâ‘i 6/12; Ahmad 2/505; al-Hâkim 4/260; al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah 14/264. Syaikh Salîm al-Hilâli hafizhahullâh mengatakan, “Shahîh lighairihi”. Lihat penjelasannya dalam kitab Bahjatun Nâzhirîn Syarh Riyâdhus Shâlihîn 1/517; no. 448)]
MENGAPA HARUS MENANGIS?
Seorang Mukmin yang mengetahui keagungan Allâh Ta’ala dan hak-Nya, setiap dia melihat dirinya banyak melalaikan kewajiban dan menerjang larangan, akan khawatir dosa-dosa itu akan menyebabkan siksa Allâh Ta’ala kepadanya.
Nabi Muhammad Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda:
"Sesungguhnya seorang Mukmin itu melihat dosa-dosanya seolah-olah dia berada di kaki sebuah gunung, dia khawatir gunung itu akan menimpanya. Sebaliknya, orang yang durhaka melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang hinggap di atas hidungnya, dia mengusirnya dengan tangannya –begini–, maka lalat itu terbang”.
(HR. at-Tirmidzi, no. 2497 dan dishahîhkan oleh al-Albâni rahimahullâh)
Ibnu Abi Jamrah rahimahullâh berkata,
“Sebabnya adalah, karena hati seorang Mukmin itu diberi cahaya. Apabila dia melihat pada dirinya ada sesuatu yang menyelisihi hatinya yang diberi cahaya, maka hal itu menjadi berat baginya. Hikmah perumpamaan dengan gunung yaitu apabila musibah yang menimpa manusia itu selain runtuhnya gunung, maka masih ada kemungkinan mereka selamat dari musibah-musibah itu. Lain halnya dengan gunung, jika gunung runtuh dan menimpa seseorang, umumnya dia tidak akan selamat. Kesimpulannya bahwa rasa takut seorang Mukmin (kepada siksa Allâh Ta’ala -pen) itu mendominasinya, karena kekuatan imannya menyebabkan dia tidak merasa aman dari hukuman itu. Inilah keadaan seorang Mukmin, dia selalu takut (kepada siksa Allâh-pen) dan bermurâqabah (mengawasi Allâh). Dia menganggap kecil amal shalihnya dan khawatir terhadap amal buruknya yang kecil”. (Tuhfatul Ahwadzi, no. 2497)
Apalagi jika dia memperhatikan berbagai bencana dan musibah yang telah Allâh Ta’ala timpakan kepada orang-orang kafir di dunia ini, baik dahulu maupun sekarang. Hal itu membuatnya tidak merasa aman dari siksa Allâh Ta’ala.
Allâh Ta’ala berfirman yang artinya:
“Dan begitulah adzab Rabbmu apabila Dia mengadzab penduduk negeri-negeri yang berbuat zhalim. Sesungguhnya adzab-Nya sangat pedih lagi keras. Sesungguhnya pada peristiwa itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada adzab akhirat. Hari Kiamat itu adalah suatu hari dimana manusia dikumpulkan untuk (menghadapi)-Nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk). Dan Kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu. Saat hari itu tiba, tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang bahagia. Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih)”. (Qs Hûd/11:102-106)
Ketika dia merenungkan berbagai kejadian yang mengerikan pada hari Kiamat, berbagai kesusahan dan beban yang menanti manusia di akhirat, semua itu pasti akan menggiringnya untuk takut kepada Allâh Ta’ala al-Khâliq.
Allâh Ta’ala berfirman yang artinya:
“Hai manusia, bertakwalah kepada Rabbmu.Sesungguhnya kegoncangan hari Kiamat itu
adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah), pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, semua wanita yang menyusui anaknya lalai terhadap anak yang disusuinya, dan semua wanita yang hamil gugur kandungan. Kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk.
Akan tetapi adzab Allâh itu sangat keras”. (Qs al-Hajj/22:1-2)
Demikianlah sifat orang-orang yang beriman. Di dunia, mereka takut terhadap siksa Rabb mereka, kemudian berusaha menjaga diri dari siksa-Nya dengan takwa, yaitu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Maka, Allâh Ta’ala memberikan balasan sesuai dengan jenis amal mereka. Dia memberikan keamanan di hari Kiamat dengan memasukkan mereka ke dalam surga-Nya.
