VIVAnews –Kabar soal reshuffle kabinet kian kencang. Sejumlah menteri bakal terpental dan nama-nama baru bakal masuk. Siapa yang terpental dan masuk, semua masih spekulasi. Senin, 11 Oktober 2011, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sempat mengoda para wartawan yang bertugas di Istana. "Sudah dapat bocoran belum?" tanya SBY.
Para wartawan serempak menjawab belum. Mereka lalu meminta Presiden membocorkan nama-nama yang masuk dan keluar dari kabinet. "Bocorkan dong," kata sejumlah wartawan kepada Presiden. Mendengar itu, SBY hanya tersenyum, dan berlalu pergi.
Semenjak SBY memastikan akan melakukan reshuffle kabinet beberapa waktu lalu, spekulasi soal pergantian menteri ini memang kian marak. Dua hari belakangan, yang paling ramai dibicarakan adalah para menteri dari Partai Keadilan Sejahtera.
Partai ini ikut mengusung SBY dalam dua pemilihan umum. Dan dalam periode pemerintahan yang terakhir ini, PKS mendapat jatah empat kursi menteri. Tifatul Sembiring menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika, Menteri Pertanian Suswono, Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata dan Menteri Sosial Salim Segar al-Jufri.
Minggu malam, 10 Oktober 2011, Tifatul, Suswono dan Suharna dipanggil ke Cikeas, kediaman pribadi Presiden SBY di timur Jakarta. Salim Segar, kata Tifatul, tidak hadir dalam pertemuan itu karena sedang mengikuti pertemuan Menteri Sosial se-Asean di Semarang.
Sejumlah menteri lain yang juga hadir di Cikeas Minggu malam itu adalah Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, Menteri Kebudayaan dan Parawisata Jero Wacik, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi dan Kepala BKPM Gita Wirjawan. Sejumlah sumber VIVANews.com, Minggu malam itu, menuturkan bahwa pemanggilan para menteri itu terkait dengan rencana reshuffle.
Tapi kabar itu ditampik oleh Tifatul. Pertemuan di Cikeas itu, katanya, membahas soal persiapan SEA Games. Jika Tifatul benar, yang agak janggal adalah kehadiran Menteri Pertanian dan Menteri Riset dan Teknologi dalam pertemuan itu. Sebab pekerjaan keduanya jauh dari urusan olahraga.
Tifatul memang menjelaskan bahwa dalam pertemuan itu, Presiden SBY juga melakukan konsolidasi soal koalisi. Bahkan SBY mengajak para menteri PKS itu memperkokoh koalisi dan menjaga situasi kondusif.
Karena Pernyataan Anis Matta
Penjelasan yang sedikit terang soal pertemuan di Cikeas itu, baru disampaikan Tifatul Senin, 11 Oktober di Istana Negara. Tifatul hadir di Istana Negara untuk mendampingi Presiden SBY menerima kunjungan Presiden Slovakia Ivan Gasparovic.
Ketika ditanya wartawan, apakah pemanggilan para menteri dari PKS ke Cikeas ada hubungannya dengan kritik keras Sekjen partai itu, Anis Matta soal rencana reshuffle, Tifatul tidak menampik.
Pekan lalu, Anis memang terang-terangan menetang rencana reshuffle kabinet oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Reshuffle karena salah pilih atau salah urus? "Kami ini melihat ada gelagat, bahwa isu (reshuffle) ini lebih berorientasi pada pengaturan logistik menjelang Pemilu 2014, ketimbang perbaikan kinerja kabinet,” sindir Anis.
Anis juga mengkritik rencana reshuffle, karena menurutnya, seleksi menteri-menteri di Kabinet Indonesia Bersatu II kali ini sudah berjalan begitu ketat, bahkan melalui uji kelayakan dan kepatutan oleh SBY sendiri. “Kabinet yang ketat fit and proper test-nya, diganti. Sampai-sampai ada pakta integritas antara menteri dan presiden. Seleksi ketat, tapi perubahan sering,” ujar Anis.
Ia bahkan mengancam untuk membuka kontrak khusus antara PKS dan SBY, apabila SBY sampai me-reshuffle menteri-menteri dari PKS. “Kami pegang kontrak itu. Kontrak power sharing. Partai-partai lain tidak punya,” kata Anis.
Pernyataan keras Anis Matta itu, ternyata menjadi salah satu alasan dipanggilnya menteri-menteri Cikeas ke PKS. “Di antaranya karena itu. Tapi bukan karena pernyataan Pak Anis Matta saja. Teman-teman Demokrat kan juga mengeluarkan pernyataan. Jadi kedua belah pihak kami rapikan ke bawah, supaya suasana kondusif,” kata Tifatul di Istana Merdeka, Senin 10 Oktober 2011.
