Mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring menyatakan partainya tidak dapat melarang siapapun simpatisan PKS, termasuk mereka yang merupakan pengikut Negara Islam Indonesia (NII), untuk bergabung dengan PKS.
Namun ia yakin, apabila ada pengikut NII yang masuk PKS, maka orang tersebut lambat-laun pasti akan kembali ke jalan yang benar.
“Kalau ada anggota NII yang masuk PKS, mudah-mudahan dia akan menjadi baik dan tidak lagi menganut paham kekerasan,” kata Tifatul yang kini menjabat sebagai Menkominfo. Ia sendiri percaya, PKS tidak bisa disusupi oleh gerakan NII.
“Insya Allah PKS tidak bisa disusupi oleh intel atau apa, karena pembinaan di PKS itu lama. Jadi nggak gampang,” ujar Tifatul usai menghadiri acara pelantikan pejabat eselon I Kominfo di Gedung Kominfo, Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu 11 Mei 2011.
Tifatul menekankan, PKS tidak memiliki kedekatan secara organisatoris dengan NII. “(Kedekatan) tokoh juga nggak ada,” tegas Tifatul. Ia pun mengatakan, apabila organisasi NII berada di luar koridor hukum, maka mereka harus diusut secara hukum.
NII dahulu dikenal dengan nama Darul Islam (DI). DI bermula dari gerakan politik yang diproklamasikan oleh Kartosoewirjo di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada tahun 1949. Tujuan gerakan itu adalah menjadikan Indonesia sebagai negara teokrasi dengan Islam sebagai dasar negara.
Dalam perkembangannya, NII dianggap sebagai organisasi ilegal oleh pemerintah Indonesia. Namun mereka tetap eksis dengan diam-diam. Dalam situs NII Crisis Center yang ditujukan untuk membantu para korban NII, jamaah NII disebutkan menghalalkan segala cara mulai dari merampok, mencuri, menipu, memeras, merampas, bahkan melacur, demi tercapainya tujuan NII.
NII belakangan ini kembali mengemuka setelah terkuak sejumlah kasus pencucian otak yang menimpa mahasiswa. NII ditengarai berada di balik pencucian otak tersebut. Sel-sel NII pun diduga telah menyusup ke banyak universitas dan sekolah-sekolah negeri. (umi)
• VIVAnews
“Kalau ada anggota NII yang masuk PKS, mudah-mudahan dia akan menjadi baik dan tidak lagi menganut paham kekerasan,” kata Tifatul yang kini menjabat sebagai Menkominfo. Ia sendiri percaya, PKS tidak bisa disusupi oleh gerakan NII.
“Insya Allah PKS tidak bisa disusupi oleh intel atau apa, karena pembinaan di PKS itu lama. Jadi nggak gampang,” ujar Tifatul usai menghadiri acara pelantikan pejabat eselon I Kominfo di Gedung Kominfo, Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu 11 Mei 2011.
Tifatul menekankan, PKS tidak memiliki kedekatan secara organisatoris dengan NII. “(Kedekatan) tokoh juga nggak ada,” tegas Tifatul. Ia pun mengatakan, apabila organisasi NII berada di luar koridor hukum, maka mereka harus diusut secara hukum.
NII dahulu dikenal dengan nama Darul Islam (DI). DI bermula dari gerakan politik yang diproklamasikan oleh Kartosoewirjo di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada tahun 1949. Tujuan gerakan itu adalah menjadikan Indonesia sebagai negara teokrasi dengan Islam sebagai dasar negara.
Dalam perkembangannya, NII dianggap sebagai organisasi ilegal oleh pemerintah Indonesia. Namun mereka tetap eksis dengan diam-diam. Dalam situs NII Crisis Center yang ditujukan untuk membantu para korban NII, jamaah NII disebutkan menghalalkan segala cara mulai dari merampok, mencuri, menipu, memeras, merampas, bahkan melacur, demi tercapainya tujuan NII.
NII belakangan ini kembali mengemuka setelah terkuak sejumlah kasus pencucian otak yang menimpa mahasiswa. NII ditengarai berada di balik pencucian otak tersebut. Sel-sel NII pun diduga telah menyusup ke banyak universitas dan sekolah-sekolah negeri. (umi)
0 komentar:
Posting Komentar