Minggu, 15 Juli 2012
Suara PKS Terpecah
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus PKS, Indra, menyatakan sampai saat ini partainya masih belum bisa memutuskan secara bulat soal koalisi dalam putaran kedua pilkada DKI Jakarta. Saat ini, kata dia, ada tiga opsi untuk mengarahkan dukungan.
Tiga opsi itu adalah mendukung pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahja Purnama, mendukung Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, atau tidak mendukung keduanya. "Nanti pada saatnya sikap tersebut akan disampaikan ke publik," ujarnya kepada Tempo, Ahad 15 Juli 2012.
Suara PKS dalam putaran kedua diyakini akan menentukan siapa yang akan duduk di kursi DKI 1 lima tahun ke depan. Setelah tersingkir dari putaran pertama, PKS yang mendapat suara sebesar 11,9 persen langsung didekati dua calon petarung putaran kedua, pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahja Purnama serta Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.
Sumber Tempo di PKS menyebutkan bahwa perpecahan suara disebabkan oleh adanya sentimen-sentimen di kalangan internal PKS terhadap masing-masing pasangan. "Ada kelompok sakit hati, ada kelompok konservatif," kata dia.
Kelompok sakit hati, menurut dia, lebih cenderung mengarahkan dukungan kepada pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahja Purnama. Kelompok yang dimotori Ketua DPW PKS DKI Jakarta Triwisaksana ini, menurut sumber itu, sakit hati lantaran Fauzi Bowo membatalkan koalisi secara sepihak di awal pilkada lalu. "Padahal awalnya semuanya sudah deal. Tiba-tiba nggak jadi tanpa ada omongan apa-apa," katanya.
Sementara kelompok konservatif lebih condong mengalihkan dukungan ke pasangan Fauzi Bowo. Alasannya, mereka khawatir pasangan Jokowi-Ahok yang diusung oleh PDI Perjuangan tak akan memperhatikan aspirasi kelompok Islam Ibu Kota yang menjadi basis masa PKS. "Memang itu baru sekadar asumsi. Dan kalau ada komitmen dari keduanya mungkin bisa selesai masalah ini," kata dia.
Sementara opsi untuk tidak mengalihkan dukungan kepada siapa-siapa diambil oleh kelompok tengah yang dimotori oleh mantan calon gubernur DKI dari PKS, Hidayat Nur Wahid. Menurut dia, Hidayat memilih untuk tidak memberikan dukungan kepada siapa-siapa untuk menghindari perpecahan di dalam internal PKS. "Kalau dukung Foke kelompok sakit hati bisa boikot. Kalau dukung Jokowi, kelompok internal masih ragu sama komitmen mereka," kata sumber tersebut.
Indra mengakui adanya sejumlah catatan terhadap masing-masing pasangan calon ini. Karena itu, kata Indra, putusan untuk koalisi merupakan putusan yang sulit. "Kami memang punya catatan terhadap dua pasangan calon yang maju putaran kedua. Jadi memang pilihannya sangat berat," kata dia.Anggota Komisi Hukum DPR ini mengatakan keputusan soal koalisi akan diambil berdasarkan evaluasi, masukan kader, simpatisan, pendukung, dan dengan berdasarkan kesamaan visi dan misi dengan calon yang ada. "Juga berdasarkan kemaslahatan untuk umat dan Jakarta ke depan," katanya
Related Posts:
PKS tak Tahu Kesepakatan Baru KoalisiPartai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak terlibat dalam kesepakatan baru soal koalisi yang disepakati dalam pertemuan pada Rabu (16/3). Dalam pertemuan… Read More
Muslim Dunia Diminta Bantu Muammar Qadafi Ditengah dukungan atas serangan Sekutu Nato atas Libya, Muslim Eropa malah meminta dukungan kepada dunia untuk mensupport Khadafi dan memberi bantuan… Read More
Obama: Khadafi harus MundurAda yang menarik nih, Obama, presiden Amerika Serikat menjelaskan bahwa serangan sekutu dan uni eropa bertujuan memaksa Muammar Khadafi untuk mundur d… Read More
Yusuf Supendi Tak Berniat Dirikan PKS TandinganYusuf Supendi tidak berencana membuat partai baru tandingan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Tujuan Yusuf membongkar aib PKS semata-mata untuk mengi… Read More
PKS Terancam DemoralisasiPKS terancam demoralisasi. Anggota Majelis Syura PKS 2000-2005 Yusuf Supendi membuka persoalan sensitif di tubuh partai yang lekat dengan jargon ‘be… Read More


0 komentar:
Posting Komentar