Senin, 14 Februari 2011

PRIORITAS BERAMAL PADA ZAMAN FITNAH

PRIORITAS yang sangat dianjurkan ialah tetap bekerja pada saat terjadinya fitnah, cobaan, dan ujian yang sedang menimpa umat. Amal shaleh merupakan dalil kekuatan beragama  seseorang,  dan keteguhannya   dalam   berkeyakinan  dan  memegang  kebenaran. Keperluan untuk melakukan amal shaleh pada  masa  seperti  ini lebih  ditekankan  daripada  masa-masa yang lain. Dalam sebuah hadits shahih disebutkan,

"Orang mu'min yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mu'min yang lemah."26

Hadits ini lebih ditegaskan lagi oleh sabda Nabi saw,

"Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran di depan penguasa yang zalim." 27

Rasulullah saw juga bersabda,

"Penghulu para syahid ialah Hamzah bin Abd al-Muttallib, dan orang yang menghadap kepada penguasa, kemudian dia menyuruh dan melarangnya, lalu penguasa itu membunuhnya." 28
  
"Seutama-utama orang yang mati syahid adalah orang-orang yang berperang di barisan yang paling pertama dengan tidak memalingkan wajah mereka sama sekali hingga terbunuh. Mereka itu akan berguling-guling di kamar-kamar utama di surga. Rabb-mu tersenyum kepada mereka. Jika Rabb-mu tersenyum kepada seorang hamba disuatu tempat, maka tiada hisab (perhitungan) lagi atasnya." (Ahmad, Abu Ya'la dan Thabrani dari Abu Nu'aim bin Hammad, Shahih al-Jami' as-Shagir, 1107)

Oleh karena itulah, kelebihan dan keutamaan  diberikan  kepada orang  yang  teguh  dalam  memegang  agamanya  pada  masa-masa terjadinya fitnah dan cobaan,  sehingga  ada  beberapa  hadits yang mengatakan bahwa orang yang berpegang teguh kepada ajaran agamanya pada hari-hari yang memerlukan  kesabaran,  maka  dia akan mendapatkan lima puluh pahala sahabatnya.

Abu  Dawud,  Tirmidzi,  dan Ibn Majah meriwayatkan dalam Kitab Sunan mereka.

Dari Abu Umayyah as-Sya'bani berkata, "Aku bertanya kepada Abu Tsa'labah al-Khasyani berkata, 'Hai Abu Tsa'labah, bagaimanakah engkau memahami ayat ini,' ... jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya... (al-Ma'idah, 105)?, Abu Tsa'labah menjawab, 'Demi Allah engkau telah menanyakan hal ini kepada orang yang pernah diberitahu mengenai perkara ini. Aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw, kemudian beliau Rasulullah menjawab, 'Lakukan amar ma'ruf, dan cegahlah kemungkaran, sehingga apabila engkau melihat kekikiran yang dipatuhi, hawa nafsu yang dituruti. dan dunia yang diutamakan, dan setiap orang membanggakan pemikirannya, 29 maka hendaklah engkau menjaga dirimu sendiri, dan tinggalkan orang awam, karena sesungguhnya di belakangmu masih ada hari-hari yang panjang. Kesabaran untuk menghadapi hal itu seperti orang-orang yang menggenggam bara api. Bagi orang yang melakukan amal kebaikan pada masa seperti ini akan mendapatkan pahala lima puluh orang yang mengerjakan perbuatan seperti itu.'" (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, dan Tirmidzi) dia berkata, "Hadits ini hasan gharib." Abu Dawud dan Tirmidzi menambahkan, "Dikatakan kepada Rasulullah, 'Wahai Rasulullah, pahala lima puluh orang daripada kami atau mereka?' Rasulullah menjawab, 'Pahala lima puluh orang dari kalian.'""30