Allâh Ta’ala berfirman yang artinya:
“Dan sebagian mereka (penghuni surga-pent) menghadap kepada sebagian yang lain; mereka saling bertanya. Mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami dahulu sewaktu berada di tengah-tengah keluarga, kami merasa takut (akan diadzab)”. Kemudian Allâh memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka. Sesungguhnya kami dahulu beribadah kepada-Nya. Sesungguhnya Dia-lah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang”. (Qs ath-Thûr/52:25-28)
ILMU ADALAH SEBAB TANGISAN KARENA ALLÂH TA'ALA
Semakin bertambah ilmu agama seseorang, semakin tambah pula takutnya terhadap keagungan Allâh Ta’ala.
Allâh Ta’ala berfirman yang artinya:
“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak, ada yang bermacam-macam warna (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allâh di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah Ulama. Sesungguhnya Allâh Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (Qs Fâthir/35:28)
Nabi Muhammad Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda:
“Surga dan neraka ditampakkan kepadaku, maka aku tidak melihat kebaikan dan keburukan seperti hari ini. Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis”.
Anas bin Mâlik radhiyallâhu'anhu –perawi hadits ini- mengatakan,
“Tidaklah ada satu hari pun yang lebih berat bagi para Sahabat selain hari itu. Mereka menutupi kepala mereka sambil menangis sesenggukan”. (HR. Muslim, no. 2359)
Imam Nawawi rahimahullâh berkata,
“Makna hadits ini, ‘Aku tidak pernah melihat kebaikan sama sekali melebihi apa yang telah aku lihat di dalam surga pada hari ini. Aku juga tidak pernah melihat keburukan melebihi apa yang telah aku lihat di dalam neraka pada hari ini. Seandainya kamu melihat apa yang telah aku lihat dan mengetahui apa yang telah aku ketahui, semua yang aku lihat hari ini dan sebelumnya, sungguh kamu pasti sangat takut, menjadi sedikit tertawa dan banyak menangis”. (Syarh Muslim, no. 2359)
Hadits ini menunjukkan anjuran menangis karena takut terhadap siksa Allâh Ta’ala dan tidak memperbanyak tertawa, karena banyak tertawa menunjukkan kelalaian dan kerasnya hati.
Lihatlah para Sahabat Nabi radhiyallâhu'anhum, begitu mudahnya mereka tersentuh oleh nasehat! Tidak sebagaimana kebanyakan orang di zaman ini. Memang, mereka adalah orang-orang yang paling lembut hatinya, paling banyak pemahaman agamanya, paling cepat menyambut ajaran agama. Mereka adalah Salafus Shâlih yang mulia, maka selayaknya kita meneladani mereka. (Lihat Bahjatun Nâzhirîn Syarh Riyâdhus Shâlihin 1/475; no. 41)
Seandainya kita mengetahui bahwa tetesan air mata karena takut kepada Allâh Ta’ala merupakan tetesan yang paling dicintai oleh Allâh Ta’ala, tentulah kita akan menangis karena-Nya atau berusaha menangis sebisanya. Nabi Muhammad Shallallâhu 'Alaihi Wasallam menjelaskan keutamaan tetesan air mata ini dengan sabda Beliau:
“Tidak ada sesuatu yang yang lebih dicintai oleh Allâh daripada dua tetesan dan dua bekas. Tetesan yang berupa air mata karena takut kepada Allâh dan tetesan darah yang ditumpahkan di jalan Allâh. Adapun dua bekas, yaitu bekas di jalan Allâh dan bekas di dalam (melaksanakan) suatu kewajiban dari kewajiban-kewajiban-Nya”.
Namun yang perlu kita perhatikan juga bahwa menangis tersebut adalah benar-benar karena Allâh Ta’ala, bukan karena manusia, seperti dilakukan di hadapan jama’ah atau bahkan dishooting TV dan disiarkan secara nasional. Oleh karena itu Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam menjanjikan kebaikan besar bagi seseorang yang menangis dalam keadaan sendirian. Beliau Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda:
“Tujuh (orang) yang akan diberi naungan oleh Allâh pada naungan-Nya di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. ...... (di antaranya): Seorang laki-laki yang menyebut Allâh di tempat yang sepi sehingga kedua matanya meneteskan air mata”. (HR. al-Bukhâri, no. 660; Muslim, no. 1031)
Hari Kiamat adalah hari pengadilan yang agung. Hari ketika setiap hamba akan mempertanggung-jawabkan segala amal perbuatannya. Hari saat isi hati manusia akan dibongkar, segala rahasia akan ditampakkan di hadapan Allâh Yang Maha Mengetahui lagi Maha Perkasa. Maka kemana orang akan berlari? Alangkah bahagianya orang-orang yang akan mendapatkan naungan Allâh Ta’ala pada hari itu. Dan salah satu jalan keselamatan itu adalah menangis karena takut kepada Allâh Ta’ala.