“Kami akan saling mengingatkan ke internal. Semalam kami mencoba semaksimal mungkin untuk itu, karena untuk membangun ke depannya, kita perlu keamanan dan stabilitas politik,” terang Tifatul. Ia melanjutkan, apabila suasana politik di tanah air diributkan oleh berbagai polemik, maka kinerja pemerintah akan terganggu.
“Kalau gonjang-ganjing terus, kalau suasana gaduh dan heboh terus, kapan kerjanya? Padahal secara prestasi, kabinet ini luar biasa kerjanya. Kerja kami terganggu, apalagi Presiden. Jadi kami semalam berjanji untuk sama-sama kontrol ke dalam,” imbuh Tifatul. Oleh karena itu, mantan Presiden PKS itu menyatakan, semalam Presiden SBY dan menteri-menteri PKS sepakat untuk memperbaiki situasi perpolitikan di Indonesia.
PKS Curiga Ditunggangi
Wasekjen PKS Mahfudz Siddiq menyatakan, Presiden SBY berhak untuk berdiskusi dengan para menterinya, termasuk menteri-menteri dari PKS, selaku atasan kepada bawahan. Namun soal reshuffle kabinet, ujar Mahfudz, Presiden harus langsung bicara kepada partai politik.
“Petugas partai yang ditugaskan menjadi menteri, sepenuhnya menjadi pembantu presiden. Mereka bekerja sesuai dengan arahan penugasan dari presiden. Mau dikritik habis oleh Presiden, silakan. Mau dikasih punishment pun silakan, karena itu urusan internal pemerintahan. Karena itu pula, partai juga tidak mau menyibukkan mereka dengan tugas di partai,” terang Mahfudz.
Ketua Komisi I DPR itu pun menegaskan, PKS tidak pernah mencoba mengganggu SBY dalam proses reshuffle kabinet. Menurutnya, PKS tidak pernah melakukan manuver apapun. “Apakah PKS melakukan manuver? Menawarkan A atau menawarkan B? Minta ini digeser ke sana atau itu digeser ke sini? Minta tambah atau kurang atau apa? PKS tidak pernah menginisiasi itu semua,” jelas Mahfudz.
Sementara soal pernyataan keras Anis Matta beberapa waktu lalu, Mahfudz mengatakan, hal itu hanya untuk menjawab pertanyaan wartawan, bukan dimaksudkan untuk menyerang apalagi mengancam Presiden. “Soal ada pernyataan-pernyataan yang dianggap mengganggu, itu karena ditanya wartawan. Kalau tidak ditanya, kami diam saja. PKS tidak mau turut campur urusan reshuffle. Tapi kalau Pak SBY mau me-reshuffle menteri dari PKS, kami tunggu komunikasinya,” ujarnya.
Mahfudz curiga, ada pihak-pihak yang ingin memanfaatkan rencana reshuffle untuk kepentingan tertentu. “Saya tahu ada pihak-pihak lain di luar PKS yang begitu aktif mengambil inisiatif, baik langsung ke Presiden atau ke pihak-pihak lain. Saya tidak tahu apakah Presiden terganggu atau tidak,” kata dia.
Reshuffle Jalan Terus
Apapun polemik dan spekulasi seputar reshuffle kabinet, Presiden SBY akan tetap melakukannya. Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, bahkan memastikan bahwa SBY akan mengumumkan reshuffle kabinet di Jakarta. “Insya Allah,” kata dia.
Julian pun mengatakan, saat ini SBY telah mempertimbangkan beberapa nama terkait reshuffle. Menurutnya, SBY tidak memerlukan banyak kandidat menteri. “Tidak perlu pakai kandidat-kandidat lagi. Tidak perlu diperdebatkan ada fit and proper test atau tidak. Langsung ditetapkan,” kata SBY.
Spekulasi yang santer beredar seputar reshuffle, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Gita Wirjawa akan diplot untuk dua posisi, yakni Menteri Keuangan atau Menteri Negara BUMN. Namun belum diketahui, Menkeu Agus Martowardojo dan Menneg BUMN Mustafa Abu Bakar yang menjabat saat ini, akan digeser ke mana. Adapun Tifatul Sembiring dikabarkan bakal digeser dari posisinya sebagai Menkominfo. Tapi belum diketahui juga dia akan digeser ke mana.