Apa yang dimaksudkan oleh hadits ini bukanlah orang-orang yang terdahulu  masuk  Islam,  yang terdiri atas para Muhajirin dan Anshar, para pengikut  Perang  Badar,  orang-orang  yang  ikut serta  dalam  Bai'at  Ridhwan, dan yang semisal dengan mereka, karena  tak  seorangpun  sesudah  mereka  yang  bisa  mencapai derajat  seperti  mereka.  Akan  tetapi,  sasaran  hadits itu: hendak memacu semangat orang-orang yang  bekerja  untuk  Islam pada  hari  di  mana  terjadi  banyak  sekali  ujian  (fitnah) terhadapnya. Allah berjanji melalui lidah Rasulullah saw,  Dia akan  memberikan  pahala  yang berlipat ganda, atau lima puluh kali lipat pahala pada zaman kemenangan dan kejayaan.

Apa  yang  pernah  diberitahukan  oleh  Rasulullah  saw  telah menjadi  kenyataan.  Orang-orang  yang bekerja untuk agamanya, yang terus bersabar dalam  pekerjaannya  bagaikan  orang  yang hendak  mati.  Mereka  menghadapi serangan dari dalam dan juga serangan  dari  luar.  Semua  kekuatan  kafir   bersatu   padu menyerang   dan   memperdaya  dirinya,  walaupun  berbeda-beda bentuknya, padahal Allah  SWT  sedang  mengepung  mereka  dari belakang.  Allah  akan  memberikan  bantuan kepada orang-orang yang teguh  dalam  menghadapi  tipu  daya  musuh  yang  hendak menghancurkan  Islam.  Allah  akan  mempersempit  ruang  gerak mereka, dan akan memporak-porandakan mereka,  sehingga  mereka sama sekali tidak menemukan jalan ke luar.

Diriwayatkan  dari Ma' qal bin Yasar r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda,

"Ibadah yang dilakukan pada walau terjadinya fitnah pembunuhan (al-haraj), adalah sama dengan hijrah kepadaku.'31

Al-Haraj pada hadits ini  berarti  perselisihan  pendapat  dan fitnah.  Ada  pula  yang menafsirkan dengan pembunuhan, karena sesungguhnya fitnah dan perselisihan pendapat merupakan  sebab timbulnya pembunuhan tersebut.

Catatan kaki:
26 Diriwayatkan oleh Ahmad. Muslim, dan Ibn Majah dari Abu Hurairah r.a. (Shahih al-Jami' as-Shaghir, 6650) ^
27 Diriwayatkan oleh Ibn Majah dari Abu Sa'id; dan juga diriwayatkan oleh Ahmad, Ibn Majah, Thabrani, dan Baihaqi dalam as-Syu'ab dari Abu Umamah, Ahmad, Nasai, dan Baihaqi dari Thariq bin Syihab, ibid. 1100. ^
28 Diriwayatkan oleh Hakmin dan Dhiya' dari Jabir, dan di-hasan-kan olehnya dalam Shahih al-Jami' as-Shaghir, 3676 ^
29 Ibn Majah menambahkan, "Dan engkau melihat suatu perkara yang kamu tidak dapat disalahkan karenanya." Artinya, engkau melihat kerusakan yang tiada tandingannya dan tidak ada kemampuan bagimu untuk menyingkirkannya. Ini merupakan tambahan yang sangat penting dalam hadits ini, yang menunjukkan bahwa seorang manusia tidak boleh meninggalkan amar ma'ruf dan nahi mungkar kecuali ketika dia merasa lemah, karena untuk bisa mengubahnya dia memerlukan kekuatan dan usaha yang lebih besar. ^
30 Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam al-Malahim (4341) dan Tirmidzi dalam al-Tafsir (3060) dan dia berkata: "Hadits ini hasan gharib." Dan juga diriwayatkan oleh Ibn Majah dalam al-Fitan (4014) ^
31 Diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, Tirmidzi, dan Ibn Majah (Shahih al-Jami' as-Shaghir, 3974)
^

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com