Syaikh Muhammad bin Shâlih al-‘Utsaimîn rahimahullâh berkata,
“Wahai saudaraku, jika engkau menyebut Allâh Ta’ala, sebutlah Rabb-mu dengan hati yang kosong dari memikirkan yang lain. Jangan pikirkan sesuatu pun selain-Nya. Jika engkau memikirkan sesuatu selain-Nya, engkau tidak akan bisa menangis karena takut kepada Allâh Ta’ala atau karena rindu kepada-Nya. Karena, seseorang tidak mungkin menangis sedangkan hatinya tersibukkan dengan sesuatu yang lain. Bagaimana engkau akan menangis karena rindu kepada Allâh Ta’ala dan karena takut kepada-Nya jika hatimu tersibukkan dengan selain-Nya?".
Oleh karena itu, Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda:
“Seorang laki-laki yang menyebut Allâh di tempat yang sepi”, yaitu hatinya kosong dari selain Allâh Ta’ala, badannya juga kosong (dari orang lain), dan tidak ada seorangpun di dekatnya yang menyebabkan tangisannya menjadi riyâ’ dan sum’ah. Namun, dia melakukan dengan ikhlas dan konsentrasi”. (Syarh Riyâdhus Shâlihîn 2/342, no. 449)
Setelah kita mengetahui hal ini, maka alangkah pantasnya kita mulai menangis karena takut kepada Allâh Ta’ala. #3
Wallâhul Musta’ân.
Menangis Karena Takut Kepada Allah
Menangis Hanya Karena Allah
Sufyan berkata: “Menangis itu ada 10 macam, yakni 9 karena selain Allah dan satu karena Allah. Bila menangis karena Allah itu datang sekali dalam setahun, maka itu sudah terbilang banyak.” [Hilyatul Auliya' 7/11]
Anjuran Menangis Karena Allah
Qasamah bin Zuhair berkata, “Abu Musa pernah berkhotbah di kota Bashrah. Ia berkata, “Wahai manusia, menangislah. Jika kalian tidak bisa menangis, maka berusahalah untuk menangis. Karena penghuni Neraka akan menangis dengan mengeluarkan air mata sampai habis. Kemudian mereka akan menangis dengan mengeluarkan air mata darah. Bahkan seandainya di situ dilepaskan beberapa perahu, pastilah akan bisa berjalan.” [Hilyatul Auliya' 1/261]
Keutamaan Menangis Karena Allah
Ka’bul Ahbar berkata, “Sungguh, aku lebih suka menangis karena Allah, lalu air mataku mengalir diatas pipiku, daripada bersedekah dengan emas seberat timbanganku.” [Hilyatul Auliya' 5/366]
Buah Dari Menangis Karena Allah
Wuhaib bin Ward berkata, “Yahya bin Zakariya ‘alaihis salam memiliki dua garis dipipinya akibat menangis.” Kemudian ayahnya, Zakariya ‘alaihis salam berkata, “Sungguh, aku hanya meminta kepada Allah seorang anak yang bisa menjadi penyejuk mataku.” Yahya ‘alaihis salam berkata, “Ayah, sesungguhnya Jibril ‘alaihis salam memberitahuku bahwa diantara Surga dan Neraka ada sebuah gurun yang hanya bisa dilalui oleh orang yang rajin menangis.” [Hilyatul Auliya' 8/149]
Macam-Macam Tangisan
Yazid bin Maisaroh berkata, “Tangisan itu berasal dari tujuh hal: gembira, sedih, cemas, sakit, riya’, syukur, dan tangisan karena takut kepada Allah. Inilah tangisan yang tetesan air matanya bisa memadamkan api sebesat gunung.” [Hilyatul Auliya' 5/235]
Cara Mengundang Tangisan
Shalih al-Murri berkata, “Tangisan itu bisa diundang dengan cara memikirkan dosa, jika direspons positif oleh hati. Jika tidak, maka alihkan kepada kengerian dan kedahsyatan hari Kiamat, jika direspons positif. Jika tidak, maka tawarkanlah kepadanya untuk berguling-guling di antara nampan-nampan api (Neraka).” Kemudian ia pun menangis dan pingsan. Dan orang-orang pun berteriak histeris. [Hilyatul Auliya' 6/167]
Orang-Orang Shalih Terdahulu Yang Menangis Karena Takut Kepada Allah
1. Abdussalam (mantan budak Maslamah bin Abdul Malik) berkata, “Umar bin Abdul Aziz pernah menangis, lalu Fathimah ikut menangis. Namun mereka tidak tahu apa yang membuat mereka menangis. Ketika mereka selesai menangis, Fathimah bertanya, “Ya Amirul Mukminin, mengapa anda menangis?” Umar menjawab, “Fathimah, aku teringat hari dimana manusia dipisahkan dari hadapan Allah; satu kelompok di dalam Surga dan kelompok lainnya di dalam Neraka.” Kemudian ia berteriak dan pingsan. [Hilyatul Auliya' 5/269]
2. Apabila Umar bin Abdul Aziz mendengar pembicaraan tentang kematian, maka tubuhnya menggelepar seperti burung dan menangis sampai air matanya mengalir di jenggotnya.” [Hilyatul Auliya' 3/316]
3. Hani’ (mantan budak Utsman bin Affan) berkata, “Apabila Utsman bin Affan berdiri di atas kuburan, ia menangis hingga jenggotnya basa oleh air mata.” [Hilyatul Auliya' 1/61]
4. Malik bin Anas berkata, “Muhammad bin Munkadir adalah penghulu para pembaca. Hampir setiap kali ada orang yang bertanya kepadanya tentang hadits, ia selalu menangis.” [Hilyatul Auliya' 2/147]
5. Abu Ayyub al-A’raj berkata, “Sa’id bin Jubair selalu menangis di malang hari sampai rabun.” [Hilyatul Auliya' 4/272]
6. Sa’id bin Jubair berkata, “Aku tidak pernah melihat orang yang lebih perhatian terhadap kemuliaan Baitullah ini daripada orang Bashrah. Pada suatu malam aku pernah melihat seorang wanita muda bergelayutan pada tirai Ka’bah. Ia memanjarkan doa, menangis dan menghiba sampai meninggal dunia.” [Hilyatul Auliya' 4/276]
7. Ali bin Abdillah berkata, Kami pernah bersama Yahya bin Sa’id al-Qaththan. Ketika ia keluar dari masjid, kami pun keluar bersamanya. Tatkala tiba di pintu rumahnya ia berdiri, dan kami pun berdiri. Lalu ia berkata kepada seorang pria, “Bacalah!” Pria itu pun membaca surat ad-Dukhan. Ketika ia mulai membaca aku melihat Yahya bin Sa’id berubah, hingga ketika sampai pada ayat,
“Sesungguhnya hari keputusan itu adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya.” [QS.ad Dukhan:40]
Tiba-tiba Yahya menjerit dan pingsan. Ia baru siuman setelah sekian lama. Kemudian kami menemuinya. Ternyata ia tengah tertidur di atas pembaringannya serayas membaca, “Sesungguhnya hari keputusan itu adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya.” [QS.ad Dukhan:40]. Maka keadaan itu terus berlangsung sampai ia meninggal dunia. [Hilyatul Auliya' 8/383] (#1)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah sampai susu [yang telah diperah] bisa masuk kembali ke tempat keluarnya.” (HR. Tirmidzi [1633]).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; [1] seorang pemimpin yang adil, [2] seorang pemuda yang tumbuh dalam [ketaatan] beribadah kepada Allah ta’ala, [3] seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid, [4] dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya, [5] seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan kerkedudukan dan cantik [untuk berzina] akan tetapi dia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah’, [6] seorang yang bersedekah secara sembunyi-sumbunyi sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan [7] seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis).” (HR. Bukhari [629] dan Muslim [1031]).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Ada dua buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi [1639], disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1338]).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada yang lebih dicintai oleh Allah selain dua jenis tetesan air dan dua bekas [pada tubuh]; yaitu tetesan air mata karena perasaan takut kepada Allah, dan tetesan darah yang mengalir karena berjuang [berjihad] di jalan Allah. Adapun dua bekas itu adalah; bekas/luka pada tubuh yang terjadi akibat bertempur di jalan Allah dan bekas pada tubuh yang terjadi karena mengerjakan salah satu kewajiban yang diberikan oleh Allah.” (HR. Tirmidzi [1669] disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1363])
Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma mengatakan, “Sungguh, menangis karena takut kepada Allah itu jauh lebih aku sukai daripada berinfak uang seribu dinar!”.
Ka’ab bin al-Ahbar rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya mengalirnya air mataku sehingga membasahi kedua pipiku karena takut kepada Allah itu lebih aku sukai daripada aku berinfak emas yang besarnya seukuran tubuhku.”
Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu mengatakan; suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Bacakanlah al-Qur’an kepadaku.” Maka kukatakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah saya bacakan al-Qur’an kepada anda sementara al-Qur’an itu diturunkan kepada anda?”. Maka beliau menjawab, “Sesungguhnya aku senang mendengarnya dibaca oleh selain diriku.” Maka akupun mulai membacakan kepadanya surat an-Nisaa’. Sampai akhirnya ketika aku telah sampai ayat ini (yang artinya), “Lalu bagaimanakah ketika Kami datangkan saksi bagi setiap umat dan Kami jadikan engkau sebagai saksi atas mereka.” (QS. an-Nisaa’ : 40). Maka beliau berkata, “Cukup, sampai di sini saja.” Lalu aku pun menoleh kepada beliau dan ternyata kedua mata beliau mengalirkan air mata.” (HR. Bukhari [4763] dan Muslim [800]).
Dari Ubaidullah bin Umair rahimahullah, suatu saat dia pernah bertanya kepada Aisyah radhiyallahu’anha, “Kabarkanlah kepada kami tentang sesuatu yang pernah engkau lihat yang paling membuatmu kagum pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?”. Maka ‘Asiyah pun terdiam lalu mengatakan, “Pada suatu malam, beliau (nabi) berkata, ‘Wahai Aisyah, biarkanlah malam ini aku sendirian untuk beribadah kepada Rabbku.’ Maka aku katakan, ‘Demi Allah, sesungguhnya saya sangat senang dekat dengan anda. Namun saya juga merasa senang apa yang membuat anda senang.’ Aisyah menceritakan, ‘Kemudian beliau bangkit lalu bersuci dan kemudian mengerjakan shalat.’ Aisyah berkata, ‘Beliau terus menerus menangis sampai-sampai basahlah bagian depan pakaian beliau!’. Aisyah mengatakan, ‘Ketika beliau duduk [dalam shalat] maka beliau masih terus menangis sampai-sampai jenggotnya pun basah oleh air mata!’. Aisyah melanjutkan, ‘Kemudian beliau terus menangis sampai-sampai tanah [tempat beliau shalat] pun menjadi ikut basah [karena tetesan air mata]!”. Lalu datanglah Bilal untuk mengumandangkan adzan shalat (Subuh). Ketika dia melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menangis, Bilal pun berkata, ‘Wahai Rasulullah, anda menangis? Padahal Allah telah mengampuni dosa anda yang telah berlalu maupun yang akan datang?!’. Maka Nabi pun menjawab, ‘Apakah aku tidak ingin menjadi hamba yang pandai bersyukur?! Sesungguhnya tadi malam telah turun sebuah ayat kepadaku, sungguh celaka orang yang tidak membacanya dan tidak merenungi kandungannya! Yaitu ayat (yang artinya), “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi….dst sampai selesai” (QS. Ali Imran : 190).” (HR. Ibnu Hiban [2/386] dan selainnya. Disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih at-Targhib [1468] dan ash-Shahihah [68]).
Mu’adz radhiyallahu’anhu pun suatu ketika pernah menangis tersedu-sedu. Kemudian ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?”. Maka beliau menjawab, “Karena Allah ‘azza wa jalla hanya mencabut dua jenis nyawa. Yang satu akan masuk surga dan satunya akan masuk ke dalam neraka. Sedangkan aku tidak tahu akan termasuk golongan manakah aku di antara kedua golongan itu?”.
al-Hasan al-Bashri rahimahullah pun pernah menangis, dan ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?”. Maka beliau menjawab, “Aku khawatir besok Allah akan melemparkan diriku ke dalam neraka dan tidak memperdulikanku lagi.”
Abu Musa al-Asya’ri radhiyallahu’anhu suatu ketika memberikan khutbah di Bashrah, dan di dalam khutbahnya dia bercerita tentang neraka. Maka beliau pun menangis sampai-sampai air matanya membasahi mimbar! Dan pada hari itu orang-orang (yang mendengarkan) pun menangis dengan tangisan yang amat dalam.
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu menangis pada saat sakitnya [menjelang ajal]. Maka ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?!”. Maka beliau menjawab, “Aku bukan menangis gara-gara dunia kalian [yang akan kutinggalkan] ini. Namun, aku menangis karena jauhnya perjalanan yang akan aku lalui sedangkan bekalku teramat sedikit, sementara bisa jadi nanti sore aku harus mendaki jalan ke surga atau neraka, dan aku tidak tahu akan ke manakah digiring diriku nanti?”.
Suatu malam al-Hasan al-Bashri rahimahullah terbangun dari tidurnya lalu menangis sampai-sampai tangisannya membuat segenap penghuni rumah kaget dan terbangun. Maka mereka pun bertanya mengenai keadaan dirinya, dia menjawab, “Aku teringat akan sebuah dosaku, maka aku pun menangis.”
Saya [penyusun artikel] berkata: Kalau al-Hasan al-Bashri saja menangis sedemikian keras karena satu dosa yang diperbuatnya, lalu bagaimanakah lagi dengan orang yang mengingat bahwa jumlah dosanya tidak dapat lagi dihitung dengan jari tangan dan jari kaki? Laa haula wa laa quwwata illa billah! Alangkah jauhnya akhlak kita dibandingkan dengan akhlak para salafush shalih? Beginikah seorang salafi, wahai saudaraku? Tidakkah dosamu membuatmu menangis dan bertaubat kepada Rabbmu? “Apakah mereka tidak mau bertaubat kepada Allah dan meminta ampunan kepada-Nya? Sementara Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (lihat QS. al-Maa’idah : 74). Aina nahnu min haa’ulaa’i? Aina nahnu min akhlagis salaf? Ya akhi, jadilah salafi sejati! (#2)
Seharusnya Kita Selalu Menangis
Pernahkah Anda menangis -dalam keadaan sendirian- karena takut siksa Allâh Ta’ala? Ketahuilah, sesungguhnya hal itu merupakan jaminan selamat dari neraka. Menangis karena takut kepada Allâh Ta’ala akan mendorong seorang hamba untuk selalu istiqâmah di jalan-Nya, sehingga akan menjadi perisai dari api neraka. Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda:
“Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allâh sampai air susu kembali ke dalam teteknya. Dan debu di jalan Allâh tidak akan berkumpul dengan asap neraka Jahannam”.
[HR. at-Tirmidzi, no. 1633, 2311; an-Nasâ‘i 6/12; Ahmad 2/505; al-Hâkim 4/260; al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah 14/264. Syaikh Salîm al-Hilâli hafizhahullâh mengatakan, “Shahîh lighairihi”. Lihat penjelasannya dalam kitab Bahjatun Nâzhirîn Syarh Riyâdhus Shâlihîn 1/517; no. 448)]
MENGAPA HARUS MENANGIS?
Seorang Mukmin yang mengetahui keagungan Allâh Ta’ala dan hak-Nya, setiap dia melihat dirinya banyak melalaikan kewajiban dan menerjang larangan, akan khawatir dosa-dosa itu akan menyebabkan siksa Allâh Ta’ala kepadanya.
Nabi Muhammad Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda:
"Sesungguhnya seorang Mukmin itu melihat dosa-dosanya seolah-olah dia berada di kaki sebuah gunung, dia khawatir gunung itu akan menimpanya. Sebaliknya, orang yang durhaka melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang hinggap di atas hidungnya, dia mengusirnya dengan tangannya –begini–, maka lalat itu terbang”.
(HR. at-Tirmidzi, no. 2497 dan dishahîhkan oleh al-Albâni rahimahullâh)
Ibnu Abi Jamrah rahimahullâh berkata,
“Sebabnya adalah, karena hati seorang Mukmin itu diberi cahaya. Apabila dia melihat pada dirinya ada sesuatu yang menyelisihi hatinya yang diberi cahaya, maka hal itu menjadi berat baginya. Hikmah perumpamaan dengan gunung yaitu apabila musibah yang menimpa manusia itu selain runtuhnya gunung, maka masih ada kemungkinan mereka selamat dari musibah-musibah itu. Lain halnya dengan gunung, jika gunung runtuh dan menimpa seseorang, umumnya dia tidak akan selamat. Kesimpulannya bahwa rasa takut seorang Mukmin (kepada siksa Allâh Ta’ala -pen) itu mendominasinya, karena kekuatan imannya menyebabkan dia tidak merasa aman dari hukuman itu. Inilah keadaan seorang Mukmin, dia selalu takut (kepada siksa Allâh-pen) dan bermurâqabah (mengawasi Allâh). Dia menganggap kecil amal shalihnya dan khawatir terhadap amal buruknya yang kecil”. (Tuhfatul Ahwadzi, no. 2497)
Apalagi jika dia memperhatikan berbagai bencana dan musibah yang telah Allâh Ta’ala timpakan kepada orang-orang kafir di dunia ini, baik dahulu maupun sekarang. Hal itu membuatnya tidak merasa aman dari siksa Allâh Ta’ala.
Allâh Ta’ala berfirman yang artinya:
“Dan begitulah adzab Rabbmu apabila Dia mengadzab penduduk negeri-negeri yang berbuat zhalim. Sesungguhnya adzab-Nya sangat pedih lagi keras. Sesungguhnya pada peristiwa itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada adzab akhirat. Hari Kiamat itu adalah suatu hari dimana manusia dikumpulkan untuk (menghadapi)-Nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk). Dan Kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu. Saat hari itu tiba, tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang bahagia. Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih)”. (Qs Hûd/11:102-106)
Ketika dia merenungkan berbagai kejadian yang mengerikan pada hari Kiamat, berbagai kesusahan dan beban yang menanti manusia di akhirat, semua itu pasti akan menggiringnya untuk takut kepada Allâh Ta’ala al-Khâliq.
Allâh Ta’ala berfirman yang artinya:
“Hai manusia, bertakwalah kepada Rabbmu.Sesungguhnya kegoncangan hari Kiamat itu
adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah), pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, semua wanita yang menyusui anaknya lalai terhadap anak yang disusuinya, dan semua wanita yang hamil gugur kandungan. Kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk.
Akan tetapi adzab Allâh itu sangat keras”. (Qs al-Hajj/22:1-2)
Demikianlah sifat orang-orang yang beriman. Di dunia, mereka takut terhadap siksa Rabb mereka, kemudian berusaha menjaga diri dari siksa-Nya dengan takwa, yaitu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Maka, Allâh Ta’ala memberikan balasan sesuai dengan jenis amal mereka. Dia memberikan keamanan di hari Kiamat dengan memasukkan mereka ke dalam surga-Nya.
Allâh Ta’ala berfirman yang artinya:
“Dan sebagian mereka (penghuni surga-pent) menghadap kepada sebagian yang lain; mereka saling bertanya. Mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami dahulu sewaktu berada di tengah-tengah keluarga, kami merasa takut (akan diadzab)”. Kemudian Allâh memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka. Sesungguhnya kami dahulu beribadah kepada-Nya. Sesungguhnya Dia-lah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang”. (Qs ath-Thûr/52:25-28)
ILMU ADALAH SEBAB TANGISAN KARENA ALLÂH TA'ALA
Semakin bertambah ilmu agama seseorang, semakin tambah pula takutnya terhadap keagungan Allâh Ta’ala.
Allâh Ta’ala berfirman yang artinya:
“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak, ada yang bermacam-macam warna (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allâh di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah Ulama. Sesungguhnya Allâh Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (Qs Fâthir/35:28)
Nabi Muhammad Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda:
“Surga dan neraka ditampakkan kepadaku, maka aku tidak melihat kebaikan dan keburukan seperti hari ini. Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis”.
Anas bin Mâlik radhiyallâhu'anhu –perawi hadits ini- mengatakan,
“Tidaklah ada satu hari pun yang lebih berat bagi para Sahabat selain hari itu. Mereka menutupi kepala mereka sambil menangis sesenggukan”. (HR. Muslim, no. 2359)
Imam Nawawi rahimahullâh berkata,
“Makna hadits ini, ‘Aku tidak pernah melihat kebaikan sama sekali melebihi apa yang telah aku lihat di dalam surga pada hari ini. Aku juga tidak pernah melihat keburukan melebihi apa yang telah aku lihat di dalam neraka pada hari ini. Seandainya kamu melihat apa yang telah aku lihat dan mengetahui apa yang telah aku ketahui, semua yang aku lihat hari ini dan sebelumnya, sungguh kamu pasti sangat takut, menjadi sedikit tertawa dan banyak menangis”. (Syarh Muslim, no. 2359)
Hadits ini menunjukkan anjuran menangis karena takut terhadap siksa Allâh Ta’ala dan tidak memperbanyak tertawa, karena banyak tertawa menunjukkan kelalaian dan kerasnya hati.
Lihatlah para Sahabat Nabi radhiyallâhu'anhum, begitu mudahnya mereka tersentuh oleh nasehat! Tidak sebagaimana kebanyakan orang di zaman ini. Memang, mereka adalah orang-orang yang paling lembut hatinya, paling banyak pemahaman agamanya, paling cepat menyambut ajaran agama. Mereka adalah Salafus Shâlih yang mulia, maka selayaknya kita meneladani mereka. (Lihat Bahjatun Nâzhirîn Syarh Riyâdhus Shâlihin 1/475; no. 41)
Seandainya kita mengetahui bahwa tetesan air mata karena takut kepada Allâh Ta’ala merupakan tetesan yang paling dicintai oleh Allâh Ta’ala, tentulah kita akan menangis karena-Nya atau berusaha menangis sebisanya. Nabi Muhammad Shallallâhu 'Alaihi Wasallam menjelaskan keutamaan tetesan air mata ini dengan sabda Beliau:
“Tidak ada sesuatu yang yang lebih dicintai oleh Allâh daripada dua tetesan dan dua bekas. Tetesan yang berupa air mata karena takut kepada Allâh dan tetesan darah yang ditumpahkan di jalan Allâh. Adapun dua bekas, yaitu bekas di jalan Allâh dan bekas di dalam (melaksanakan) suatu kewajiban dari kewajiban-kewajiban-Nya”.
Namun yang perlu kita perhatikan juga bahwa menangis tersebut adalah benar-benar karena Allâh Ta’ala, bukan karena manusia, seperti dilakukan di hadapan jama’ah atau bahkan dishooting TV dan disiarkan secara nasional. Oleh karena itu Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam menjanjikan kebaikan besar bagi seseorang yang menangis dalam keadaan sendirian. Beliau Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda:
“Tujuh (orang) yang akan diberi naungan oleh Allâh pada naungan-Nya di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. ...... (di antaranya): Seorang laki-laki yang menyebut Allâh di tempat yang sepi sehingga kedua matanya meneteskan air mata”. (HR. al-Bukhâri, no. 660; Muslim, no. 1031)
Hari Kiamat adalah hari pengadilan yang agung. Hari ketika setiap hamba akan mempertanggung-jawabkan segala amal perbuatannya. Hari saat isi hati manusia akan dibongkar, segala rahasia akan ditampakkan di hadapan Allâh Yang Maha Mengetahui lagi Maha Perkasa. Maka kemana orang akan berlari? Alangkah bahagianya orang-orang yang akan mendapatkan naungan Allâh Ta’ala pada hari itu. Dan salah satu jalan keselamatan itu adalah menangis karena takut kepada Allâh Ta’ala.
Syaikh Muhammad bin Shâlih al-‘Utsaimîn rahimahullâh berkata,
“Wahai saudaraku, jika engkau menyebut Allâh Ta’ala, sebutlah Rabb-mu dengan hati yang kosong dari memikirkan yang lain. Jangan pikirkan sesuatu pun selain-Nya. Jika engkau memikirkan sesuatu selain-Nya, engkau tidak akan bisa menangis karena takut kepada Allâh Ta’ala atau karena rindu kepada-Nya. Karena, seseorang tidak mungkin menangis sedangkan hatinya tersibukkan dengan sesuatu yang lain. Bagaimana engkau akan menangis karena rindu kepada Allâh Ta’ala dan karena takut kepada-Nya jika hatimu tersibukkan dengan selain-Nya?".
Oleh karena itu, Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda:
“Seorang laki-laki yang menyebut Allâh di tempat yang sepi”, yaitu hatinya kosong dari selain Allâh Ta’ala, badannya juga kosong (dari orang lain), dan tidak ada seorangpun di dekatnya yang menyebabkan tangisannya menjadi riyâ’ dan sum’ah. Namun, dia melakukan dengan ikhlas dan konsentrasi”. (Syarh Riyâdhus Shâlihîn 2/342, no. 449)
Setelah kita mengetahui hal ini, maka alangkah pantasnya kita mulai menangis karena takut kepada Allâh Ta’ala. #3
Wallâhul Musta’ân.